Production efficiency improvement to increase national rice production becomes an important alternative at present since the farm areal extension alternatives seems to be more difficult to conduct. Land availability for rice farming is limited and land conversion from agriculture to non agriculture purposes is increasing because of many reasons. This paper aims to analyze the level of technical production efficiency in riceproducing provinces and to analyze factors influencing its technical efficiency. The results indicated that rice farming in five provinces is efficient with an average of technical efficiency of 91.86 percent. Factors influencing production efficiency are farmers' ages and education levels, dummy variables of season, farmers group, land owner status, rice farming location, and number of parcel of land ownership. Key words: rice farming, technical efficiency, Indonesia ABSTRAKUpaya peningkatan produksi beras nasional melalui efisiensi produksi saat ini menjadi alternatif yang penting, mengingat alternatif melalui jalur ekstensifikasi melalui perluasan areal tampaknya semakin sulit ditempuh. Penyediaan lahan pertanian produktif semakin terbatas dan konversi lahan dari pertanian ke nonpertanian sulit dibendung karena berbagai alasan. Tujuan kajian ini untuk menganalisis tingkat efisiensi teknis produksi padi di beberapa provinsi sentra produksi padi nasional dan mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi produksi padi tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa usahatani padi di lima provinsi sentra di Indonesia telah efisien dengan rata-rata efisiensi 91,86 persen. Peningkatan efisiensi akan memberikan hasil lebih baik jika diarahkan ke luar Jawa. Lahan menjadi faktor paling responsif dalam upaya peningkatan produksi. Faktor yang berpengaruh nyata terhadap inefisiensi yaitu umur petani, pendidikan petani, dummy musim, dummy kelompok tani, dummy status kepemilikan lahan, kepemilikan persil, dan dummy lokasi Jawa dan luar Jawa. Kata kunci : usahatani padi, efisiensi teknis, Indonesia
Pada dasarnya penelitian ini mengkaji upaya peningkatan produksi padi melalui efisiensi teknis usahatani di Jawa Barat sebagai sentra produksi padi. Secara khusus tujuan operasionalnya yaitu : (1) Menentukan fungsi produksi stochastic frontier dan menganalisis faktor-faktornya, (2) Menentukan fungsi inefisiensi stochastic frontier dan menganalisis faktor-faktornya. Data yang digunakan adalah data PATANAS 2010 di Provinsi Jawa Barat. Pemilihan desa berdasarkan sebaran jumlah tipe desa sawah irigasi berbasis padi (tipe desa 1) menurut provinsi di Jawa Barat; Desa Tugu Kabupaten Indramayu, Desa Simpar Kabupaten Subang, dan Desa Sindang Sari Kabupaten Karawang dengan total 160 observasi. Penelitian ini menggunakan model produksi frontier parametric stokastik yang dirancang untuk mengatasi masalah error pada frontier parametric deterministik. Model disebut stokastik karena output yang diamati dibatasi oleh variabel stokastik (ß xi + vi). Adapun hasil dari penelitian ini Implikasinya adalah jika pemerintah hendak meningkatkan produksi padi, maka variabel lahan lah yang seharusnya menjadi perhatian utama dengan potensi lahan di Indonesia cukup besar terutama lahan kering. Selain lahan, variable bibit dan pupuk KCL juga signifikan berpengaruh terhadap produksi. Masih kurangnya penggunaan kedua input ini dikarenakan harganya yang mahal. Selama ini subsidi lebih kepada pupuk urea sehingga implikasinya pemerintah perlu mendukung pengadaan benih dan pupuk KCL dengan harga yang terjangkau. Rata-rata efisiensi teknis usahatani padi di Jawa Barat lebih dari 70% yaitu 74.22% yang berarti kondisi usahatani padi di Jawa Barat telah efisien. Petani paling efisien memiliki nilai efisiensi teknis 96.34% dan yang paling rendah 40.125%. Variabel yang signifikan mempengaruhi inefisiensi yaitu mutu benih, intensitas penanaman padi (IP) dan musim.
AbstrakGaram merupakan komoditas strategis Indonesia yang permintaannya akan terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan garam dalam negeri dengan produksi garam domestik mendorong pemerintah untuk melakukan impor garam. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi volume permintaan dan efektivitas kebijakan impor garam Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode regresi data panel dari tahun [2004][2005][2006][2007][2008][2009][2010][2011][2012][2013]. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap volume permintaan impor garam Indonesia yaitu: produksi garam domestik, harga garam impor, Produk Domestik Bruto (PDB) riil Indonesia, PDB riil negara sumber impor dan nilai tukar riil. Produksi garam domestik dan harga garam impor memiliki hubungan yang negatif dengan volume impor, sedangkan variabel lainnya memiliki hubungan yang positif. Temuan lain adalah kebijakan impor yang telah dikeluarkan oleh pemerintah belum sepenuhnya efektif diterapkan pada saat studi ini dilakukan. Rekomendasi kebijakan yang seharusnya dapat diterapkan oleh pemerintah yaitu sinkronisasi data, penguatan pengawasan kebijakan impor, serta intensifikasi dan ekstensifikasi lahan untuk meningkatkan produksi garam domestik. Kata kunci: Produksi Garam, Permintaan Impor Indonesia, Kebijakan Impor Garam Indonesia Abstract Salt is a strategic commodity which its demand will continue to increase along with the increasing population. The imbalance between the demand and the supply of salt in
A deficiency of shallot seed production causes Indonesia could not meet its own local demand yet and thus imports foreign variety from other countries. However, farmer should choose between local and imported seed variety for their farming business activity. The purposes of the study was to analyze farmer decision and factors that determine farmer decision to utilize local and imported seed of shallot. Logistic regression was used to answer the research questions. Respondents were 60 persons divided into two groups, farmer who utilized local seed and that utilized the imported one. The result showed that the differences in decision making between local and imported farmers were the benefits they sought, while the factors that significantly influence the farmer's decision to use local seed are scale of land area, seed price, income and market. Scale of land area and seed price have negative influence significantly, while income and market give positive influence significantly on farmer decision to utilize conventional seed.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.