Literasi sains menurut PISA (Prgram for international student assessment) adalah kemampuan menggunakan pengetahuan ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan dan menggambarkan bukti-bukti yang berdasarkan kesimpulan untuk dapat memahami dan membantu pembuatan kesimpulan tentang alam serta perubahan terhadap alam tersebut akibat aktivitas manusia. Literasi sains bersifat multidimensional. Individu yang “melek sains” adalah orang yang menggunakan konsep sains, keterampilan proses, dan nilai dalam membuat keputusan sehari-hari jika berhubungan dengan orang lain atau dengan lingkungannya, serta memahami interlasi anatara sains, teknologi dan masyarakat, termasuk perkembangan social dan ekonomi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan profil capaian literasi sains siswa SMP di kota purwokerto yang ditinjaau dari tigas aspek listerasi sains, yakni konten, proses, dan konteks. Penelitian dilakakukan pada siswa kelas 8 di SMP Negeri 1 Purwokerto, SMP Negeri 8 Purwokerto, dan SMP Muhammadiyah 1 Purwokerto dengan total responden berjumlah 184 siswa. Penelitian dimulai dengan tahap persiapan untuk mendapatkan soal literasi sains tingkat SMP yang valid. Selanjutnya, tahap pengambilan data yang dilakukan dengan mengambil jawaban-jawaban siswa yang mengerjakan soal tes literasi sains selama 90 menit. Tahap terakhir adalah perhitungan presentase capaian per setiap aspek literasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata prosentase kemampuan literasi sains siswa SMP di kota purwokerto masih rendah pada 3 aspek literasi sains yaitu aspek konten (53,80%), aspek proses (44,038%) dan aspek konteks (35,088%). Rendahnya salah satu aspek literasi sains akan berpengaruh terhadap aspek literasi sains lainnya. Rendahnya pemahaman konsep siswa terhadap pengetahuan sains akan berdampak pada rendahnya aplikasi sains. Saat ini siswa-siswa di tiga SMP di kota purwokerto yang menjadi subyek penelitian hanya memiliki kemampuan mengingat pengetahuan ilmiah berdasarkan fakta sederhana. Hasil pengukuran literasi sains yang dilakukan pada siswa-siswa SMP di kota purwokerto dapat menjadi acuan dalam memetakan kemampuan sains (IPA) dan kualitas pembelajaran sains (IPA) siswa SMP di kota Purwokerto Kata kunci: profil literasi sains; aspek literasi sains
High Order Thingking Skills (HOTS) merupakan bagian dari tuntutan kurikulum 2013. Model Guided Discovery Learning (GDL) merupakan salah satu model yang sesuai untuk penerapan kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model GDL terhadap HOTS siswa pada materi jaringan hewan di kelas XI SMA Negeri 1 Baturraden. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI MIPA 1 sebagai kelas control dan kelas XI MIPA 2 sebagai kelas eksperimen. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Desain penelitian menggunakan post-test only control grup desain. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2019. Tahapan penelitian meliputi: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Teknik analisis data menggunakan uji T, uji F, dan uji Eta. Hasil penelitian mendapatkan hasil bahwa: terdapat perbedaan nilai rata-rata HOTS siswa antara kelas eksperimen dan kelas control (nilai sig=0,01) dengan nilai rata-rata HOTS siswa di kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai di kelas control. Penerapan model Guided Discovery Learning berpengaruh terhadap HOTS siswa (nilai sig = 0,01) dengan kekuatan pengaruh rendah (koefisien korelasi=0.392). Meskipun kekuatan pengaruh model GDL terhadap HOTS rendah, namun ada kepastian bahwa perbedaan nilai rata-rata HOTS siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol disebabkan karena perbedaan model pembelajaran yang digunakan.
This research aimed to find out the effect of CTL model towards the student's science literacy on bio diversity inMAN 2 Banyumas. This quasi experiment research was conducted in September 2018 using posttest only controlgroup design. The samples of this research were the tenth graders of MIPA 3 as the control class and the tenth graders of MIPA 5 as the experiment class that were chosen using cluster random sampling. The data of this research were the student's science literacy score that included content, context, and science process which were collected using written test and observation. The written test was used to measure the content and context of the science literacy, while the observation was used to measure the process. The data were then analyzed using t-test, F-test, and Eta correlation test. The results showed that CTL model has a strong effect toward the student's science literacy with correlation score 0.638. CTL model also had various effects on each aspect. It showed low effect on the aspect of content with correlation score 0.296 and strong effects on the aspect of context and process with correlation score 0.644 and 0.613. Based on the results, it was concluded that CTL model had some effects toward the student's science literacy on bio diversity in MAN 2 Banyumas. Keywords: CTL Model, Student's Science Literacy, Bio Diversity
<p><em>Pembelajaran adalah proses interaksi antara guru dan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan tertentu. Proses pembelajaran yang baik khususnya di kelas dapat terlaksana jika seorang guru menguasai keterampilan mengajar. Keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki guru meliputi keterampilan pada saat pra pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran (penguasaan materi pembelajaran, penggunaan pendekatan atau strategi pembelajaran, pemanfaatan sumber belajar/ media pembelajaran, pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa, penilaian proses dan hasil belajar, serta penggunaan bahasa), dan kegiatan penutup. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu (quasy eksperiment) yang bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh penerapan metode diskusi-simulasi terhadap keterampilan mengajar mahasiswa calon guru biologi pada mata kuliah mikro teaching. Penelitian dilakukan terhadap mahasiswa calon guru biologi Semester 6 yang melakukan praktek pembelajaran mikro sebelum dan sesudah penerapan metode diskusi simulasi di kelas. Instrumen pengambilan data berupa lembar observasi pengamatan yang berisi indikator-indikator keterampilan dasar mengajar. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji t berpasangan (paired-t test sample) dan uji korelasi menggunakan SPSS 16. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa rata-rata keterampilan mengajar mahasiswa pada awal pembelajaran mikro adalah 69,83, setelah tiga kali perlakuan nilai rata-rata keterampilan mengajar mahasiswa meningkat menjadi 74, 35. Ujian mandiri yang dilakukan pada akhir pembelajaran mikro menunjukkan bahwa penerapan metode diskusi-simulasi berpengaruh terhadap keterampilan mengajar mahasiswa calon guru biologi yang dibuktikan dengan nilai uji t = 0,00 dan nilai korelasi = 0,543. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa metode diskusi-simulasi efektif terhadap peningkatan keterampilan mengajar mahasiswa calon guru biologi. </em></p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.