Around 40.9 million Indonesians live in landslide prone areas. In the Ponorogo regency of the East Java province, there are 9 sub-districts that have been designated as landslide prone areas with the mild to severe category. One of the villages has experienced landslides in 2017, Banaran village of Pulung district, which 28 villagers became victim and 23 houses buried. Children are virtually one of the most vulnerable groups to being affected by disasters. The vulnerability of children to disasters is triggered by a limited risk understanding which results in a lack of preparedness in facing disasters. Achieving school preparedness is very important considering that Indonesia is a country with a high risk of disasters. It is very important to raise awareness of disasters as early as possible to minimize the impact of disaster risks. The preparedness of the school component is still below expectations, the regulations formed by providing education and simulations to students about disaster response and the impact of disasters are able to reduce disaster risk considering that children are one of the vulnerable groups. We counseled students of SDN Bekiring in Ponorogo to instill their understanding about landslide disaster mitigation. Sekitar 40,9 juta penduduk Indonesia tinggal di daerah rawan longsor. Di Kabupaten Ponorogo Provinsi Jawa Timur, terdapat 9 kecamatan yang telah ditetapkan sebagai daerah rawan longsor dengan kategori ringan sampai berat. Salah satu desa yang pernah mengalami longsor pada tahun 2017 adalah Desa Banaran Kecamatan Pulung yang mengakibatkan 28 warga menjadi korban dan 23 rumah tertimbun. Anak-anak sebenarnya merupakan salah satu kelompok yang paling rentan terkena bencana. Kerentanan anak terhadap bencana dipicu oleh pemahaman risiko yang terbatas yang berakibat pada kurangnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Mewujudkan kesiapsiagaan sekolah menjadi sangat penting mengingat Indonesia merupakan negara dengan risiko bencana yang tinggi. Sangat penting untuk meningkatkan kesadaran bencana sedini mungkin untuk meminimalkan dampak risiko bencana. Kesiapsiagaan komponen sekolah masih dibawah ekspektasi, regulasi yang dibentuk dengan memberikan edukasi dan simulasi kepada siswa tentang tanggap bencana dan dampak bencana mampu mengurangi risiko bencana mengingat anak merupakan salah satu kelompok rentan. Kami mendampingi siswa SDN Bekiring di Ponorogo untuk menanamkan pemahaman tentang mitigasi bencana longsor.
Kejang demam merupakan bangkitan kejang karena peningkatan suhu tubuh terjadi < 4 tahun. Memasukkan sendok kedalam mulut, menahan gerakan anak, memberikan selimut tebal, memberikan kopi, merupakan perilaku salah dalam penanganan kejang demam sebelum dibawa ke rumah sakit. Desain penelitian menggunakan korelasi, tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan keluarga tentang kejang demam dengan perilaku penanganan kejang demam sebelum dibawa ke rumah sakit. Populasi penelitian adalah seluruh keluarga yang menunggu anak mengalami kejang demam di rumah sakit umum muhammadiyah ponorogo. Sampling yang digunakan adalah porposive sampling. Sampel penelitian sejumlah 40 responden. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Tehnik analisa data dengan menggunakan Chi-Square nilai p hitung 5,012 dengan taraf signifikan < 0,05. Dari 40 responden, menunjukan bahwa pengetahuan keluarga tentang kejang demam berpengetahuan baik sejumlah 50%, sedangkan perilaku positif dalam penanganan kejang demam yaitu 67%, diuji validitas nilai r hitung > r tabel (0,3044) dan reabilitas nilai signifikan > 0,6. Hasil penelitian adanya hubungan antara pengetahuan keluarga tentang kejang demam dengan perilaku penanganan kejang demam sebelum dibawa ke rumah sakit di ruang anak tumah sakit umum muhammadiyah ponorogo. Bagi peneliti selanjutnya agar meneliti faktor yang mempengaruhi perilaku keluarga dalam penanganan kejang demam.
Program Pengabdian Kepada Masyarakat ini bertujuan untuk membentuk konselor sebaya terlatih dengan cara membekali pengetahuan dan ketrampilan konselor sebaya tentang kesehatan reproduksi remaja dan cara-cara menangani permasalahannya. Desain untuk mencapai tujuan tersebut dengan cara melatih sebagian siswa menjadi konselor sebaya tentang kesehatan reproduksi. Materi utama pelatihan ini adalah Kesehatan Reproduksi Remaja dan Cara-cara mengatasi permasalahannya, serta bagaimana menjadi konselor sebaya. Sasaran program adalah anggota OSIS SMK PGRI 1 Ponorogo. Pelatihan dilakukan 1 hari dan pendampingan dilakukan 1 hari. Jumlah siswa yang dilatih 20 siswa sebagai calon konselor sebaya. Hasil pelatihan menunjukkan 95% siswa meningkat secara signifikan skor pengetahun kesehatan reproduksi. Dan 100% siswa mampu berperan sebagai seorang peer educator secara efektif. Program pendidik sebaya hendaknya menjadi kegiatan ekstra kulikuler di semua sekolah baik tingkat SLTP maupun SLTA untuk mencegah perilaku seks yang tidak sehat pada remaja.
Abstrac Depression is increasingly common in patients who experience chronic chronic conditions such as stroke, diabetes, cancer and chronic pain disorders. Many people still see diabetes only in clinical terms, but diabetes and depression can trigger each other so that patients with diabetes mellitus are at high risk of depression. This study aims to determine the level of depression in patients with type 2 diabetes mellitus.The design of this study was descriptive with a population of all type 2 diabetes mellitus patients at the Internal Medicine Polyclinic Dr. Harjono Ponorogo numbered 186. The sampling technique used was Quota Sampling. The sample of this study were all type 2 diabetes mellitus patients in Dr. Harjono Ponorogo with a total of 56 respondents. Data analysis used the HDRS questionnaire to determine the level of depression in patients with type 2 diabetes mellitus. From the results of the study of 56 respondents Depression Level in Type 2 Diabetes Mellitus Patients as many as 25 respondents (44.68%) experienced moderate depression, 15 respondents (26.78%) experienced mild depression and as many as 7 respondents (12.5%) experienced depression heavy, while 9 respondents (16.07%) did not experience depression. The results of the study were concluded that almost half were in medium and small parts. More weight than done in conducting research, for example, the selection of respondents must be in accordance with the type of respondents studied. For the next researcher, it is suggested to conduct research on more unique factors that can affect the level of depression.Keywords: Depression Level, Type 2 Diabetes Mellitus Abstrak Depresi semakin banyak terjadi pada pasien yang mengalami kondisi kronik menahun seperti stroke, diabetes, kanker serta gangguan nyeri yang kronis. Banyak orang yang masih memandang diabetes hanya dari segi klinisnya saja, namun diabetes dan depresi dapat saling memicu sehingga pendertita diabetes mellitus resiko tinggi mengalami depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat depresi pada pasien diabetes mellitus tipe 2.Desain penelitian ini adalah deskripif dengan populasi seluruh pasien diabetes mellitus tipe 2 di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. Harjono Ponorogo berjumlah 186. Teknik sampling yang di gunakan adalah Quota Sampling. Sampel penelitian ini seluruh pasien diabetes mellitus tipe 2 di RSUD Dr. Harjono Ponorogo dengan jumlah 56 responden. Analisa data menggunakan lembar kuesioner HDRS untuk mengetahui tingkat depresi pada pasien diabetes mellitus tipe 2.Dari hasil penelitian terhadap 56 responden Tingkat Depresi Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 sebanyak 25 responden (44,68%) mengalami depresi sedang, 15 responden (26,78%) mengalami depresi ringan dan sebanyak 7 responden (12,5%) mengalami depresi berat, sedangkan sebanyak 9 responden (16,07%) tidak mengalami depresi.Hasil penelitian disimpulkan bahwa hampir setengahnya mengalami depresi sedang dan sebagian kecil mengalami depresi berat sehingga peneliti menyarankansupaya lebih mendetail dalam melakukan penelitian, contohnya seperti pemilihan responden harus sesuai dengan karakteristik responden yang diteliti. Bagi peneliti selanjutnya disarakan untuk melakukan penelitian tentang faktor yang lebih dominan yang dapat mempengaruhi tingkat depresi.Kata Kunci: Tingkat Depresi, Diabetes Mellitus Tipe 2
Gastroentritis adalah keadaan seseorang yang sering buang air besar atau biasa disebut dengan diare. Penderita gastoentitis mengalami buang air besar berkali-kali. Tujuan dalam studi kasus ini adalah untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dewasa penderita gastroentritis dengan masalah keperawatan kekurangan volume cairan meliputi pengkajian (analisis), membuat diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi keperawatan. Studi kasus dilakukan di RSU Muhammadiyah Ponorogo di ruang Mas Mansyur selama 3 hari mulai tanggal 06 – 08 Agustus 2019. Metode yang digunakan adalah metode keperawatan, mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Hasil pengkajian adalah pasien mengalami mual, muntah, mencret, nyeri, dan sering merasa haus. Tindakan untuk mengatasi kekurangan volume cairan adalah dengan memberikan intervensi manajemen cairan berupa pertahankan catatan intake dan output yang akurat, monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik), monitor vital sign, monitor masukan makanan atau cairan dan hitung intake kalori, Kolaborasikan pemberian cairan, monitor status nutrisi, dorong keluarga untuk membantu pasien makan, kolaborasi dengan dokter dan manajemen hipovolemia berupa monitor status cairan termasuk intake dan output cairan, monitor tingkat Hb dan hematokrit, monitor tanda vital, monitor respon pasien terhadap penambahan cairan, monitor berat badan. dorong pasien untuk menambah intake oral. monitor adanya tanda dan gejala kelebihan volume cairan. monitor adanya tanda gagal ginjal selama 3 hari. Dari hasil evaluasi didapatkan bahwa kekurangan volume cairan yang diderita pasien sebagian teratasi. Asuhan keperawatan ini diharapkan memenuhi kebutuhan volume cairan pada pasien.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.