Pertumbuhan dan perkembangan balita adalah periode yang dikenal sebagai masa emas karena terjadi pertumbuhan yang sangat cepat, dan pembentukan kecerdasan balita. Hal ini terkait dengan asupan zat gizi yang diperoleh, apabila tidak terpenuhi bisa mengakibatkan gizi kurang Menurut Riskesdas 2013 Prevalensi status gizi balita sebesar 19,6% kasus malnutrisi. Peran orang tua, khususnya Ibu yang berperan dalam pemenuhan gizi pada balita sebab di usia tersebut anak sulit makan yang dapat mengakibatkan kurang gizi (Underweight). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Ibu dalam pemberian makanan bergizi pada balita status gizi baik yang kesulitan makan di Banjar Bhuana Merta Desa Tegal Harum Denpasar Barat. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan jenis penelitian kualitatif, dan menggunakan consecutive sampling. Sampel adalah 10 Ibu balita yang sesuai dengan kriteria. Analisis menggunakan triangulasi teknik dan waktu. Hasil Penelitian adalah seluruh Ibu telah berperan dalam pemilihan jenis bahan makanan bergizi pada balitanya, namun belum memberikan makanan yang bervariasi. Mayoritas Ibu belum menyajikan hidangan yang menarik untuk balita dari segi warna, rasa, cara pengolahan, bentuk makanan, serta alat makan belum menggunakan khusus balita. Mayoritas Ibu memberikan makan sesuai dengan keinginan balita, yaitu makan sambil bermain. Kesimpulan penelitian ini adalah peran pemilihan dan menciptakan situasi makan telah dilakukan Ibu balita, hanya peran penyajian yang belum dilakukan.
ABSTRAKPerkembangan teknologi memberikan dampak positif dan negatif terhadap penggunanya. Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan adalah munculnya perilaku bermain game online sampai kecanduan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola asuh terhadap perilaku game online di SMK Kesehatan PGRI Denpasar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Teknik sampling penelitian ini yaitu total sampling. Teknik analisa data ini menggunakan uji statistik non-parametrik korelasi Rank Spearmen. Dari total 36 sampel didapatkan hasil: (36,1%) remaja yang bermain game online di SMK Kesehatan PGRI Denpasar mendapat pola asuh yang rendah. Jenis pola asuh yang paling tinggi adalah pola asuh otoriter dengan kriteria tinggi yaitu 26 responden (72,2%), dan sebaliknya remaja tersebut paling minim mendapat pola asuh demokratis dengan jumlah 21 orang (58,3%) dengan kriteria rendah. Berdasarkan perilaku dari 19 responden (52,8%) memiliki perilaku sering. Hasil uji statistik menunjukkan signifikansi (2-tailed) atau nilai p yang diperoleh adalah sebesar 0,048 yaitu <0,05 dengan nilai koefisien korelasi atau nilai r antara pola asuh dan perilaku game online sebesar -0,331. Disimpulkan bahwa ada hubungan korelasi cukup dan negatif antara kedua variabel tersebut yang berarti semakin tinggi pola asuh maka semakin jarang perilaku game online pada remaja dengan nilai p sebesar 0,048 yaitu < 0,05. Diharapkan bagi orang tua agar dapat menerapkan pola asuh yang tepat pada remaja. Orang tua dapat meningkatkan control dan kehangatan kepada remaja. Orang tua dapat melakukan tindakan membatasi waktu bermain anak agar tidak menghabiskan banyak waktu untuk bermain game online.Kata kunci: Pola Asuh, Game Online, RemajaABSTRACTTechnological developments have a positive and negative impact on users. One of the negative effects caused was the emergence of online game play behavior until addicted. The purpose of this study was to determine the relationship of parenting behavior to online game behavior in PGRI Health Vocational School Denpasar. This study uses analytical research methods with Cross Sectional approach. The sampling technique of this research is total sampling. This data analysis technique uses a non-parametric statistical test of Spearmen Rank correlation. From a total of 36 samples, results were obtained: (36.1%) adolescents who played online games at SMK PGRI Denpasar's health received low parenting. The highest type of upbringing is authoritarian parenting with high criteria, namely 26 respondents (72.2%), and vice versa, the juvenile has the least democratic parenting with 21 people (58.3%) with low criteria. Based on behavior from 19 respondents (52.8%) had frequent behavior. The results of statistical tests show significance (2-tailed) or p value obtained is 0.048 which is <0.05, the correlation coefficient or r value between parenting and online game behavior is -0.333. It was concluded that there is a sufficient and negative correlation between the two variables, which means that the higher the parenting style, the less frequent online game behavior in adolescents with a p value of 0.048 is <0.05. It is expected that parents can apply proper parenting to adolescents. Parents can improve control and warmth to teenagers. Parents can take action to limit children's playing time so they don't spend a lot of time playing online games.Keywords: Parenting, Online Games, Youth
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.