Perawat merupakan tenaga kesehatan yang senantiasa berada 24 jam bersama pasien. Hal ini dapat menguras stamina dan emosi, serta menimbulkan tekanan yang mengakibatkan perawat mengalami kejenuhan kerja atau burnout. Burnout berdampak pada kehilangan minat terhadap pekerjaan dan motivasi menurun yang pada akhirnya menyebabkan kualitas kerja dan kualitas hidup menurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan burnout perawat dengan motivasi kerja perawat pelaksana di RSUD Wangaya Denpasar. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan teknik total sampling, dengan sampel perawat pelaksana yang berjumlah sebanyak 165 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja kuat sebanyak 95 orang (57,6%), sebagian besar perawat mengalami burnout sedang sebanyak 85 orang (51,5%) dan ada hubungan burnout dengan motivasi kerja perawat pelaksana (p=0,000). Nilai kekuatan korelasi 0,406 (kekuatan sedang) dan arah korelasi negatif yang artinya apabila tingkat burnout rendah maka motivasi kerja kuat. Disarankan kepada pihak Rumah Sakit memperhatikan tingkat burnout yang dirasakan oleh perawat untuk mencegah terjadinya penurunan motivasi kerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
Pengetahuan dan pemahaman diperlukan oleh seluruh lapisan masyarakat dalam upaya pencegahan penularan virus Covid-19. Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang Covid-19 dengan perilaku pencegahan penularan Covid-19. Metode: Desain penelitian ini ialah kuantitatif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan sampel berjumlah 82 orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang telah valid dan reliable dan analisis data penelitian menggunakan uji rank Spearman. Hasil: sebanyak 52 responden (63,4%) mempunyai tingkat pengetahuan kategori cukup dan 47 responden (57,3%) mempunyai perilaku pencegahan kategori baik. Dari hasil uji statistik rank Spearman diperoleh p = 0,024 (< 0,05) yang berarti ada hubungan tingkat pengetahuan masyarakat tentang Covid-19 dengan perilaku pencegahan penularan Covid-19 di lingkungan Padangtegal, Mekarsari, wilayah kerja Puskesmas Ubud 1. Diskusi: Perilaku sangat ditentukan oleh tingkat pemahaman serta pengetahuan masyarakat sehingga diperlukan upaya peningkatan pengetahuan dari berbagai aspek. Kesimpulan: Unit pelayanan kesehatan diharapkan tetap memberikan edukasi kepada masyarakat tentang penerapan protokol kesehatan di era new normal.
Background : Chronic kidney disease (CKD) merupakan kegagalan dalam fungsi ginjal untuk mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan. Hemodialisa adalah salah satu terapi untuk mempertahankan kehidupan penderita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan pembatasan cairan pada pasien CKD yang menjalani hemodialisa Alat dan bahan: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan April 2018. Jumlah sample sebanyak 69 responden, sample diambil menggunakan teknik sampling non probality dengan consecutive sampling. Data dikumpulkan melalui kuisioner dukungan keluarga dan pengukuran perubahan berat badan intradialitik serta pengolahan data menggunakan uji rank spearman Results: Hasil uji statistic didapatkan ada hubungan yang bermkana antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pembatasan cairan (p = 0,012, r = 0,299). Kesimpulan: Walaupun korelasi antara dukungan keluarga dan kepatuhan dalam pembatasan cairan namun penelitian ini menunjukkan responden yang memiliki dukungan keluarga yang baik akan memiliki kecendrungan kepatuhan terhadap pembatasan cairan yang lebih baik
Introduction: Type 2 diabetes mellitus (T2DM) is a chronic metabolic disorder characterized by increased blood glucose (hyperglycemia). Stress and family’s support in managing diabetic Mellitus are two critical external factors that influence blood glucose levels. This research aimed to analyze the relationship between stress level and family’s support with fasting blood glucose levels and 2 hours post prandial in T2DM patients.Method: Study design using cross sectional model. Eligible T2DM patients in Tabanan II primary health care center, between period September 2017- February 2018 were evaluated for fasting and post prandial blood glucose and stress level (Depression Anxiety Stres Scale-14) and family support. Spearman correlation test was used to determine correlation between family support and stress level toward fasting and post prandial glucose levels in T2DM patients.Result: The result suggested that 29 respondents (36.3%) get severe stress levels, 51 respondents (63.85%) get high family support, fasting blood glucose level was 168.42±63.57 and post prandial glucose level was 229.18±88.593. There was a positive correlation between family support and stress level toward fasting glucose level (r=0.341; p<0,001) and post prandial glucose level (r=0.276; p<0,001).Conclusion: Stress level and family support in diabetic mellitus management can influence fasting and post prandial glucose level T2DM patients. Managing stress and family support can assist in stabilizing fasting and post prandial glucose level.
Hypertension is a cardiovascular disease that is a major concern because of the high morbidity and mortality rates. Uncontrolled hypertension will cause various complications will interfere quality of life the patient with hypertension. Quality of life in hypertensive patients is influenced by the severity and severity of complications experienced by the patient. Self management behavior as a disease management to support patients with chronic diseases, behavior modification is very useful to reduce or delay the adverse effects of hypertension. The purpose of this study was to determine the correlation between self-management behavior and quality of life in patients with primary hypertension at UPTD Puskesmas Manggis I Karangasem. This research is a descriptive quantitative correlational research with a cross sectional approach. The sample of this study was 79 respondents who were selected through simple random sampling technique, data analysis used Spearman Rank test. The results showed that 31 respondents (39.2%) had good self-management behavior and 34 respondents (43.1%) had good quality of life. The results of the Rank Spearman test, p value = 0.000 (≤0.05) showed a significant correlation between self-management behavior and quality of life in patients with primary hypertensive. The correlation coefficient value (r) 0.835 means a very strong correlation between self-management behavior and quality of life. Nurses are expected to be able to provide education about self-management behavior that they can improve the quality of life patients with hypertension.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.