Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesiapan guru sebagai “Role Model” keterampilan abad 21 pada pembelajaran IPA SMP dilihat dari perangkat pembelajaran berupa RPP yang telah disusun dan dikembangkan. RPP yang disusun dan dikembangkan oleh 20 guru SMP di Kota Mataram, dianalisis dan diberi penilaian sesuai indikator pengembangan RPP yang mengacu pada kurikulum 2013. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode campuran (mixed method) yaitu menggunakan model Exploratory Design. Metode ini terdiri atas tiga proses sebagai berikut: (1) Proses kualitatif; (2) Proses kuantitatif; dan (3) Proses interpretasi data didasarkan pada proses pertama dan kedua. Hasil analisis dan penilaian RPP guru kelas VII dan kelas VIII masing-masing memiliki tingkat kelayakan yang berkisar dari 46%-70% dan 70%-85%. Kesalahan yang sering terjadi dari RPP yang telah dibuat adalah tidak ada kecocokan antara kompetensi dasar dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang dikembangkan, serta belum terlihat kecakapan abad 21 (HOTS) dalam kegiatan pembelajaran yang dirancang. Fakta ini menunjukkan perlu adanya penjelasan lebih detail tentang RPP agar mampu mencapai tujuan pembelajaran sesuai keterampilan abad 21 yang diharapkan.
This study aims to development of chemical learning material based PBL to improve metacognition skills of students on the material of electrolyte and nonelectrolyte solutions. The type of research used is Research and Development (R & D) with the modification of 4D model into 3D which consists of define, design and develop. The results showed that the average score of the feasibility of learning materials of 3.18 with medium category, The average score of teacher response and the response of learners is 3.58 with the practical category. The effectiveness data of learning materilas based PBL was obtained from N-Gain metacognition skill score of 0.51 in the medium category, meaning that chemical learning materials based PBL is effective to improve metacognition skills on the topic of electrolyte and nonelectrolyte solutions. Keyword: Chemical learning material, problem based learning, metacognitive skills.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kesiapan guru terhadap pembelajaran abad 21 yang menuntut keterampilan abad 21 (4C) dalam pembelajaran IPA se kota mataram yang dilihat berdasarkan LKPD yang dikembangkan guru. Subyek uji yang digunakan dalam penelitian yaitu guru-guru IPA se kota mataram yang mengajar di kelas VII dan VIII yang berjumlah 20 orang. Penelitian ini dilakukan dengan memberi penilaian terhadap perangkat pembelajaran (LKPD) yang telah disusun dan dikembangkan oleh guru mata pelajaran IPA. Penilaian perangkat pembelajaran ini mengacu pada kriteria dan indikator pengembangan LKPD yang tertera pada kurikulum 2013. Hasil penelitian memberikan fakta bahwa masih banyak guru yang menyusun LKPD tidak sesuai dengan pembelajaran abad 21 dan kurikulum 2013. Keterampilan abad 21 yang diharapkan tidak jelas terlihat dalam skema LKPD yang disusun. Hasil penilaian terhadap LKPD guru berkisar antara 33% sampai 66%, sehingga masih perlu adanya perbaikan terhadap LKPD tersebut.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dengan pendekatan brain-based learning terhadap hasil belajar kimia materi pokok struktur atom dan sistem periodik unsur pada siswa kelas X SMAN 1 Kediri. Penelitian ini merupakan quasi experimental, dengan bentuk nonequivalent control group design with proxy pretest. Sampel terdiri atas dua kelas yang diperoleh menggunakan teknik purposive sampling. Kelas X B sebagai kelas kontrol menggunakan metode konvensional (ceramah dan diskusi kelompok) dan kelas X C sebagai kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dengan pendekatan brain-based learning. Posttest yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa berupa tes pilihan ganda. Berdasarkan hasil posttest pada kelas X B diperoleh nilai rata-rata 68 dengan ketuntasan klasikal 43,75% sedangkan pada kelas X C nilai rata-rata adalah 54 dengan ketuntasan klasikal 15,78%. Berdasarkan nilai rata-rata dan ketuntasan klasikalnya, model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray (TSTS) dengan pendekatan brain-based learning tidak memberikan pengaruh yang lebih baik daripada metode konvensional (ceramah dan diskusi) terhadap hasil belajar kimia materi pokok struktur atom dan sistem periodik unsur pada siswa kelas X SMAN 1 Kediri. Hal ini terjadi karena beberapa hal, yakni faktor internal dan fakor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar, baik berupa keseriusan, minat dan perhatian, maupun penguasan siswa terhadap metode pembelajaran yang diterapkan. Kata kunci : Two Stay Two Stray (TSTS), Brain-Based Learning, Hasil Belajar KimiaAbstract: This study is a quasy experimental that purposing to know the effect of Two Stay Two Stray cooperative learning using brain-based learning approach towards the students' chemistry learning achievements on atomic structure and elements periodic system for X grade students of SMAN 1 Kediri. The learning result used are cognitive aspect. The instrument uses for data collecting are a multiple choice test. Based on the class XB posttest results obtained average value 68 with classical completeness 43.75% while the XC-class average value is 54 with a classical completeness 15.78%. Based on the average value and classical completeness, cooperative learning model two stay two stray (TSTS) with brain-based learning approach does not give a better effect than the conventional method (lecture and discussion) on learning outcomes chemistry subject matter of atomic structure and systems periodic elements in class X of SMAN 1 Kediri. This happens for several reasons, namely internal factors and external factors that affect learning outcomes, either in the form of seriousness, interest and attention, as well as students' mastery learning methods applied.
Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menghasilkan multimedia interaktif sistem koloid yang layak diterapkan di sekolah, dan menguji keefektifan multimedia interaktif tersebut dengan: 2) mengetahui apakah penguasaan konsep siswa yang menggunakan multimedia interaktif berbasis kontekstual lebih baik daripada penguasaan konsep siswa yang tidak menggunakan multimedia interaktif berbasis kontekstual pada materi pokok sistem koloid; dan 3) mengetahui apakah keterampilan berpikir kritis siswa yang menggunakan multimedia interaktif berbasis kontekstual lebih baik daripada keterampilan berpikir kritis siswa yang tidak menggunakan multimedia interaktif berbasis kontekstual pada materi pokok sistem koloid. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development (R&D) dengan mengikuti model pengembangan Borg &Gall. Hasil validasi ahli oleh 4 validator dan uji coba terbatas oleh 10 siswa menunjukkan bahwa multimedia interaktif sangat layak digunakan dengan skor masing-masing sebesar 4,21 dan 4,36. Uji coba lapangan menggunakan desain non-equivalent control group design dengan 2 kelas sampel, menghasilkan nilai probabilitas penguasaan konsep sebesar 0,00 (p < 0,05) dan nilai probabilitas keterampilan berpikir kritis sebesar 0,00 (p < 0,05). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) pengembangan produk pembelajaran berupa multimedia interaktif berbasis kontekstual dapat dikembangkan dengan cara melakukan analisis materi pada setiap sub materi sebagai dasar pengembangan produk awal, selanjutnya diuji kelayakan dan efektivitasnya serta direvisi lewat validasi ahli, uji coba terbatas, dan uji coba lapangan sehingga dihasilkan produk akhir yang layak digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah, 2) penguasaan konsep siswa yang menggunakan multimedia interaktif berbasis kontekstual lebih baik daripada penguasaan konsep siswa yang tidak menggunakan multimedia interaktif berbasis kontekstual pada materi pokok sistem koloid, dan 3) keterampilan berpikir kritis siswa yang menggunakan multimedia interaktif berbasis kontekstual lebih baik daripada keterampilan berpikir kritis siswa yang tidak menggunakan multimedia interaktif berbasis kontekstual pada materi pokok sistem koloid.Kata kunci: : multimedia interaktif, kontekstual, penguasaan konsep, keterampilan berpikir kritis Abstract : The aims of this study were to: 1) generate interactive multimedia of colloidal system which is suitable to be implemented in schools, and to test the effectiveness of an interactive multimedia by: 2) knowing whether concepts mastery of students who use context-based interactive multimedia is better than concepts mastery of students who do not use context-based interactive multimedia on subject matter of colloidal system, and 3) knowing whether critical thinking skill of students who use context-based interactive multimedia is better than critical thinking skill of students who do not use context-based interactive multimedia on subject matter of the colloidal system. The method used in this study was research ...
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.