Problematika pembelajaran PAI di SMK Islam Raden Fatah Tugu Mulyo Sumatera Selatan dominan terhadap tiga aspek masalah yaitu : Minat belajar yaitu; Peserta didik bolos belajar, tidak masuk kelas tanpa keterangan, tidak mengerjakan tugas baik, Mencontek, Malas-malasan, peserta didik malas mengikuti kegiatan keagamaan, terlambat masuk kelas, kurang aktif dalam mengeluarkan pendapat dan jarang bertanya, dan akhlak yang tidak baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis problematika pembelajaran PAI di SMK Islam Raden Fatah Tugu Mulyo Sumatera Selatan, faktor-faktor yang mempengaruhi problematika pembelajaran PAI di SMK Islam Raden Fatah Tugu Mulyo Sumatera Selatan dan menganalisis solusi problematika pembelajaran PAI di SMK Islam Raden Fatah Tugu Mulyo Sumatera Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus, penelitian ini mendeskripsikan data informasi yang berdasarkan fkta yang diperoleh dari lapangan. Penelitian ini mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, peribahan, hubungan, kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena lain. Deskriptip dalam penelitian ini digunakan untuk mengembangkan teori yang dibangun melalui data yang diperoleh di lapangan.. Beberapa solusi yang dilakukan untuk memecahkan problem yang terjadi di SMK Islam Raden Fatah, yaitu; melakukan bimbingan dan arahan agar selalu menjaga semangat dalam belajar kepada peserta didik oleh kepala sekolah, waka kesiswaan, dan guru. menambahkan tentang pentingnya nilai-nillai mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, meningkatkan kemampuan guru Pendidikan Agama Islam , memberikan layanan terbaik, dan mengaktifkan dan memperbaiki hubungan masyarakat melalui rapat guru dan orang tua, home visit, kunjungan orang tua ke sekolah, pemanggilan orang tua, dan sharing perkembangan peserta didik melalui media tekhnologi. Kata Kunci: Problematkan Pembelajaran, Pendidikan Agama Islam, Faktor Problematkan Pembelajaran
Profesi dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan atau jabatan yang menurut keahlian, yang didapat melalui pendidikan dan latihan tertentu, menurut persyaratan khusus memiliki tanggung jawab dan kode etik tertentu. Kode etik merupakan hal penting dalam sebuah profesi karena dengan adanya kode etik profesi tersebut akan menjunjung profesi, melindungi anggota profesi, mengatur tindakan dan tingkah laku anggota profesi. perlu memiliki organisasi untuk memudahkan antar anggota profesi dalam melakukan komunikasi dan hubungan kerja sama untuk mencapai tujuan bersama.Misi utama guru menurut undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005, Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing Profesi, mengarahkan , melatih, menilai, dan mengembangkan peserta didik pada jalur pendidikan formal
Profesi guru berperan sebagai pendidik. Mendidik itu sebagian dilakukan dalam bentuk mengajar, memberikan dorongan, memuji, menghukum, memberi contoh, dan membiasakan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat lebih dalam apakah guru agama berperan dalam membentuk akhlak siswa. Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian kualitatif. Setelah dilakukan pembahasan dan analisis guna menjawab pokok permasalahan dalam penelitian yang dilakukan maka yang menjadi titik tekan sebagai kesimpulan yaitu Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam membentuk akhlak siswa terhadap Allah SWT, terhadap Sesama dan Lingungan dengan pembiasaan yang dilakukan melalui kegiatan pembiasaan seperti doa sebelum pelajaran dimulai, mengaji yang dimulai dari jam 07.00 - 08.30 WIB serta sholat berjamaah setiap hari agar terbentuknya akhlak mulia terhadap siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 03 Baradatu.
This article explores the development of teacher quality dimensions in improving the quality of national education. Methods This research uses a case study with a mixed methods approach. The sampling technique uses a random sampling technique with respondents. Based on the findings in this study, the results of the analysis were obtained with a Satorra-Bentler Scaled Chi-Square value of 189.190 and a p-value coefficient of 0.070 > 0.05, RMSEA of 0.030 <0.080, CFI ≥ 0.90, so the model obtained is "good fit" (acceptable model suitability) then the dimensions in the professional management of teachers in improving the quality of education are the three dimensions of learning which include lesson preparation, implementation, and evaluation. In addition, the results of the information obtained by students expect quality teachers such as having preparation, knowledge/ability in teaching, class management, personality, dedication, open-mindedness, responsibility, varied teaching methods, punctual work, and good judgment. This research suggests that if changes in the education system need to be developed, policy recommendations prioritize teacher staff and the determinants of teacher effectiveness. Artikel ini bertujuan untuk mendalami perkembangan dimensi kualitas guru dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional. Metode Penelitian ini menggunakan studi kasus dengan pendekatan mix methods. Teknik sampling menggunakan teknik random sampling dengan responden. Berdasarkan temuan pada penelitian ini diperoleh hasil analisis dengan nilai Satorra-Bentler Scaled Chi-Square sebesar 189,190 dan koefisien p value sebesar 0,070 > 0,05, RMSEA sebesar 0,030 < 0,080, CFI ≥ 0,90, maka model yang diperoleh adalah “good fit” (kecocokan model dapat diterima). Oleh sebab itu, dimensi dalam pengelolaan profesional guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan yaitu pada tiga dimensi pembelajaran yang meliputi persiapan pembelajaran, implementasi dan evaluasi. Selain itu, hasil informasi yang diperoleh siswa mengharapkan guru yang berkualitas seperti memiliki persiapan, pengetahuan/ kemampuan dalam mengajar, manajemen kelas, berkepribadian, berdedikasi, berpikiran terbuka, bertanggung jawab, metode pengajaran yang bervariasi, tepat waktu dalam bekerja serta melakukan penilaian yang baik. Saran penelitian ini yaitu jika perubahan sistem pendidikan perlu dikembangkan maka rekomendasi kebijakan mengedepankan tenaga guru dan faktor penentu efektivitas guru
Logistic procurement as a fisherman's priority is contained in Indonesian law but its implementation still uses the conventional method. This brings about a direct contact transaction in the form of oral and in writing with calculation, data collection, and ordering materials, as well as control variables to determine the exact value. However, modernization is needed to advance fisherman logistics procurement parameters. The result showed the technology generated a user acceptance value of 83,638%. This value showed that the technology is properly targeted to the fisherman's goals and can be used as a replacement.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.