Tujuan penelitian ini untuk mengkaji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap aksesibilitas memperoleh pendidikan bagi anak-anak di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data SUSENAS 2014 dengan unit analisis anak berusia 7-18 tahun, jumlah responden sebanyak 372.142 anak. Penelitian ini menggunakan metode regresi logit dengan software pengolah data STATA 13. Setelah dilakukan olah data dengan menggunakan software STATA 13 dari 372.142 anak diperoleh Prob>chi2 =0.0000, artinya bahwa model yang diujikan dalam penelitian ini signifikan dengan nilai correctly classified sebesar 89,93 persen. Dengan demikian, model ini mampu memprediksi aksesibilitas anak memperoleh pendidikan serta variabel terikatnya dapat dipengaruhi oleh variabel-variabel bebasnya sebesar 89,93 persen. Dapat disimpulkan bahwa anak perempuan yang bertempat tinggal di perkotaan, latar belakang pendidikan Ibu yang semakin tinggi, jarak ke sekolah yang dekat, orang tua yang menikah di usia produktif, semakin besarnya pendapatan per kapita rumah tangga, dan semakin sedikitnya jumlah anggota rumah tangga merupakan faktorfaktor yang berpengaruh terhadap aksesibilitas memperoleh pendidikan bagi anak-anak di Indonesia.
Akhir-akhir ini kita sering melihat beberapa aksi kenakalan yang dilakukan oleh peserta didik. Bermacam-macam bentuk kenakalan peserta didik semakin mewarnai kehidupan saat ini, membuat orang tua, guru, tokoh masyarakat dan bahkan Pemerintah resah. Sebagai salah satu alternatif solusi permasalahan, pemerintah menetapkan kebijakan penguatan pendidikan karakter bagi seluruh masyarakat, termasuk bidang pendidikan. Mengingat pentingnya penguatan pendidikan karakter, sangat menarik untuk mendalami bagaimana implementasi penguatan pendidikan karakter di sekolah, sehingga penulis melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengkaji apa saja peran ekosistem pendidikan dalam mengimplementasikan penguatan pendidikan karakter kepada peserta didik di sekolah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara dan survey ke beberapa sekolah sampel yaitu jenjang SD dan SMP di kota Semarang tahun 2017. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh hasil bahwa implementasi nilai-nilai karakter oleh: 1) kepala sekolah, dalam dalam bentuk: mensosialisasikan kebijakan sekolah tentang pendidikan karakter,memberikan keteladanan dalam mengimplementasikan nilai-nilai karakter kepada peserta didik, dan sebagainya, 2) guru, dalam bentuk: guru sebagai pusat peradaban sekolah, memberi kesempatan berpendapat secara merata kepada siswa, menilai dan melaporkan hasil belajar secara adil dan transparan khususnya yang berhubungan dengan penanaman nilai-nilai karakter, membentuk pribadi peserta didik, dan sebagainya, 3) staf/tenaga kependidikan dalam bentuk: berpenampilan rapi, berkata sopan, dan sebagainya, dan 4) orangtua/masyarakat dalam bentuk: sebagai mediator (membangun jejaring) dengan lembaga atau komunitas lain dalam aksi penanaman nilai-nilai karakter di sekolah, berpartisipasi aktif dalam adiwiyata sekolah, mengadakan pelatihan di sekolah dengan mengundang para ahli, dan sebagainya. Dengan adanya sinergitas dalam penguatan pendidikan karakter di sekolah, maka secara langsung akan tercipta suasana kondusif di lingkungan sekolah.
Hingga saat ini kondisi akses dan mutu masih belum merata. Dalam hal akses, masih ada ketimpangan partisipasi bersekolah antar jenjang, provinsi, dan perdesaan perkotaan. Selanjutnya dalam hal belum meratanya mutu pendidikan dapat dilihat dari capaian rata-rata hasil Ujian Nasional tahun 2017/2018 yang menunjukkan tingginya keragaman nilai antar siswa (standar deviasi) dan sedikitnya wilayah yang memiliki rata-rata hasil Ujian Nasional di atas rata-rata Nasional.Pemerintah telah melakukan berbagai upaya pemerataan mutu pendidikan melalui program zonasi pendidikan, salahsatu strateginya melalui PPDB berbasis zonasi. PPDB Zonasi telah berjalan 2 tahun sehingga perlu dilakukan evaluasi pelaksanaannya agar tujuan penyelenggaraannya yaitu memeratakan akses dan mutu pendidikan dapat tercapai. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukanlah penelitian ini dengan tujuan untuk menganalisis implementasi pelaksanaan PPDB Zonasi di Provinsi Sulawesi Tengah dalam upaya pemerataan akses dan mutu pendidikan. Penelitian ini dilakukan bulan September 2018. Penelitian ini berfokus pada jenjang SMA Negeri di 3 wilayah Provinsi Sulawesi Tengah, yaitu Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala. Pengambilan sampel dilakukan dengan tujuan tertentu, yaitu SMA favorit di wilayah terdekat ibukota Provinsi Sulawesi Tengah. Analisis penelitian ini dengan menggunakan pendekatan model implementasi Van Meter and Van Horn (1975) yang meliputi variabel Ukuran dan Tujuan Kebijakan, Sumberdaya, Karateristik Agen Pelaksana, Sikap/ kecenderungan (Disposition) para Pelaksana, Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Pelaksana, Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik. Berdasarkan hasil analisis, kesimpulan hasil penelitian ini adalah pelaksanaan PPDB Zonasi di Provinsi Sulawesi Tengah telah berhasil dalam upaya memeratakan akses dan mutu pendidikan. Sebaran siswa dari sisi jarak sudah mendekat ke rumah siswa dan dari sisi mutu input juga telah menyebar di berbagai sekolah sehingga sudah tidak ada lagi dikotomi sekolah unggulan dan non unggulan. Hal telah sesuai dengan tujuan program zonasi pendidikan.Kata Kunci: PPDB Zonasi, Akses, Mutu
The objectives of this study are (1) to analyze DUDI demand on the competence ofvocational graduates in an effort to achieve a balance of the labor market, and (2) analyzethe supply of vocational graduates needed by DUDI in an effort to achieve a balance of thelabor market. In this study using qualitative approaches primary data analysis methods.This research was conducted in Central Java Province in 2018. The results of this studyare: (1) the qualifications of the workforce needed for DUDI in the middle to upper scaleare primarily having a certificate of competence, having IT and foreign language skills,and having experience working in the field the same for 1 year, and (2) the competencies ofvocational graduates produced have been sought to adjust DUDI's needs, but there arelimitations in the ability of vocational graduates because of the lack of facilities andinfrastructure in schools and the limited ability of educators.
This research aims to analyze the readiness of teachers and students through their perceptions of the Minimum Competency Assessment (AKM) questions. This research was conducted at the Junior High School and Senior High School levels, the samples took in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi. There are 60% of Junior High School teachers said that most of the AKM questions were in accordance with the learning method and process, but in this case, there are only 40% of high school teachers. Middle school students' perceptions of 54% and SMA 50% said that the AKM questions were by the learning method or process. The learning process in schools has not emphasized students to think analytically. Teachers' readiness to face AKM needs to adjust teaching methods in the learning process. There are less than 50% of Junior High School and Senior High School teachers whose assessments were by the types of AKM questions. It means that more than 50% of the teachers do not use similar assessments with the AKM. There are 50% of Junior High School and Senior High School teachers said that most of the AKM was difficult. There are 28% of Junior High School and 34% of Senior High School Students said that most of AKM is difficult. In working on AKM questions, students can obtain answers based on their opinions. For students, if they have answered, it will be worth it. A recommendation that the teacher's book: be revised with HOTS learning accompanied by examples of HOTs questions. Readability of questions, such as the use of words that are familiar to students, clarity of appearance of pictures and complexity of question discourse.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.