Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan multimedia pembelajaran interaktif berbasis aplikasi Articulate Storyline 3 pada topik rangkaian listrik untuk siswa sekolah dasar sebagai produk yang valid dan praktis. Prosedur pengembangan dalam penelitian ini mengadaptasi prosedur model DDDE yang terdiri atas tahap menetapkan (Decide), merancang (Design), mengembangkan (Develop), dan mengevaluasi (Evaluate). Subjek penelitian ini adalah 10 siswa Kelas 6 SD Negeri 6 Pendem dan 2 guru Kelas 6 Gugus III Rama Kecamatan Jembrana. Objek penelitian ini adalah multimedia pembelajaran interaktif berbasis aplikasi Articulate Storyline 3 pada topik rangkaian listrik untuk siswa sekolah dasar. Data yang dikumpulkan meliputi data kualitatif dan data kuantitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner berupa lembar validasi dan lembar penilaian kepraktisan. Data dianalisis dengan menentukan persentase skor validitas dan kepraktisan kemudian dikonversikan ke dalam pedoman konversi skala lima untuk mengetahui kualifikasi validitas dan kepraktisan produk. Persentase skor validitas produk oleh ahli materi sebesar 95% dengan kualifikasi sangat valid. Persentase skor validitas produk oleh ahli media sebesar 94% dengan kualifikasi sangat valid. Persentase skor kepraktisan oleh guru sebesar 96% dengan kualifikasi sangat praktis. Persentase skor kepraktisan oleh siswa sebesar 91% dengan kualifikasi sangat praktis. Hal ini menunjukkan bahwa multimedia pembelajaran interaktif rangkaian listrik untuk siswa kelas 6 sekolah dasar valid dan praktis digunakan dalam pembelajaran.
This study aims at analyzing the translation of English passive sentences into Indonesian language, in terms of the meanings and equivalence which appear in the translation. The method used to analyze the data is a descriptive quantitative. The sample of this research is taken from five chapters of the novel Hunger Games: Mockingjay by Suzanne Collins. The result shows that the translation of passive sentences comes into several types of meanings: lexical meaning 37%, grammatical meaning 2%, textual meaning 5%, and contextual meaning 46%. The translation of passive sentences also falls into two types of equivalences: formal equivalence 35% and dynamic equivalence 60%. However, 5% belongs to no equivalent translation. In conclusion, the English passive sentences are mostly translated contextually so that the type of equivalence mostly appeared is dynamic equivalence. Hence, inventive ability, creativity, and experience are required to grasp the exact meaning of source text.
This study aims to determine the linguistic patterns of politeness in the Balinese language. The pragmalinguistic approach was used because the linguistic patterns and politeness of the Balinese language are related to descriptive and pragmatic aspects. Data were collected through closed questionnaires distributed to informants consisting of lecturers, teachers, and Balinese language practitioners. The respondents were asked to give a politeness score for each proposed sentence pattern using a Likert scale, where 1 = very impolite, 2 = impolite, 3 = polite, 4 = more polite, and 5 = very polite. The analysis results showed that (1) passive sentences (score 3.64 – 4.29) were perceived as more polite than active sentences (score 2.76 – 3.14), (2) modality phrase forwarding (score 4.00 – 4.79) were perceived as more polite than sentences without modalities (score 2.64 – 2.71), (3) the use of institutional personification (score 4.07 – 4.76) was perceived as more polite than using the position as the subject of the sentence (score 2.88 – 3.00), and (4) the use of indirect speech (score 4.14 – 4.79) was perceived as more polite than using direct (score 2.76 – 3.00). Furthermore, the use of these linguistic instruments to determine politeness in the Balinese language is motivated by the speaker's desire to focus on information, soften and weaken the impositivity, as well as efforts to save a positive face.
Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan permasalahan pada hasil belajar matematika siswa yang rendah karena model pembelajaran yang dilaksanakan kurang tepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model matematika realistik terhadap hasil belajar matematika siswa dengan mempertimbangkan motivasi berprestasi siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen post test only control group design, dengan penentuan sampel menggunakan tekhnik pengambilan sampel secara acak pada siswa kelas V SD Gugus III Arjuna. Jumlah sampel sebanyak 76 siswa yang terdiri dari 38 siswa sebagai kelompok eksperimen dan 38 siswa sebagai kelompok kontrol. Instrumen penelitian menggunakan tes motivasi berprestasi yang berbentuk kuesioner sebanyak 30 soal untuk mengukur tinggi rendahnya motivasi berprestasi pada diri siswa, dan tes hasil belajar matematika berbentuk tes pilihan ganda sebanyak 30 soal yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Analisis data menggunakan analisis anava dua jalur dan selanjutnya diuji dengan uji tukey. Semua pengujian dilakukan pada taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar matematika antara siswa yang mengikuti model matematika realistik dengan siswa yang mengikuti model konvensional (Fhitung > Ftabel atau 10,138 > 3,13); (2) terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar matematika (Fhitung > Ftabel atau 82,052 > 2,96); (3) pada siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, hasil belajar matematika siswa yang mengikuti model pembelajaran matematika realistik lebih baik daripada siswa yang mengikuti model konvensional (Qhitung > Qtabel atau 8,205 > 2,96); dan (4) tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar matematika siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah ketika mereka diberikan perlakuan menggunakan model matematika realistik dan model konvensional (Qhitung < Qtabel atau 1,837 < 2,96).
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.