Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan tanin serta menguji aktivitas antioksidan ekstrak biji alpukat segar dan kering. Penentuan kandungan total tanin dilakukan dengan metode Folin Ciocalteau, sedangkan penentuan tanin terkondensasi dilakukan dengan metode Vanilin-HCl dan aktivitas antioksidan diukur dengan metode DPPH. Hasil yang diperoleh menunjukkan kandungan total tanin biji alpukat biasa kering, biji alpukat mentega kering, biji alpukat biasa segar, biji alpukat mentega segar berturut-turut yaitu 117 mg/kg, 112 mg/kg , 41,3335 mg/kg dan 41 mg/kg. Kandungan tanin terkondensasi biji alpukat biasa kering, biji alpukat mentega kering, biji alpukat biasa segar, biji alpukat mentega segar berturut-turut yaitu 20,855 mg/kg, 16,966 mg/kg, 5,411 mg/kg dan 4,411 mg/kg. Aktivitas antioksidan tertinggi ditunjukkan oleh ekstrak biji alpukat biasa kering (93,045%), diikuti dengan biji alpukat mentega kering (92,970%), biji alpukat biasa segar (85,870%) dan biji alpukat mentega segar (67,645%). Biji alpukat memiliki persen aktivitas antioksidan yang tinggi sehingga dapat dipertimbangkan sebagai salah satu sumber antioksidan alami.
UJI TOKSISITAS DAN SKRINING FITOKIMIA TEPUNG GABAHPELEPAH AREN (Arenga pinnata)ABSTRAKTelah dilakukan penelitian uji toksisitas dan skrining fitokimia tepung pelepah aren. Tepung pelepah aren secara tradisional digunakan oleh masyarakat Tomohon sebagai obat untuk menghilangkan gatal-gatal dan luka bakar pada kulit, namun pemanfaatan ini belum dikenal secara luas di Sulawesi Utara. Pemanfaatan tepung pelepah aren sebagai obat tradisional ini belum banyak dilaporkan dalam literatur bahkan belum ada yang meneliti tentang sifat toksik dan kandungan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tepung pelepah aren. Tujuan penelitian dalam pengujian toksisitas adalah untuk mengetahui apakah tepung pelepah aren bersifat toksik atau tidak selanjutnya menentukan nilai LC50-nya untuk mengetahui jumlah konsentrasi penyebab ketoksikan tepung pelepah aren. Metode yang digunakan untuk pengujian toksisitas adalah dengan menggunakan larva udang jenis Artemia salina Leach. Dalam metode ini A. salina Leachdipakai sebagai bioindikator. Metode ini mudah dikerjakan, murah, waktu deteksi singkat dan dapat dipertanggungjawabkan. Hasil yang diperoleh dari ekstrak etanol tepung pelepah aren bersifat toksik dengan nilai LC50-nya adalah 6,295 ppm dan hasil pengujian fitokimia menunjukkan bahwa tepung pelepah aren mengandungsenyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid yang ditunjukkan dengan pembentukan endapan jingga ketika direaksikan dengan pereaksi dragendorf, triterpenoid yang ditunjukkan dengan perubahan warna jingga pada sampel dan tanin yang ditunjukkan dengan pembentukan endapan putih ketika direaksikan Gelatin.Kata kunci: pelepah aren, skrining fitokimia dan uji toksisitasTOXICITY TEST AND PHYTOCHEMICAL SCREENING ONPALM SUGAR LEAF MIDRIB FLOUR (Arenga pinnata)ABSTRACTA study of toxicity test and phytochemical screening on sugar palm midrib flour had been conducted. The flour is traditionally used as medicine to relieve itching and skin burn, although the use is not widely known in North Sulawesi. Utilization of this flour as a traditional medicine had not been widely reported in the literatures and the toxicity and content of secondary metabolites contained in the sugar palm midrib had not been studied. The purpose of this research was to determine the toxicity of the flour and the value of LC50 in order to find the concentration that causes its toxicity. The research method involved the use of Artemia salina Leach shrimp larvae as a bioindicator. This method was easy to perform, inexpensive, had short detection time, and reliable. The results showed that the ethanol extracted flour was toxic and had LC50 value of 6,295 ppm. The phytochemical screening showed that the flour contained secondary metabolite of alkaloid which was indicated by orange precipitation by using reagent Dragendorf, of triterpenoid which was indicated by orange discoloration, and of tannin which was indicated by white precipitate by using gelatin.Keywords: sugar palm midrib, phytochemical screening and toxicity test
ABSTRAK Telah dilakukan penelitian mengenai analisis senyawa metabolit sekunder dan uji toksisitas pada batang tanaman Patah tulang (Euphorbia tirucalli L.). Analisis senyawa metabolit sekunder dilakukan dengan skrining fitokimia yaitu senyawa alkaloid, flavonoid, triterpenoid, steroid, saponin dan tanin pada ekstrak segar dan kering batang tanaman Patah tulang. Penentuan toksisitas ekstrak etanol batang tanaman Patah tulang menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Uji toksisitas digunakan hewan uji Artemia salina Leach sebagai bioindikator. Pada skrining fitokimia diperoleh positif flavonoid, tanin dan steroid sedangkan alkaloid, saponin dan triterpenoid negatif. Data pengujian toksisitas diperoleh dari analisis Lethality Concentration 50 (LC50) yang dilakukan dengan metode probit menggunakan perangkat lunak SPSS 20.0 (untuk sistem operasi Windows). Hasil uji toksisitas ekstrak etanol batang Patah tulang menunjukkan bahwa ekstrak segar maupun kering bersifat sitotoksik dengan nilai LC50 (7,994ppm) untuk ekstrak etanol batang segar dan LC50 (9,940ppm) untuk ekstrak etanol batang kering. Kata kunci : Euphorbia tirucalli L., Senyawa metabolit sekunder, Toksisitas, Artemia salina Leach, LC50. ANALYSIS OF SECONDARY METABOLITE COMPOUNDS AND TOXICITY TEST OF STEM PLANT ETHANOL EXTRACTS OF PATAH TULANG (Euphorbia tirucalli L.) BY BRINE SHRIMP LETHALITY TEST’S METHOD (BSLT) ABSTRACT A research on the analysis of secondary metabolite compounds contained in the stem of patah tulang (Euphorbia tirucalli L.) and its toxicity had been done. The analysis was performed through phytochemical screening of alkaloids, flavonoids, triterpenoids, steroids, saponins and tannins on extracts of fresh and dried stem of the plant. Toxicity of ethanol extract of the stem was determined using Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) method with Artemia salina Leach as bioindicator. Phytochemical screening showed positive results for flavonoids, tannins, and steroids and negative one for alkaloids, saponins, and triterpenoids. Toxicity data were obtained from Lethality Concentration 50 (LC50) calculation trhrough probit analysis using SPSS 20.0 software (for Windows operating systems). Toxicity test showed that ethanol extracts of the fresh and dried stem were cytotoxic with LC50 value of 7.994 ppm and 9.940 ppm, respectively. Keywords: Euphorbia tirucalli L., Secondary metabolite compounds, Toxicity, Artemia salina Leach, LC50.
Biji buah alpukat telah banyak digunakan sebagai obat tradisional, oleh karena itu diperlukan informasi ilmiah tentang kandungan kimia dan efek samping yang ditimbulkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis senyawa-senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam biji alpukat, serta menentukan toksisitas ekstrak biji alpukat berdasarkan metode Brine Shrimp Lethality Test (BST). Skrining fitokimia merupakan suatu tahap seleksi awal untuk mendeteksi golongan senyawa kimia yang terdapat dalam ekstrak tumbuhan. Skrining fitokimia meliputi uji alkaloid, uji triterpenoid dan steroid, uji tanin, uji flavonoid dan uji saponin. Uji toksisitas menggunakan metode BST dengan bioindikator larva Artemia salina Leach. Hasil yang diperoleh dianalisis dengan analisis probit menggunakan SPSS 20.0 for Windows untuk mengetahui nilaiLethal Concentration50 (LC50). Berdasarkan skrining fitokimia, biji buah alpukat diketahui mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder, yaitu alkaloid, triterpenoid, tanin, flavonoid dan saponin. Nilai LC50 yang diperoleh berdasarkan uji toksisitas biji buah alpukat mentega segar dan kering, serta biji buah alpukat biasa segar dan kering, yaitu masingmasing sebesar 42,270 mg/L, 36,078 mg/L, 36,924 mg/L, dan 34,302 mg/L. K E Y W O R D S A B S T R A C T Avocado Phytochemical Toxicity Artemia salinaAvocado seed has been used as traditional medicine and therefore it is necessary to have scientific information about its chemical contents and its side effects. The purpose of this study was to analyze the secondary metabolite compounds contained in avocado seeds and to determine the toxicity of avocado seed extract using the Brine Shrimp Lethality Test (BST) method. Phytochemical screening is the initial step to detect the chemical compounds contained in plant extracts. Phytochemical screening test included alkaloids, triterpenoids and steroids,tannins, flavonoids, and saponins tests. Artemia salina Leach was used as a bioindicator in toxicity testing BST method. The results were then analyzed by probit analysis using SPSS 20.0 for Windows to determine Lethal Concentration50 (LC50) values. Based on phytochemical screening, avocado seeds contained several compounds of secondary metabolites, namely alkaloids, triterpenoids, tannins, flavonoids and saponins. LC50 values obtained by testing the toxicity of the butter local fresh and dried avocado seeds and of the ordinary local fresh and dried avocado seeds, were 42.270 mg/L, 36.078 mg/L, 36.924 mg/L and 34.302 mg/L, respectively.
SKRINING FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK BIJI ADAS (Foeniculum vulgare) MENGGUNAKAN METODE DPPH ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang skrining fitokimia dan uji aktivitas antioksidan ekstrak biji adas. Tujuan dari penelitian ini yaitu melakukan skrining fitokimia untuk mengetahui kandungan senyawa alkaloid, triterpenoid dan steroid, flavonoid, tannin, saponin dan menetukan aktivitas antioksidan dari ekstrak biji adas. Skrining Fitokimia untuk alkaloid ditentukan dengan menggunakan pereaksi Mayer, Dregendorff, Wagner. Triterpenoid dan steroid ditentukan menggunakan Mg bubuk. Senyawa tannin ditentukan dengan larutan FeCl3 1%. Senyawa saponin ditentukan menggunakan aquades. Ekstrak biji adas diperoleh dengan metode soxhletasi menggunakan pelarut petroleum eter dan uji aktivitas antioksidan menggunakan metode 1-1-difenil-2-pikrihidrazil (DPPH). Hasil penelitian menunjukan kandungan senyawa kimia biji adas positive mengandung senyawa falvonoid, tannin dan saponin, sedangkan untuk senyawa alkaloid, triterpenoid dan steroid memberikan hasil yang negatif. Aktivitas antioksidan dengan 1000; 2000; 3000; 4000; 5000 ppm, memberikan hasil berturut-turut yaitu 48.99 %, 33.92 %, 5.93 %, 21.23 %, 6.40 %. Aktivitas antioksidan biji adas tertinggi terdapat pada konsentrasi 1000 ppm dengan hasil 48.99 %. Biji adas memiliki persen aktivitas antioksidan yang baik, sehingga dapat didigunakan sebagai salah satu sumber antioksidan alami. Kata kunci : Antioksidan, Biji adas, DPPH phytochemical screening and antioxidant activity testing of fennel seed extract (foeniculum vulgare) Using the dpph method Abstract Has done research on phytochemical screening and testing fennel seed extract antioxidant activity. The purpose of this study is to determine the phytochemical screening compounds content of alkaloids, triterpenoids and steroids, flavonoids, tannins, saponins and determine the antioxidant activity of extracts of fennel seeds. Phytochemical screening for alkaloids was determined using reagent Mayer, Dregendorff, Wagner. Triterpenoids and steroids were determined using Mg powder. Tannin compounds determined with 1% FeCl3 solution and saponin determined using distilled water. Fennel seed extract obtained by the method soxhletasi using petroleum ether solvent and antioxidant activity assay using method 1-1-diphenyl-2-pikrihidrazil (DPPH). Research has been done showing the chemical content of fennel seeds contain compounds falvonoid positive , tannins and saponins . Antioxidant activity with 1000 ppm , 2000 ppm, 3000 ppm , 4000 ppm , 5000 ppm , respectively yield is 48.99 % , 33.92 % , 5.93 % , 21.23 %, 6.40 %. The highest antioxidant activity of fennel seeds contained 1000 ppm with 48.99 % result. Fennel seeds have a good percent antioxidant activity , so it can didigunakan as a source of natural antioxidants. Keywords : Antioxidants, Fennel seeds, DPPH
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.