Latarbelakang: Covid 19 merupakan pandemi yang sedang di hadapi oleh seluruh masyarakat di dunia. Covid 19 ini di dapat dicegah penularannya dengan mengoptimalkan penggunaan APD (alat perlindungan diri) seperti masker. Namun masih banyak masyarakat yang belum mengetahui, memahami dan memiliki kesadaran untuk menggunakannya Methode: Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan melalui penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah, diskusi dan simulasi cara menggunakan APD (alat perlindungan diri) seperti masker. Hasil : hasil kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan berdampak positif dan masyarakat meresponya dengan mengimplementasikannya dalam kesehariannya. Masyarakat mulai menyadari betapa pentingnya menggunakan alat perlindungan diri selama melakukan aktivitas sehari – hari yang akan berdampak pada kesehatan dan keselamatan mereka di saat pandemik covid 19 ini. Simpulan : Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat mengoptimalkan penggunaan APD untuk mencegah penularan covid 19 pada masyarakat dan diharapkan agar kegiatan seperti ini dapat dilaksanakan secara berlanjutan sehingga tidak terjadi penularan covid 19 di masyarakat.
Perawat merupakan tenaga kesehatan yang senantiasa berada 24 jam bersama pasien. Hal ini dapat menguras stamina dan emosi, serta menimbulkan tekanan yang mengakibatkan perawat mengalami kejenuhan kerja atau burnout. Burnout berdampak pada kehilangan minat terhadap pekerjaan dan motivasi menurun yang pada akhirnya menyebabkan kualitas kerja dan kualitas hidup menurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan burnout perawat dengan motivasi kerja perawat pelaksana di RSUD Wangaya Denpasar. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan teknik total sampling, dengan sampel perawat pelaksana yang berjumlah sebanyak 165 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja kuat sebanyak 95 orang (57,6%), sebagian besar perawat mengalami burnout sedang sebanyak 85 orang (51,5%) dan ada hubungan burnout dengan motivasi kerja perawat pelaksana (p=0,000). Nilai kekuatan korelasi 0,406 (kekuatan sedang) dan arah korelasi negatif yang artinya apabila tingkat burnout rendah maka motivasi kerja kuat. Disarankan kepada pihak Rumah Sakit memperhatikan tingkat burnout yang dirasakan oleh perawat untuk mencegah terjadinya penurunan motivasi kerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
Burnout can develop as a result of long work stress and cause a change in attitudes and behaviors withdrawing psychologically. The most visible impact of burnout is the decline in performance and quality of service. As a result, they were unable to fulfill the work demands and finally decided not to attend, increasing rates of sick leave, reduced work effectiveness or even leaving their jobs. This study aims to determine the effect of Emotional Freedom Technique (EFT) therapy on burnout in implementing nurses. The design of this study uses quasi-experimental design with control group. The sample in the study were 38 nurses, divided into 2 groups, each group consisting of 19 people selected through purposive sampling. This study used the Wilcoxon Signed Rank Test to determine the differences in one pre-post group and the Mann Whitney Test to analyze changes after two different post-post groups. The results showed the value of p value in the treatment group = 0,000 which means that there was an effect of therapy (EFT) on burnout in the implementing nurses, whereas in the control group there was no difference with the p value = 0.925, the p value was influenced by EFT therapy (Emotional Freedom Technique ) towards burnout of nurse nurses before and after in groups of 0,000. It is expected that the Hospital can overcome burnout by passing EFT therapy.Burnout dapat berkembang sebagai akibat dari stres kerja yang lama dan mengakibatkan suatu perubahan sikap dan perilaku menarik diri secara psikologis. Dampak yang paling terlihat dari burnout adalah menurunnya kinerja dan kualitas pelayanan. Akibatnya, mereka tidak dapat memenuhi tuntutan pekerjaan dan akhirnya memutuskan untuk tidak hadir, peningkatan angka cuti sakit, efektivitas kerja berkurang atau bahkan meninggalkan pekerjaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh terapi Emotional Freedom Technique (EFT) terhadap burnout pada perawat pelaksana. Desain penelitian ini menggunakan quasi-experimental design with control group. Sampel dalam penelitian sebanyak 38 orang perawat, terbagi menjadi 2 kelompok, masingmasing kelompok terdiri dari 19 orang dipilih melalui purposive sampling. Penelitian ini menggunakan Uji Wilxocon Signed Rank untuk mengetahui perbedaan pada satu kelompok pre-post dan Uji Mann Whitney untuk menganalisis perubahan sesudah pada dua kelompok yang berbeda post-post. Hasil penelitian menunjukkan nilai p value pada kelompok perlakuan = 0,000 yang artinya ada pengaruh terapi (EFT) terhadap burnout pada perawat pelaksana, sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan dengan nilai p value = 0,925, nilai p value ada pengaruh terapi EFT (Emotional Freedom Technique) terhadap burnout perawat pelaksana sebelum dan sesudah pada kelompok sebesar 0,000. Diharapkan agar pihak Rumah Sakit dapat mengatasi burnout dengan melalukan terapi EFT.
Background: Nurse team leaders encounter considerable ethical challenges that necessitate using effective strategies to overcome them. However, there is a lack of research exploring the experiences of nurse team leaders in Indonesia who face ethical dilemmas in their professional duties. Objective: This study aimed to explore nurse team leaders’ experiences regarding strategies and challenges in dealing with ethical problems in hospital settings in Indonesia. Methods: This qualitative study employed a hermeneutic phenomenology design. Online semi-structured interviews were conducted between November 2021 and February 2022 among 14 nurse team leaders selected using a snowball sampling from seven hospitals (three public and four private hospitals). Van Manen’s approach was used for data analysis. Results: The strategies for overcoming ethical dilemmas included (i) seeking the facts, (ii) stepping back, (iii) considering support, and (iv) standing by patients. The challenges for the nurse team leaders in resolving ethical problems consisted of (i) seniority, (ii) trust issue, and (iii) lack of reflection and ethics training. Conclusion: Nurse team leaders recognize their specific roles in the midst of ethical challenges and seek strategies to deal with them. However, a negative working environment might impact ethical behavior and compromise the provision of quality care. Therefore, it is imperative for hospital management to take note of these findings and address issues related to seniority by providing regular ethics training and group reflection sessions to maintain nurses' ethical knowledge in hospital practice. Such interventions can support nurse team leaders in resolving ethical dilemmas and provide a conducive environment for ethical decision-making, ultimately improving patient outcomes.
Dismenore primer merupakan nyeri menstruasi yang sering mengganggu aktivitas pada remaja putri, sehingga diperlukan upaya untuk mengatasinya. Yoga merupakan salah satu cara non farmakologi untuk mengatasi nyeri dismenorhea. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Terapi Yoga (Paschimottanasana dan Adho Mukha Padmasana) terhadap Intensitas Nyeri pada Remaja Putri yang mengalami Dismenore Primer di SMPN 3 Mengwi. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan rancangan pretest-posttest with control group design. Pengambilan sampel dengan teknik porpusive sampling sebanyak 28 orang siswi (14 kelompok kontrol, 14 kelompok perlakuan). Instrumen pengumpulan data menggunakan Verbal Descriptor Scale. Hasil uji Shapiro-Wilk diperoleh p=0,061>0,05 yang bermakna data berdistribusi normal. Hasil uji Paired T-Test pada kelompok perlakuan menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan yoga dengan nilai p=<0,001 maka p<0,05, hasil pada kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah dengan nilai p=0,583>0,05. Hasil uji Independent T-Test menunjukan terdapat Pengaruh Terapi Yoga (Paschimottanasana dan Adho Mukha Padmasana) terhadap Intensitas Nyeri pada Remaja Putri yang Mengalami Dismenore Primer dengan nilai p=0,001<0,05. Berdasarkan penelitian ini, terapi yoga (Paschimottanasana dan Adho Mukha Padmasana) dapat digunakan sebagai manajemen non farmakologi untuk mengurangi nyeri dismenore pada remaja putri.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.