This research aims at investigating elementary school student achievement based on the use ofscientific method in teaching science from the test item types, as reflected by the item difficulty indexusing the classical test theory (CTT) and modern test theory (IRT). The first stage in developing the test was preparing the learning continuum of scientific method aspects by referring to the learning continuum of science process skill as developed by the previous existing research. In this research, the learning continuum was validated by expert judgment. As the tests were administered/carried out at the same time, four sets of tests were developed and administered to students of Grade 1 to 6 in Yogyakarta and Sleman Regency in the 2016-2017 school year. Samples were taken from three Technical Management Units (TMUs). Three TMUs were determined by observing the distribution of school locations from the center to the suburbs. The items were analyzed using CTT and IRT.The results of the research show that the student achievement reflected by item difficulty index based on CTT and IRT indicates the same level of category except for several sub-aspects. Those items from certain testsindicate higher difficulty level for Grade 4 to 6 students than for Grade 1 to 3 students. This case is not relevant to the expected learning outcomes.
<p>Pembelajaran IPA masih belum banyak mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik modul pembelajaran IPA berbasis <em>High Order Thinking</em> <em>Skill</em> (HOTS) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, memperoleh modul pembelajaran IPA berbasis HOTS yang telah memenuhi kriteria layak, dan mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII SMP N 2 Sragen setelah melakukan pembelajaran IPA menggunakan modul pembelajaran IPA berbasis HOTS. Penelitian pengembangan modul pembelajaran IPA berbasis HOTS ini menggunakan prosedur pengembangan 4D yang terdiri dari tahap pendefinisian (<em>define</em>), perancangan (<em>design</em>), pengembangan (<em>develop</em>), dan penyebaran (<em>dessiminate</em>). Tahap pendefinisian terdiri dari proses analisis kebutuhan, analisis materi, serta perumusan pembelajaran pada modul. Tahap perancangan modul sesuai dengan tahap pendekatan saintifik yang diintegrasikan ke dalam modul. Tahap pengembangan terdiri dari proses validasi kelayakan modul, revisi, dan aplikasi modul pembelajaran IPA berbasis HOTS di kelas VIIIE SMP N 2 Sragen. Tahap penyebaran merupakan proses penyebaran modul ke empat SMP/MTS di Kabupaten Sragen. Analisis data pada tahap pendefinisian dilakukan secara deskriptif kuantitatif berdasarkan presentase jawaban angket. Pada tahap pengembangan, dilakukan analisis cut off score untuk menentukan kelayakan modul, analisis kriteria penilaian berdasarkan angket penilaian, analisis quest terhadap hasil uji coba instrumen tes, serta analisis gain score terhadap hasil pretest dan posttest. Pada tahap penyebaran dilakukan analisis kriteria penilaian berdasarkan hasil angket penilaian. Hasil penelitian disimpulkan bahwa: 1) karakteristik khusus modul pembelajaran IPA berbasis HOTS memiliki lima tahap pembelajaran sesuai dengan pendekatan saintifik yang dituangkan pada rubrik dalam modul; 2) modul pembelajaran IPA berbasis HOTS yang dikembangkan memenuhi kriteria kelayakan pada aspek isi dan penyajian, bahasa, kegrafikan, dan aspek pembelajaran HOTS dengan nilai rata-rata 3,55 atau dalam kategori “sangat baik”; 3) modul pembelajaran IPA berbasis HOTS dengan tema sistem penglihatan manusia dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan nilai gain 0,49 atau dalam kategori “sedang”.</p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.