Masalah gizi menjadi penyebab kematian ibu dan anak secara tidak langsung yang sebenarnya masih dapat dicegah. Rendahnya asupan gizi dan status gizi ibu hamil selama kehamilan dapat mengakibatkan berbagai dampak tidak baik bagi ibu dan bayi. Asupan protein yang kurang selama kehamilan dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin di dalam kandungan yang mengakibatkan bayi lahir dengan berat badan lahir rendah. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara asupan protein pada ibu hamil trimester III dengan berat badan lahir bayi di RSIA Sitti Khadijah I dan RSIA Masyita. Penelitian ini menggunakan desain analitik dengan pendekatan kohort prospektif. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester III sebanyak 24 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Alat ukur yang digunakan adalah alat ukur berat badan, alat ukur tinggi badan, pita LiLA, semi quantitative food frequency questionnaire (SF FFQ, dan timbangan bayi. Hasil penelitian pada 24 sampel ibu hamil didapatkan bahwa asupan protein kurang 14 sampel (58,3%), asupan protein cukup 8 sampel (33,3%) dan asupan protein berlebih 2 sampel (8,3%). Untuk LiLA didapatkan 2 sampel KEK (8,3%) dan 22 tidak KEK (91,7%) dan untuk berat badan lahir bayi didapatkan BBLR 1 sampel (4,2%), berat normal 22 sampel (41,7%) dan berat berlebih 1 sampel (4,2%). Berdasarkan hasil uji Chi-Square menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan protein dengan berat badan lahir bayi dengan nilai p=0,342 tetapi ada kecenderungan protein memiliki peranan terhadap berat badan lahir bayi.
Pneumonia dapat menjadi salah satu masalah kesehatan utama pada geriatri. Proses penuaan sistem organ (di antaranya system respirasi, sistem imun, sistem pencernaan) dan faktor komorbid banyak berperan pada peningkatan frekuensi dan keparahan pneumonia pasien geriatri. Karakteristik dominan pneumonia pada pasien geriatric adalah presentasi klinisnya yang khas, yaitu jatuh dan bingung, sedangkan gejala klasik pneumonia sering tidak didapatkan Pneumonia adalah inflamasi jaringan paru yang paling sering disebabkan oleh infeksi dan didefinisikan sebagai adanya infiltrate paru pada foto thoraks. Penyakit pneumonia sering kali diderita sebagian besar kelompok usia lanjut dan kelompok populasi dengan penyakit kronik, sebagai akibat dari kerusakan sistem imunitas tubuh. Bayi dan anak-anak juga rentan terhadap pneumonia karena respon imunitas mereka yang masih belum berkembang dengan baik Gizi merupakan elemen kesehatan penting bagi populasi lanjut usia (lansia) dan mempengaruhi proses menua. Prevalensi malnutrisi meningkat pada populasi ini. Pneumonia merupakan salah satu penyakit kronik pada lansia yang berhubungan dengan malnutrisi. Hubungan antara malnutrisi dan penyakit paru sudah lama diketahui. Malnutrisi mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur, elastisitas, dan fungsi paru, kekuatan dan ketahanan otot pernafasan, mekanisme pertahanan imunitas paru, dan pengaturan nafas. Sebaliknya, penyakit paru akan meningkatkan kebutuhan energi dan dapat mempengaruhi asupan diet menjadi menurun. Intervensi gizi pada pasien pneumonia ditujukan untuk mengendalikan anoreksia, memperbaiki fungsi paru, dan mengendalikan penurunan berat badan. Kebutuhan akan zat gizi diperhitungkan sesuai dengan hasil asesmen gizi
Latar belakang:. Di semester 1, mahasiswa baru dihadapkan dengan jadwal perkuliahan yang padat dan persiapan kegiatan rutin tahunan inaugurasi yang cukup menyita waktu. Untuk memberikan gambaran tentang partisipasi dan persepsi mahasiswa terhadap kegiatan inaugurasi. Metode: Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan menggunakan kuesioner yang telah divalidasi. Subjek penelitian adalah seluruh mahasiswa Fakulta Kedokteran Universitas Muslim Indonesia angkatan 2017 dan 2018 yang berpartisipasi pada kegiatan inaugurasi angkatannya dan terhitung masih aktif sebagai mahasiswa FK UMI saat penelitian berlangsung. Teknik pengumpulan sampel menggunakan total sampling. Hasil: Mayoritas responden berpartisipasi sebagai panitia dan pengisi acara inaugurasi (57,2%) dan menghabiskan 1–2 bulan untuk persiapan inaugurasi (51,69%). Sebanyak 46,77% responden menggunakan lebih dari 6 jam setiap hari untuk persiapan inaugurasi. Mayoritas responden berpendapat bahwa inaugurasi mengganggu konsentrasi belajar (80%) dan menyebabkan waktu belajar berkurang (92%) namun tetap perlu dilaksanakan (80,3%). Kesimpulan: Kegiatan inaugurasi cukup menyita waktu sehingga mengganggu konsentrasi dan waktu belajar namun perlu dilaksanakan.
Introduction: Soil-transmitted helminthiasis (STH) is common in areas with poor sanitation. In Indonesia, the prevalence of the disease is still high ranging from 16–72%, despite the elimination efforts that have been done. This study aimed to determine the prevalence of STH, nutritional status, and hemoglobin levels of elementary school-age children in of slum area in Makassar. Methods: This was an observational study with a cross-sectional approach. Subjects were 33 elementary school-age children in one of the slum areas in Makassar, South Sulawesi, Indonesia. Stool samples were collected and examined using the Kato-Katz method. Hemoglobin levels were examined with the Azidemet hemoglobin method using capillary blood samples. Assessment of nutritional status was carried out anthropometrically using weight for height, height for age, and body mass index (BMI) for age as indicators. Results: The prevalence of STH in this study was 27%, all of them had low nutritional status. As many as 15% and 45% of subjects were severely wasted and wasted, respectively, based on the weight for height indication, 61% were wasted based on the BMI for age indicator, and 12% were stunted based on the height for age indicator. Ten percent of the subjects had low hemoglobin levels, none of them had STH. Conclusion: The STH prevalence of school-age children in one of the slum areas in Makassar is still high. Subjects with STH also experienced low nutritional status.
Alopesia androgenik adalah penipisan rambut akibat adanya rangsangan hormon androgen terhadap folikel rambut yang memiliki predisposisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis Indeks Masa Tubuh (IMT) terhadap penderita alopesia androgenetik, mengetahui prevalensi alopesia androgenik dengan rerata Indeks Massa Tubuh di Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia,RS Ibnu Sina dan Menara Universitas Muslim Indonesia. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik observasional dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia, RSIbnu Sina dan Menara Universitas Muslim Indonesia. Hasil penelitian ditemukan adanya hubungan antara Indeks Massa Tubuh terhadap penderita alopesia androgenik. Prevalensi alopesia androgenik terbanyak yaitu dengan Indeks Massa Tubuh normal 34,8%.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.