ABSTRAKUpaya meningkatkan produktivitas lahan tambak dapat dilakukan dengan meningkatkan padat penebaran disertai dengan pemberian akuinput yang prima serta dukungan teknologi yang memadai. Tiga padat penebaran yaitu 750; 1.000; dan 1.250 ekor/m 2 , diaplikasikan pada tambak dengan luasan 1.000 m 2 dengan kedalaman air 1,8 m dilengkapi dengan sistem aerasi berupa kincir dan root blower, pompa submersible, automatic feeder, central drain dan collector drain serta Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL). Kapasitas sistem aerasi adalah 500 kg biomassa udang/HP. Udang dipelihara selama 105 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa padat penebaran yang diaplikasikan menghasilkan bobot akhir udang yang relatif sama berkisar 15, 48-16,30 (15,78±0,45)
One effort to increase dissolved oxygen concentration in pond waters is by applying bottom aeration system. The number of aeration point in the pond bottom allegedly affects oxygen solubility and shrimp farming performance. This study utilized two concreted ponds of 1000 m 2 each equipped with two bottom aeration systems built by 100 cm long of rubber diffuser, totaling 140 pieces (Treatment A) and 70 pieces (Treatment B). The PL-9 of L. vannamei were stocked with density of 600 ind/m 2 and reared for 70 days. Treatment A resulted dissolved oxygen of 3.04-10.36 (6.60±1.07) mg/L which were higher than Treatment B where the range of dissolved oxygen were 2.77-7.92 (6.08±0.95) mg/L. In contrast, nitrite, total nitrogen, phosphate and dissolved organic matter were lower within treatment A. Shrimp production, survival rate and feed conversion ratio in Treatment A were5, 620 kg, 93.6% and 1.12, respectively; whereas in treatment B were 4,000 kg, 80.7% and 1.51. Treatment A resulted in a better the L. vannamei farming compared to treatment B. To increase the supply of dissolved oxygen in the pond, a rubber diffuser can be used which is connected to a blower. ABSTRAKSalah satu upaya untuk meningkatkan oksigen terlarut di perairan tambak dapat dilakukan melalui sistem aerasi dasar. Jumlah titik aerasi dasar diduga mempengaruhi kelarutan oksigen dan berdampak pada performa budidaya udang di tambak. Penelitian ini menggunakan dua petak tambak beton masing-masing 1.000 m 2 dilengkapi dengan sistem aerasi dasar yang terbuat dari rubber diffuser sepanjang 100 cm, berjumlah 140 buah (Perlakuan A) dan 70 buah (Perlakuan B). Benur udang vaname PL-9 ditebar dengan padat penebaran 600 ekor/m 2 dan dipelihara selama 70 hari. Perlakuan A menghasilkan kelarutan oksigen 3,04-10,36 (6,60±1,07) mg/L lebih tinggi dibandingkan perlakuan B dengan kisaran oksigen terlarut 2,77-7,92 (6,08±0,95) mg/L. Sebaliknya parameter nitrit, total nitrogen, phosphat dan bahan organik terlarut lebih rendah di perlakuan A. Produksi, sintasan, dan rasio konversi pakan pada perlakuan A masing-masing 5.620 kg, 93,6% dan 1,12 dan perlakuan B masing-masing 4.000 kg, 80,7% dan 1,51. Perlakuan A menghasilkan performa budidaya lebih baik dibandingkan perlakuan B. Untuk meningkatkan pasokan oksigen terlarut di tambak dapat digunakan rubber diffuser yang dihubungkan dengan blower.Kata kunci: rubber diffuser, aerasi dasar, udang vaname
ABSTRAKPengolahan air buangan tambak superintensif (TSI) adalah usaha untuk mengurangi beban bahan pencemar yang terkandung di dalam air buangan TSI sehingga aman dan tidak membahayakan saat dibuang ke lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi desain dan performansi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dalam memperbaiki kualitas air buangan TSI sebelum dibuang ke badan air. IPAL terdiri atas kolam sedimentasi, dua kolam aerasi, dan satu kolam penampungan. Ke dalam kolam penampungan ditebari ikan mujair serta rumput laut Gracilaria sp. yang dibudidayakan dengan metode long line, berfungsi sebagai biokontrol. Sampel air diambil di bagian inlet IPAL, oulet kolam sedimentasi atau inlet kolam aerasi-1, outlet kolam aerasi-1 atau inlet kolam aerasi-2, outlet kolam aerasi-2 atau inlet kolam penampungan, serta outlet kolam penampungan, setiap dua minggu selama 105 hari pemeliharaan. Parameter yang diukur adalah total padatan tersuspensi (TSS), total amonia nitrogen (TAN), nitrit, nitrat, fosfat, bahan organik terlarut (BOT), dan biological oxygen demand
ABSTRAKBudidaya rumput laut di Indonesia semakin berkembang seiring dengan peningkatan permintaan bahan baku industri untuk pasar domestik dan eksport. Rumput laut Kappaphycus striatum, salah satu spesies rumput laut komersil, telah intensif dibudidayakan di perairan pantai. Saat ini, masalah utama yang dihadapi pembudidaya adalah rendahnya kualitas bibit yang berasal dari hasil budidaya. Seleksi varietas merupakan salah satu metode yang diharapkan dapat meningkatkan laju pertumbuhan rumput laut. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh seleksi varietas terhadap pertumbuhan rumput laut sehingga dapat dilakukan produksi bibit unggul untuk keperluan budidaya. Budidaya rumput laut K. striatum telah dilakukan di Teluk Laikang Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan dengan menggunakan metode long line. Seleksi varietas dilakukan berdasarkan parameter laju pertumbuhan harian (LPH) dan metode seleksi mengacu pada protokol seleksi yang telah dikembangkan pada rumput laut K. alvarezii. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LPH bibit hasil seleksi lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan dengan kontrol, di mana LPH seleksi mencapai 3,47%/hari, sedangkan LPH kontrol 1,81%/hari. Dari tiga siklus produksi bibit, rata-rata LPH hasil seleksi adalah 2,92%/hari dan kontrol 1,58%/hari, atau dapat diasumsikan terjadi peningkatan sebesar 84,25%. Kandungan karaginan dan kekuatan gel hasil seleksi relatif lebih tinggi dibandingkan kontrol, di mana LPH memiliki korelasi yang erat dengan kandungan karaginan (r=0,6604) tetapi relatif lebih rendah dengan kekuatan gel (r=0,1048). Kualitas air (salinitas, nitrat, fosfat, dan pH) selama penelitian berlangsung masih berada pada kisaran yang sesuai untuk pertumbuhan rumput laut.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.