Prevalensi diabetes mellitus tipe 2 di puskesmas Wonogiri 1 dalam dua tahun terakhir dari tahun 2014 sampai 2015 meningkat yaitu tahun 2014 sebanyak 269 orang dan tahun 2015 meningkat menjadi 278. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan obesitas dan aktivitas fisik dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Wonogiri 1. Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan kasus kontrol. Populasi dalam penelitian ini semua pasien diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Wonogiri 1 yang berobat dari bulan Januari sampai Mei 2016 sebanyak 236 pasien. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 42 orang yag terdiri dari 21 sampel kasus diabetes mellitus tipe 2 dan 21 sampel kontrol yang bukan penderita diabetes mellitus tetapi memiliki karakteristik yang sama. Teknik pengambilan sampel menggunakan si mpel random sampling. Variabel bebas adalah obesitas dan aktivitas fisik. Variabel terikat kejadian diabetes mellitus tipe 2. Analisis data menggunakan chi square dengan α 5% dan OR. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan obesitas (p = 0.001; OR = 12,000) dan aktivitas fisik (p = 0.015; OR = 0.200) dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Wonogiri 1. Disarankan pihak puskesmas melakukan sosialisasi tentang faktor-faktor penyebab diabetes mellitus, gejala, komplikasi dan usaha mencegah diabetes mellitus. Kata kunci: obesitas, aktifitas fisik, diabetes mellitus tipe II
Latar belakang: Pencegahan menjadi salah satu kunci keberhasilan transmisi virus corona dan variannya. Masyarakat saat ini mengalami dampak negatif dari pandemi Covid-19 seperti stres, beban kerja berlebih dan kurangnya pemahaman tentang pentingnya menjaga kesehatan diri. Self-care adalah pilihan yang efektif untuk meminimalisir dampak negatif Pandemi. Desa Ketitang, Nogosari, Boyolali merupakan Desa dengan resiko tingkat penularan Covid-19 sangat rendah, diperlukan upaya dan inovasi dalam mempertahanankan kondisi tersebut melalui upaya self-care dengan edukasi protokol kesehatan melalui kampanye pelayanan kesehatan berbasis komunitas. Tujuan: Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah agar masyarakat dapat melakukan upaya self-care sehingga dapat mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan individu dalam keadaan sehat dan sakit secara mandiri. Metode: Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dalam 3 tahap, tahapan pertama sosialisasi, edukasi dan kampanye pelayanan kesehatan kepada anggota Forum Kesehatan Desa (FKD) secara daring yang diukur keberhasilannya dari tingkat pemahaman terhadap materi dengan menggunakan instrumen berbasis Google Form, tahap kedua pembentukan program kegiatan terkait dengan upaya self-care dengan indikator terbentuknya program dan tahapan ketiga program dilaksanakan oleh masyarakat selama ±3bulan, kegiatan pendampingan, monitoring dan evaluasi kegiatan pada individu dan masyarakat. Hasil: Terjadi peningkatan pemahaman peserta sebesar 42,11%, terbentuk program kegiatan yang diberi nama Gotong Royong dimana kegiatan sosialisasi self-care disampaikan oleh anggota FKD kepada masyarakat dan mendampingi selama kegiatan. Kesimpulan: Anggota FKD dan masyarakat dapat memahami self-care dan melakukan secara mandiri melalui program Gotong royong pencegahan Covid-19 dan pendampingan oleh anggota FKD. Diharapkan peningkatan peran Puskesmas untuk memperkenalkan self- care dan manfaatnya kepada kader kesehatan dan masyarakat.
Dengue fever is an important public health problem in indonesia, in the year 2014 the number of death due to dengue fever in Indonesia 903 people from 99499 cases. Sukoharjo district is one of the bloody endemic distrric in central java. In eradicating dengue fever, the larva survey used is a visual method using the entomology indicator, the house index and maya index. This study aims to determine the effect of house index and maya index on the incidence of dengue fever in Grogol district of Sukoharjo using geographic information system (GIS). The research method used is an analytical survey wuth cross sectional approach. The result of the study showed a maya index effect on the incidence of dengue fever in Grogol district of Sukoharjo (p value 0,00), there is no effect of house index on the incidence of dengue fever in Grogol District of Sukoharjo (p value 0,87).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas filter serpihan batu marmer dalam penurunan kadar besi, mangan dan magnesium pada air sumur gali di Desa Kaloran Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri. Sampel diambil dari salah satu air sumur gali penduduk yang memiliki karakteristik berwana kekuningan kecoklatan, berbau besi dan agak amis, serta meninggalkan noda kuning pada bak mandi. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan post test only control group design. Pada penelitian ini dilakukan dengan 3 perlakuan terhadap sampel air. Perlakuan I sebagai kontrol yaitu sampel air tidak diberikan perlakuan filter serpihan batu marmer. Perlakuan II sampel diberikan perlakuan berupa filter batu marmer dengan diameter 1 mm dan yang ketiga sampel air sumur gali diberikan perlakuan dengan media filter batu marmer dengan diameter ≥ 1 mm. Hasil dari ketiga jenis perlakuan tersebut kemudian dibandingkan dan dianalisis efektivitas filter batu marmer dalam menurukan kadar besi, mangan dan magnesium dalam air sumur gali. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan One Way Anova dengan taraf 5%. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tidak ada efektivitas filter batu marmer dalam penurunan besi, mangan dan magnesium, dengan nilai p berturut-turut 0,193; 0,930 dan 0,729.
As a result of students' knowledge about healthy hygiene behaviors is low, so students cannot apply healthy hygiene behaviors correctly then students do not apply them in daily life, so that it will affect the low health status of the body. This study aims to determine the differences in student knowledge before and after the provision of health education about Healthy Clean Living Behavior (PHBS) at SMK Negeri 6 Sukoharjo. This research is a Quasi Experiment Design with a "One group pretest-posttest design" design. The population is all students of class XI at SMK Negeri 6 Sukoharjo in the 2016/2017 school year with a total of 107 students. Sampling technique with a purposive sampling of 102 students. The independent variable is health education about PHBS. The dependent variable is students' knowledge about PHBS. The instrument used was a questionnaire. Analysis by "Paired t Test" (α 5%). The results of this study the knowledge of students before the provision of health education an average of 11.92 with the lowest value of 4 and the highest 17. Student knowledge after the provision of health education an average of 14.32 with the lowest value of 9 and the highest 19. In the paired t-test or paired t-test, the mean difference between the pre-test and post-test was 2,402 and the value of p = 0,000 (p value <0.05). Conclusion there are differences in students' knowledge before and after the provision of health education about Healthy Clean Living Behavior (PHBS) at SMK Negeri 6 Sukoharjo. From this research it is suggested that schools be encouraged to take part in giving attention to students in terms of Healthy Clean Living Behavior (PHBS) by including PHBS points in the material provided to students.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.