No abstract

Masyarakat Desa Jembayan Dalam hingga saat ini baru dikenalkan dengan pengolahan sampah organik menggunakan konsep pengomposan. Namun, praktek pengolahan sampah tersebut tidak dipraktekkan secara berkelanjutan karena proses pengomposan sampah organik yang membutuhkan waktu yang lama untuk menjadi produk yang bisa dimanfaatkan. Pengetahuan masyarakat Desa Jembayan Dalam tentang pengelolaan sampah organik masih terbatas. Pengabdian masyarakat ini bertujuan mengenalkan penggunaan maggot Black Soldier Fly (BSF) yang digunakan dalam pengolahan sampah organik dan menumbuhkan minat masyarakat desa dalam pengolahan sampah organik menggunakan maggot BSF. Kegiatan diadakan di Desa Jembayan Dalam pada tanggal 14 Juli 2022, dalam bentuk peningkatan kapasitas masyarakat melalui kegiatan sosilisasi terhadap maggot BSF. Peserta diberi pemahaman tentang siklus lalat BSF, tahapan budidaya maggot BSF, jenis sampah yang menjadi pakan maggot, dan produk akhir budidaya maggot BSF. Kegiatan ini dihadiri oleh 25 warga Dusun Lembonang, Desa Jembayan Dalam. Terdapat enam orang peserta yang mencoba membesarkan maggot BSF dari telur yang telah disediakan. Namun, hanya satu orang peserta yang berhasil membesarkan maggot BSF selama dua minggu.  Jenis sampah organik yang digunakan sebagai pakan maggot adalah sampah kulit bawang dan sisa-sisa sayur yang membusuk. Ukuran panjang maggot BSF yang berhasil dipelihara tersebut mencapai 2 cm. Para peserta menunjukkan ketertarikannya terhadap budidaya maggot BSF karena perannya untuk mengurangi buangan sampah organik dan produknya yang dapat dijadikan pakan unggas. Keterbatasan waktu luang yang dimiliki oleh masyarakat menjadi penghambat masyarakat desa dalam mempraktekkan budidaya maggot BSF.

Early age is a period where children have not been able to develop the potential that exists in them. One such potential is language development as the result of cognitive development. Playing is one way to develop language. Because young children like to play at school, teachers should use the method of playing in learning. In playing, teachers can use electronic media because early childhood nowadays is the Alpha generation, the technology generation. The purpose in writing this article was to find out the relationship between electronic media and language development in early childhood. The method in writing this article was to review research journals related to electronic media and early childhood language development and it was supported by references from books related to the topic. The result was that the children learnt through play and interesting things such as using electronic media so that they could unfold their language development.

Curriculum implementation should be able to embody the vision, mission and the purpose of national education gradually, but in fact faced the problem and challange. It also applies to curriculum implementation 2013. On learning early childhood education is still have some problem. The purpose of this research is giving knowledge about the curriculum 2013 and explained the problem of faced by the school, the teacher and head of the school. Methods used in this study is to use the descritive kualitatif. The results of 20 intituation early chlidhood education in Sumenep and Pamekasan found problem that diverse.  

ABSTRAK:Seperti yang kita ketahui, bahwa Anak Usia Dini (AUD) berada pada fase keemasan (the golden age) dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia baik secara fisik, emosi, sosial, dan spiritual, sehingga untuk mendapatkan hasil yang epektif dan optimal, maka pendidikan karakter harus dimulai sejak AUD. Di dalam Al-Qur`an sudh sangat jelas, Al-Qur`an sebagai pedoman hidup umat Islam telah mengajarkan dan menggambarkan bagaimana pendidikan karakter harus diajarkan kepada anak sebagai bekal yang utama dan fundamental dalam menjalani kehidupan di dunia. Untuk dapat memahami bagaimana pendidikan karakter tersebut, maka kita dapat menggunakan metode bayani yang meliputi : identifikasi nash al-qur`an yang akan dikaji, identifikasi nash al-Qur`an yang berkaitan, dan memahami nash al-qur`an secara tekstual dan kontekstual. Dengan menggunakan metode bayani, maka pendidikan karakter menurut Q.S Lukman : 13-19, sebagai berikut : melatih dan membiasakan sikap loyal, hormat, syukur, kritis, rasa ingin tahu, ramah, tanggungjawab, disiplin, berani, sabar, peduli kepada sesama, tidak sombong, hidup bersahaja, serta sopan santun. Apabila pendidikan karakter menurut Q.S Lukman : 13-19 dilaksanakan oleh orang tua dalam mendidik anaknya, sebagaimana Lukman kepada anaknya maka dekadensi moral dapat diminimalisir dan masyarakat Indonesia akan mencapai kejayaan dan kemuliaannya. ABSTRACTAs we know, Early Childhood (AUD) is in the golden age in the growth and development of humans both physically, emotionally, socially, and spiritually, so that to get the optimal and optimal results, character education must be starting from AUD. In the Qur'an it is very clear, the Qur'an as a way of life for Muslims has taught and illustrated how character education must be taught to children as the main and fundamental provision in living life in the world. To be able to understand how character education is, then we can use the Bayani method which includes: identification of the Qur'an which will be studied, identification of the related texts, and understanding texts in a textual and contextual manner. . By using the Bayani method, as follows: train and familiarize loyalty, respect, gratitude, critical, curiosity, friendliness, responsibility, discipline, courage, patience, caring for others, not arrogant, modest life, is carried out by parents in educating their children, as Lukman told his children then moral decadence can be minimized and Indonesian people will achieve glory and glory.