Hygiene dan sanitasi wajib diterapkan sebagai program kelayakan dasar dalam industri pangan untuk menjamin kesehatan dan keamanan pada produk. Tujuan penelitian adalah untuk identifikasi dan mengobservasi penerapan sistem kendali mutu (SSOP) di PT. Perkebunan Nusantara XII yang memproduksi teh hitam dengan metode CTC. Metode dalam penelitian ini adalah obeservasi partisipan secara langsung. Terdapat 8 kunci yang diterapkan yaitu keamanan air, kondisi permukaan yang kontak dengan bahan pangan, pencegahan kontaminasi silang, menjaga fasilitas pencuci tangan, sanitasi dan toilet, proteksi dari bahan-bahan kontaminan, labeling – storaging, dan penggunaan bahan toksin yang benar, pengawasan kesehatan karyawan, dan pengendalian hama. Hasil penelitian menunjukan, sistem kendali mutu (penerapan SSOP) di PTPN XII Malang sudah cukup baik dan sesuai prosedur, namun masih banyak yang harus diperhatikan dan mendapatkan pengawasan yang lebih intens yaitu, kedisiplinan karyawan untuk mencuci tangan sebelum memasuki area produksi serta pemakaian kelengkapan seragam khusus di area produksi yang belum maksimal. Pada area produksi yang kadang masih terdapat sisa dari daun teh yang jatuh dilantai atau bubuk teh di bagian sortasi dan pengemasan. Tingkat kedisiplinan karyawan harus lebih ditingkatkan sesuai ketentuan dalam penerapan SSOP pada produksi teh hitam di PTPN XII Malang agar kuantitas dan mutu teh tetap terjaga dengan baik dan menghindari adanya kontaminasi silang di area produksi.
The phytochemical compounds in bintaro fruit can be used as herbs to maintain health. The compounds that play a role are flavonoids and phenols. These two compounds can be used as a reference for measuring the level of antioxidant activity in natural materials. There is a correlation between total phenols, total flavonoids, and antioxidants (IC50) found in natural ingredients. The purpose of this study was to determine the total phenol content, flavonoids, and antioxidant activity in the ethanol extract of Bintaro fruit. Bintaro fruit was extracted using ethanol solvent by maceration method which was then evaporated with a rotary evaporator on the obtained macerate. The extract obtained was then analyzed for levels of total flavonoids, total phenols, and antioxidants (IC50). Ethanol extract of bintaro fruit in the study produced total phenol content of 73.04 mg GAE/g extract, flavonoids 41.61 mg QE/g extract and had antioxidant activity (IC50=275.06 ppm). Recommended for in vivo or in vitro assay for certain diseases using these extracts.Further research is needed with the use of other solvent to see optimall in the screening of active compounds.
Flour Tortilla merupakan jenis makanan khas dari Meso-Amerika yang berbentuk roti pipih dan digunakan sebagai hidangan seperti burrito, taco (Meksiko) dan kebab, salad wrap (Indonesia). Penggunaannya yang banyak berbanding terbalik dengan kandungan gizinya sehingga diperlukan bahan tambahan untuk meningkatkan kualitas gizi dari flour tortilla seperti penambahan tepung kacang hijau yang memiliki kandungan gizi seperti serat, vitamin A, asam folat, vitamin B1, vitamin B2, protein, karbohidrat, kalsium, dan fosfor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil terbaik dan perbedaan uji organoleptik pada produk tortila substitusi tepung kacang hijau. Rancangan yang digunakan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan substitusi tepung kacang hijau yaitu 0%, 10%, 20%, dan 30%. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan software SPSS dengan metode kruskal wallis dan mann-whitney. Hasil terbaik terdapat pada penggunaan tepung kacang hijau sebesar 20% dengan rata-rata tertinggi pada tiap parameter yaitu warna 3.16, rasa 3.04, aroma 3.20, dan tekstur 2.96. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan tepung kacang hijau mempengaruhi hasil organoleptik dan diperlukan penelitian lebih lanjut terhadap sifat fisik produk tortila.
Nutrition affects the immune system and the development of oral health, including periodontal tissue health. Stunted children experience decreased salivary flow rate causing the growth of microorganisms that cause periodontal disease. Porphyromonas gingivalis is referred to one of the keystone pathogens in the development of periodontal disease. This study aimed to identify the number of Porphyromonas gingivalis ATCC 33277 bacteria in stunted child saliva. This was a descriptive study with a cross sectional design. Prior to collection, subjects were instructed to rinse their mouth for 30 seconds using distilled water, saliva was collected with draining method, then 2 mL of saliva was taken, and DNA was isolated from Porphyromonas gingivalis ATCC 33277. DNA amplification and DNA calculation of Porphyromonas gingivalis ATCC 33277 were performed by using Real-time PCR. The results obtained 23 stunted children age 6-12 years as subjects. The average number of Porphyromonas gingivalis ATCC 33277 bacteria in stunting child saliva was 230.8 x 106 ± 320.1 x 106 CFU/ml. In conclusion, the number of Porphyromonas gingivalis ATCC 33277 is higher in stunted children saliva than in normal child saliva. Keywords: stunted children; Porphyromonas gingivalis ATCC 33277 bacteria; periodontal diseases Abstrak: Gizi memengaruhi sistem pertahanan dan perkembangan kesehatan rongga mulut termasuk kesehatan jaringan periodontal. Anak stunting mengalami penurunan laju alir saliva yang menyebabkan pertumbuhan mikroorganisme penyebab penyakit periodontal, antara lain Porphyromonas gingivalis sebagai salah satu keystone pathogens dalam perkembangan penyakit periodontal. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jumlah bakteri Porphyromonas gingivalis ATCC 33277 pada saliva anak stunting. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Sebelum pengambilan saliva, subjek diinstruksikan berkumur selama 30 detik menggunakan akuades. Pengambilan saliva dengan metode draining selama 10 menit, saliva terkumpul sebanyak 2 mL, dan dilakukan isolasi DNA bakteri Porphyromonas gingivalis ATCC 33277. Amplifikasi DNA dan perhitungan jumlah DNA bakteri Porphyromonas gingivalis ATCC 33277 dilakukan menggunakan Real-time PCR. Hasil penelitian mendapatkan 23 anak stunting dengan usia 6-12 tahun. Rerata jumlah bakteri Porphyromonas gingivalis ATCC 33277 pada saliva anak stunting 230,8x106±320,1x106 CFU/ml yang lebih tinggi daripada anak sehat yaitu 180,8x106±201,8x106 CFU/mL Simpulan penelitian ini ialah rerata jumlah bakteri Porphyromonas gingivalis ATCC 33277 pada saliva anak stunting lebih tinggi daripada saliva anak normal. Kata kunci: anak stunting; bakteri Porphyromonas gingivalis ATCC 33277; penyakit periodontal
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.