Abstract. A qualitative phenomenological study was conducted to identify and describe the phenomenon of corruption psychology. Two corruptors were interviewed to explore their perceptions on corrupt practices in Central Java. The interview conducted to explore informant perceptions on a real process. Interview data collected resulted in five themes: (1) Corruption is an act of abuse the authority, identical with theft, something that not run correctly, and using public money for personal and group interest intentionally; (2) The motives of the informants in doing corruption are solidarity with the friends' doer, system that enables to corrupt, to earn much more money, and make friends; (3) Process of corruption; budget-making has been done by legislative and executive institution; marking-up the budget, facilities and allowances; reporting the administrative data manipulatively; interrelating chain in corruption process; and distributing the aspiration fund without a proof of receipts; (4) The impact of corruption is making someone's wiser in life, putting the corruptors in to the jail, humiliating their big family, and also, having a more debt, and (5) The settlement of problems that they employ is by using emotion-focused coping. Keywords: corruption, phenomenology, motive, impact, copingAbstrak. Penelitian kualitatif fenomenologi ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan menggambarkan fenomena psikologi korupsi. Dua pelaku korupsi diwawancarai untuk menggali persepsi makna pengalamannya dalam melakukan proses korupsi yang terjadi di Jawa Tengah. Data penelitian menghasilkan lima tema, yaitu: (1) Definisi korupsi, yaitu penyalahgunaan jabatan, identik dengan pencurian, tidak berjalan sesuai dengan aturan yang sesungguhnya, dan penggunakan uang negara secara sengaja untuk kepentingan pribadi maupun kelompok; (2) Motif melakukan korupsi, yaitu karena faktor solidaritas dengan teman-temannya, adanya sistem yang memungkinkan terjadinya korupsi, untuk mendapatkan uang dan pekerjaan; (3) Proses terjadinya korupsi, yaitu pembuatan anggaran yang dilakukan oleh lembaga legislatif bersama dengan lembaga eksekutif, memperbesar anggaran, fasilitas maupun tunjangan untuk kepentingan mereka, laporan administratif dimanipulasi, mata rantai korupsi yang saling berkaitan, dan penyaluran dana aspirasi tanpa memakai bukti kuitansi; (4) Dampak terhadap pelaku korupsi, yaitu mendapatkan hikmah hidup yang berharga; masuk penjara; berdampak pada keluarga dan memiliki hutang baru yang lebih besar; serta (5) Cara mengatasi masalah (coping) akibat korupsi, yaitu menggunakan emotion focused coping.
This study explores Islamic influences on corporate bribery practices in Indonesia. As the dominant religion in Indonesia, Islam substantially influences society in everyday life, including business practices. Although bribery issues in Indonesia have been raised in great numbers for many years, few studies have explored the role of Islamic influences in the ways businesspeople rationalize corporate bribery. This study aims to explore the lived experiences of businesspeople involved in corporate bribery. The authors conducted a phenomenological study to analyze the mindsets of businesspeople who used the Islamic religion to rationalize corporate bribery. To this end, a phenomenological study was conducted based on in-depth interviews with inmates who were imprisoned for their bribery practices in Indonesia. The interview data were subsequently analyzed and revealed several ways that Indonesian businesspeople invoked Islam to rationalize their practices of bribery and render them coherent with their mindsets. The analyses in this study provide insights into how to curb the rationalization of corporate bribery via religious perspectives and point to recommendations for future research.
AbstrakPeran pengembangan wawasan yang terkait dengan masalah pembangunan bangsa merupakan hal yang penting karena peran gender bisa meningkatkan keadilan dan persamaan hak. Meski demikian, ketidakadilan dalam dunia kerja masih kerap terjadi. Ketidakadilan sistem kerja telah menyebabkan pekerja perempuan menjadi miskin, bodoh, dan terasing. Selain itu, pekerja perempuan juga masih mendapat perlakuan yang melecehkan, memarjinalkan, dan mengsubordinasi. Perempuan perlu diberdayakan agar mereka bisa menggapai masa depan yang lebih baik.Padahal, masih banyak pekerja perempuan yang belum mengetahui hak-haknya. cenderung pasif, dan pasrah pada keputusan perusahaan yang terkait dengan pengurangan pegawai dan pengurangan jam kerja. Ditambah lagi, mereka masih menyandang predikat sebagai mahluk domestik yang memiliki setumpuk pekerjaan rumah tangga. Mereka bekerja seperti mesin selama 24 jam tanpa sempat memikirkan pengembangan dirinya.Kekhususan kondisi biologis perempuan juga turut berperan dalam meningkatkan labor turn over pada pekerja perempuan, sehingga pengusaha lebih memilih pekerja laki-laki karena mereka lebih menguntungkan bagi perusahaan, kecuali jika pekerja perempuan tersebut mau diberi upah rendah. Sementara, sebagai pekerja dalam struktur pabrik, mereka bekerja pada unit paling bawah (unit produksi) yang tidak memiliki kuasa untuk memunculkan eksistensi dirinya. Hal-hal seperti ini bisa menyebabkan pekerja perempuan sangat tergantung kepada atasannya maupun sistem yang diterapkan di pabrik.
AbstrakSeksisme telah terjadi sejak lama yang dilakukan oleh kelompok yang tidak mengakui kesetaraan jender. Meskipun diskriminasi ini merupakan hal yang buruk dan berlawanan dengan hukum, namun perilaku ini masih eksis, dan mendarah daging dalam pemikiran, sikap dan tindakan sebagian masyarakat yang sudah modern ini. Sejumlah sains dan riset turut digunakan untuk membenarkan sejumlah keyakinan yang seksisme, padahal, telah terjadi bias dan mis-interpretasi dalam riset tersebut. Perempuan dilihat sebagai suatu sosok yang menjadi masalah oleh sains. Itulah sebabnya, saat ini, perempuan bersuara lebih keras dalam memperjuangkan hakhaknya daripada pada masa sebelumnya, berharap agar segera dihentikan dan tidak berlarut-larut. Melawan seksisme bisa dilakukan secara individu maupun kolektif, dengan cara melaporkan diskriminasi yang terjadi, atau juga memberikan penyuluhan atau pendidikan tentang seksisme agar diskriminasi ini tidak menjadi lebih parah lagi. Di sisi lain, negara, sebagai institusi resmi pelindung warganya, juga wajib menjadi pengayom dan pembela korban seksisme.
Significant concern about obedience in the face of unethical behavior in many corporate scandals is growing worldwide. However, the issue is underexplored because this type of research is faced by the challenge that the perpetrators are reluctant to harm their image by admitting their wrongdoings. The purpose of this study is to obtain a deeper understanding of the human aspects of obedience in the face of unethical behavior among employees in organizations. Using a qualitative cross-case approach, ten employees were interviewed, representing top, middle, and low-level employees in a broad range of private medium-to-large-sized enterprises. The analysis process involved reducing the raw data into meaningful themes, particularly why employees perform unethical behavior. The findings of the study provide complex reasons for obedience in the face of unethical behavior, and it is shown to be the rule and habit of organizations. The respondents also explained why they justified their own misbehavior. The employees' viewpoints on obedience in the face of unethical behavior will be useful for organizations to curb unlawful practices in the workplace, as these have detrimental effects on them.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.