Lalat merupakan salah satu insekta (serangga) yang termasuk ordo diptera, mempunyai sepasang sayap berbentuk membran. Lalat juga merupakan spesies yang berperan dalam masalah kesehatan, yaitu sebagai vektor penularan penyakit saluran pencernaan seperti: kolera, typhus, disentri, dan lain-lain. Penyebaran penyakit oleh lalat dapat terjadi melalui kontak makanan dan minuman dimana tubuh lalat seperti pada kaki, mulut, sayapnya telah menempel bibit- bibit penyakit yang dibawanya dari tempat- tempat yang kotor, oleh karena itu perlu adanya pengendalian terhadap populasi lalat tersebut. Penggunaan flytrap diduga mempunyai pengaruh terhadap kepadatan populasi lalat, oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Flytrap terhadap kepadatan populasi lalat di pembuangan sampah Jalan Budi Luhur Medan. Dalam penelitian ini digunakan 3 unit Fly trap (bentuk kubus, segitiga dan bulat) dan 3 jenis umpan (Udang Basah, Insang Ikan dan Ampas Tebu) dengan ukuran masing-masing Fly trap 30cm×30cm×30cm, dimana diameter kerucut berukuran atas 5cm dan bagian bawah berdiameter 10 cm sebagai jalan masuknya lalat dari bawah dengan tinggi kaki Flytrap 7cm, dengan kawat kasa sebagai dingding. Alat ini dipasang selama sembilan hari, sedangkan alat untuk mengukur kepadatan lalat menggunakan Flygrill. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa dari ketiga bentuk Flytrap lalat lebih menyukai Flytrap yang berbentuk kubus dengan jumlah lalat yang masuk dari ketiga umpan ( udang basah, insang ikan dan ampas tebu ) adalah 1987 ekor dengan rata- rata 221 ekor. Dan umpan yang paling disukai lalat dari ketiga umpan (udang basah, insang ikan dan ampas tebu) tersebut adalah insang ikan 2294 ekor dengan rata-rata 255 ekor. Hasil penelitian ini diuji dengan uji statistik one way anova menunjukkan bahwa nilai p = 0,001<0,05 dapat diartikan bahwa secara statistik H0 ditolak. Maka disimpulkan bahwa flytrap berbentuk kubus dan umpan insang ikan lebih efektif dalam pengendalian lalat. Saran dari penelitian ini diharapkan masyarakan dapat membuat atau menggunakan Flytrap untuk menurunkan kepadatan lalat khususnya di pemukiman yang berada di sekitar pembuangan sampah budi luhur, karena alat ini tidak menimbulkan bahaya dan sangat efektif dalam menangkap lalat.
BACKGROUND: Tuberculosis is an infectious disease and global concern today.
AIM: This study aims to map the incidence of pulmonary tuberculosis risk factors in Kabanjahe District, Karo Regency.
METHOD: This research is an ecological study with a case-control study design. This research was conducted in Kabanjahe District in January - October 2020. All people who checked and declared to have tuberculosis based on clinical symptoms to be the population in this study. The sample size was calculated with a minimum sample size of 58 for the case group and 58 for the control group with a ratio of 1:1. The distribution pattern of pulmonary tuberculosis and environmental risk factors with the incidence of tuberculosis was carried out using a Geographic Information System (GIS) to determine the distribution of cases. Spatial analysis used average nearest neighbor, overlay and buffer followed with logistic regression as multivariate statistical analysis.
RESULT: The distribution pattern of pulmonary tuberculosis in Kabanjahe District tends to group (clusters). GeoDa software found the relationship between population density and tuberculosis incidence in Kabanjahe District with p values 0.04. There is a relationship between income, ventilation, floor conditions, humidity, and lighting with the incidence of tuberculosis. Humidity is the most dominant variable associated with the incidence of tuberculosis.
CONCLUSION: The incidence of tuberculosis cases in Kabanjahe District is dominantly influenced by the humidity factor of the house which is increasingly at risk due to poor ventilation, unstable room temperature, and bad circulation.
Penularan penyakit akibat sampah dapat diminimalisir dengan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) oleh pemulung yang bekerja pada TPA Asam Jawa Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Sumatera Utara. Masih ditemukan pemulung yang tidak mengunakan APD dalam bekerja selama berkontak langsung dengan sampah. Metode yang digunakan yaitu metode pendidikan masyarakat. Kegiatan ini meliputi survei lapangan, wawancara, edukasi dan sosialisasi, pelatihan dan demonstrasi, serta penyerahan seperangkat Alat Pelindung Diri. Rangkaian kegiatan ini dapat meningkatkatkan kesadaran dan kepedulian pemulung dalam menggunakan APD, untuk meminimalisir risiko penularan penyakit akibat sampah yang ada di lokasi kerja. Kegiatan ini perlu dilakukan secara berkala dan bekerja sama dengan dinas pemerintahan terkait penggunaan APD oleh pemulung upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengetahuan siswa terhadap penggunaan plastik disekolah Adiwiyata Smp Negeri 1 Kabanjahe Dengan Siswa Yang Bersekolah Di Sekolah Non Adiwiyata Smp Swasta Rk Budi Murni Lau Baleng. Jenis penelitian ini adalah survey yang bersifat analitik yang dilakukan di sekolah adiwiyata Smp Negeri 1 Kabanjahe dan sekolah non adiwiyata Smp Swata Rk Budi Murni Lau Baleng. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa di dua sekolah tersebut dengan jumlah keseluruhan sample banyak 50 responden. Data yang di dapat akan diolah menggunkan uji T-Test. Siswa adiwiyata yang berpengetahuan baik sebanyak 68% dan siswa yang berpengetahuan kurang sebanyak 38% dan siswa non adiwiyata berpengetahuan baik sebanyak 48% dan berpengetahuan kurang 56%. Dapat disimpulkan pengetahuan siswa terhadap penggunaan plastik yang bersekolah pada progran adiwiyata, lebih baik dari pada siswa yang bersekolah pada sekolah non adiwiyata. Hasil penelitian diperoleh bahwa independent sample T-Test bernilai sig.(2-tailed) 0.004 < 0,05 maka perbedaan bermakna secara statistik atau signifikan pada probabilitas 0,05. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan yang sifnifikan antara siswa adiwiyata dengan siswa non adiwiyata tentang penggunaan plastik. Dengan demikian siswa yang memiliki pengetahuan penggunaan plastik lebih baik terdapat pada siswa yang bersekolah pada program awidiyata.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.