Comic media development is essential for junior high school students. Because in learning the echinoderm material, students' motivation is shallow. This research aims to 1) develop echinoderms comics, 2) find out how to develop comic learning media, 3) find out whether comic learning media was suitable for scientific learning. This research and development used the Hannafin and Peck model with three stages they were 1) needs analysis, 2) design stage and 3) development and implementation. The methods of collecting data were used observation and questionnaires. Comic media validation consisted of material experts, media experts, and educators. The subjects in this research were students of class VII Junior High School Islam Integral Luqman Al-Hakim 02 Batam. The quality of comic media is based on material expert validation, a suitable category (85.14%). The result of media expert validation was an excellent category (92.00%). Students who responded at the small group test stage were an excellent category (93.61%). Finally, students answered a suitable category at the big group test (88.25%). Echinoderm comics have been ideal for science learning based on the explanation above.
This research was a kind of experimental research with Randomized Posttest Only Control Group Design design. This study aimed to determine the effect of cooperative learning model type of three-stage interview on biology learning outcomes on the subject of bacteria. This research was conducted at Madrasah Aliyah Batam Class X. The samples in this study were X-1 class as control class and X-2 class as experiment class. The test was used “t-test”. From the results of the study found that the classes taught by cooperative learning model type of three-stage interview to obtain learning outcomes had a significant influence with the average value of learning outcomes is 74.0690 while students who followed the learning process using conventional learning method had a value of learning outcomes Average 65,5172 on bacterial material in class X MAN Batam. Keywords: Cooperative Learning¸ Three Step Interview¸ Bacteria subject . AbstrakPenelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen dengan rancangan Randomized Posttest Only Control Group Design. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe wawancara tiga tahap terhadap hasil belajar biologi pada pokok bahasan bakteri. Penelitin ini dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri Batam Kelas X. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas X-1sebagai kelas kontrol dan kelas X-2sebagai kelas eksperimen. Uji yang digunakan adalah uji t-test. Dari hasil penelitian didapat bahwa kelas yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe wawancara tiga tahap memperoleh hasil belajar memiliki pengaruh yang cukup signifikan dengan nilai rata-rata hasil belajar yaitu 74,0690 sedangkan siswa yang mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional memiliki nilai hasil belajar rata-rata 65,5172 pada materi bakteri di kelas X MAN Batam. Kata Kunci: Pembelajaran kooperatif, wawancara tiga tahap, pokok bahasan bakteri
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui resistensi bakteri Vibrio parahaemolyticus tehadap ekstrak makroalga Halymeda Discoidea, Halymenia Dilatata dan Dictyota dichotoma. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratoris, data dianalisa secara deskriptif. Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Februari 2018 s/d 6 April 2018. Ekstraksi dilakukan dengan dua metode yaitu metode ekstrak basah dan metode maserasi. Metode Ekstrak basah dilakukan dengan cara mencampurkan 25 gr sampel dengan 25 ml aquadest untuk konsentrasi 100%. Sedangkan untuk konsentrasi 50%, 25 gram sampel dicampurkan dengan 50 ml aquadest. Pada Metode Maserasi 5 gram sampel direndam dalam etanol absulute (98%) sebanyak 50 ml selama 2 x 24 jam pada inkubator shaker. Kemudian rendaman sampel dalam etanol diuapkan pada suhu ruang selama 30 jam atau sampai semua etanol menguap. Uji resistensi bakteri V. Parahaemoyticus dilakukan dengan metode difusi cakram dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 300C. Pengamatan dan pengukuran diamater zona bening dilakukan setiap 6 jam. Bakteri V. parahaemolyticus resisten terhadap ekstrak basah makroalga dengan konsentrasi 100% dan 50% karena zona bening (zona bebas bakteri) di sekitar kertas cakram tidak terbentuk. Bakteri V. parahaemolyticus sensitif terhadap ekstrak makroalga yang diekstraksi dengan metode maserasi, hal ini ditandai dengan terbentuknya zona bening di sekitar kertas cakram dengan rata-rata diameter 6,3 mm untuk H. Discoidea, 6 mm untuk H. Dilatata dan 6,6 mm untuk D.dichotoma. Kemampuan ekstrak makroalga yang diekstraksi dengan metode maserasi sebagai intibiotika alami dikategorikan “sedang”.
Penelitian ini bertujuan membuktikan pengaruh penggunaan model pembelajaran Round club terhadap hasil belajar siswa kelas VII dalam materi Ekosistem di lingkungan SMP Negeri 35 Batam Tahun Ajaran 2013-2014. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII berjumlah 6 kelas, sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII.5. sebagai kelas eksperimen dan kelas VII.6. sebagai kelas kontrol mengunakan teknik simpel random sampling pada Analisis. Data menggunakan uji validitas, reliabilitas, uji normalitas dan uji hipotesis menggunakan Uji t. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa nilai thitung = 2,91 sedangkan nilai ttabel = 2,00 atau T hit > T tab. Berarti Ho ditolak dan Ha diterima dengan kesimpulan terdapat pengaruh model pembelajaran Round Club terhadap hasil belajar biologi pokok bahasan Ekosistem di lingkungan siswa kelas VII SMP Negeri 35 Batam.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas Porifera (Spons) yang terdapat di kawasan perairan Pulau Layang dan Pulau Cukus. Pengambilan data dengan menggunakan metode transek garis dengan panjang transek 100 meter di setiap stasiun penelitian. Terdapat 6 spesies Porifera yang ditemukan di Pulau Layang yaitu: Axinella damicornis, Aaptos subertoides, Haliclona sp., Haliclona cymaeformis, Spheciospongia vagabunda, Callyspongia (Cladochalina) diffusa, dengan nilai indeks keanekaragaman Ĥ = 1.605, indeks keseragaman E = 0.896, dan indeks dominansi D = 0.223. Sedangkan di Pulau Cukus ditemukan 10 spesies Porifera yaitu: Agelas nsp., Aplysina sp., Aaptossubertoides, Haliclona sp., Spheciospongia cf. vagabunda, Pseudoceratina purpurea, Callyspongia (Cladochalina) diffusa, Aplysina lacunose, dan Dactylospongia elegans, dengan nilai indeks keanekaragaman Ĥ = 1.721, indeks keseragaman E = 0.747, dan indeks dominansi D = 0.150. Sedangkan untuk indeks kesamaan komunitas Porifera yang ditemukan pada perairan Pulau Layang dan Pulau Cukus memiliki kesamaan komunitas yang cukup tinggi dengan nilai 63%, artinya komunitas tersebut memiliki kemiripan spesies yang cukup sama. Spesies yang paling banyak ditemukan di setiap stasiun adalah Spheciospongia cf vagabunda, dari famili Clionaidae dan genus Spheciospongia.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.