Penelitian ini bertujuan untuk menilai korelasi ketebalan tunika intima-media arteri karotis pada ultrasonografi, kalsifikasi dan dilatasi pada arkus aorta pada foto thorax posisi PA dengan nilai renal resistive index menggunakan ultrasonografi duplex pada pasien hipertensi. Penelitian ini dilaksanakan di Departemen Radiologi Rumah Sakit Umum Pemerintah Wahidin Sudirohusodo Makassar dan Rumah Sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin Makassar mulai bulan Desember 2019 sampai bulan Maret 2020. Sampel sebanyak 60 pasien dengan usia ? 18 tahun. Metode yang digunakan adalah uji korelasi Spearman rho. Hasil penelitian menujukkan bahwa ada korelasi signifikan (p 0,05) antara kalsifikasi aorta p=0,0001 dan nilai CIMT p=0,0001 dengan nilai index resistive renal bilateral. Terdapat korelasi signifikan antara pasien hipertensi riwayat dislipidemia yang disertai penebalan tunika intima media arteri karotis p = 0,025, kalsifikasi pada arkus aorta p=0,001 dan dilatasi aorta p=0,003 dengan nilai index resistive renal bilateral. Tidak ada korelasi antara dilatasi aorta dengan dengan nilai index resistive renal bilateral.
Penelitian ini bertujuan mengetahui korelasi derajat leukoaraiosis berdasarkan CT-Scan kepala dengan faktor-faktor risiko stroke dan keparahan stroke berdasarkan derajat klinis pada pasien stroke iskemik. Metode yang digunakan adalah cross sectional, dilakukan secara retrospektif pada penderita stroke iskemik yang menjalani pemeriksaan CT-Scan kepala di Bagian Radiologi RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar periode Januari 2020 sampai Juli 2020. Sampel sebanyak 46 orang dengan usia 40 tahun yang mengalami serangan stroke pertama dengan onset 1 bulan. Derajat leukoaraiosis dinilai dengan menggunakan skala Van Swieten dan derajat klinis dinilai dengan menggunakan National Institute of Health Stroke Scale (NIHSS). Uji statistik yang digunakan adalah uji korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi bermakna yang sedang dan searah antara derajat leukoaraiosis dan kelompok umur dengan nilai p sebesar 0,004 (0,05) dan nilai r sebesar 0,415. Tidak ada korelasi bermakna antara derajat leukoaraiosis dengan jenis kelamin, hipertensi, diabetes melitus, dislipidemia dan derajat klinis dengan nilai p masing-masing secara berurutan sebesar 0,146; 0,520; 0,779; 0,185; dan 0,537 (0,05). Namun tampak kecenderungan bahwa pasien dengan hipertensi tidak terkontrol memiliki derajat leukoaraiosis yang lebih berat.
The aim of this study is to determine the correlation between Lund-Mackay scores and sinus fluid volume based on 3D CT paranasal sinus scan with SNOT-22 score in patients with chronic rhinosinusitis without and with polyps. This research was conducted at the Department of Radiology Hasanuddin University Hospital Makassar from April to June 2019. Samples were 38 patients without and with polyps in age ? 18 years. The method used is the Spearman rho test. The results showed a correlation between sinus fluid volume and SNOT-22 score in patients with chronic rhinosinusitis without polyps n = 25, p = 0.042 (p 0.05), the higher the sinus fluid volume, means the SNOT-22 score was higher in patients with chronic rhinosinusitis without polyps. There was no correlation between sinus fluid volume and SNOT-22 score in patients with chronic rhinosinusitis with polyps n = 13, p = 0.077 (p 0.05), there was not any correlation between Lund-Mackay scores and SNOT-22 scores in patients with chronic rhinosinusitis without and with polyps.
This study was aimed to determine the accuracy of preoperative temporal bone CT-scan ini assessing cholesteatoma in chronic suppurative otitis media (CSOM) patients. This was a diagnostic test study conducted by comparing the findings of the preoperative temporal bone CT-scan with the intraoperative findings of 54 CSOM patients who had a temporal bone CT-scan followed by surgery at the Hasanuddin University Hospital and the Jaury Academic Hospital. Assessment of cholesteatoma on a preoperative temporal bone CT-scan was performed when soft tissue density was found in the middle ear accompanied by bone erosion. In addition, an assessment was also carried out for the presence of ossicular, scutum, tympanic tegmen, facial nerve canal and mastoid tegmen erosions. The results indicated that the accuracy of preoperative temporal bone CT-scan in assessing cholesteatoma in CSOM patients was 87.04% with a sensitivity of 85%, specificity of 88.23%, a positive predictive value of 80.95%, and a negative predictive value of 90.91%. The sensitivity of the preoperative temporal bone CT-scan in assessing the highest erosion of cholesteatoma in the erosion of the scutum and tympanic tegmen (100%) with the specificity and accuracy of the preoperative temporal bone CT scan of the in assessing erosions in cholesteatoma highest on mastoid tegman erosion (100% and 96.29%). In conclusion, preoperative CT scan of temporal bone has high accuracy, sensitivity, and specifity values in assessing cholesteatoma and erosions of surrounding structures.Keywords: cholesteatoma, chronic suppurative otitis media (CSOM), temporal bone CT-Scan Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akurasi gambaran CT-scan tulang temporal preoperatif dalam menilai kolesteatoma pada penderita otitis media supuratif kronis (OMSK). Jenis penelitian ialah uji diagnostik yang membandingkan temuan pada CT scan tulang temporal preoperatif dengan hasil temuan intraoperatif pada 54 penderita OMSK yang menjalani pemeriksaan CT scan tulang temporal dilanjutkan dengan tindakan operasi di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin dan Rumah Sakit Akademis Jaury. Penilaian kolesteatoma pada CT Scan tulang temporal preoperatif ketika ditemukan densitas jaringan lunak di telinga tengah yang disertai dengan erosi tulang. Selain itu, dilakukan penilaian adanya erosi osikula, skutum, tegmen timpani, kanalis nervus fasialis, dan tegmen mastoid. Hasil penelitian mendapatkan akurasi CT scan tulang temporal preoperatif dalam menilai kolesteatoma pada penderita OMSK sebesar 87,04% dengan sensitivitas 85%, spesifisitas 88,23%, nilai prediksi positif 80,95%, dan nilai prediksi negatif 90,91%. Sensitivitas CT scan tulang temporal preoperatif dalam menilai erosi pada kolesteatoma tertinggi pada erosi skutum dan tegmen timpani (100%) dengan spesifisitas dan akurasi CT scan tulang temporal preoperatif dalam menilai erosi pada kolesteatoma tertinggi pada erosi tegmen mastoid (100% dan 96.29%). Simpulan penelitian ini ialah CT scan tulang temporal preoperatif memiliki nilai akurasi, sensitivitas, serta spesifisitas yang cukup tinggi dalam menilai kolesteatoma serta erosi pada struktur di sekitarnya.Kata kunci: kolesteatoma, otitis media supuratif kronis (OMSK), CT scan tulang temporal
Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui korelasi resistive index ginjal dengan proteinuria pada pasien diabetes melitus tipe 2. Metode: Penelitian ini dilakukan di Bagian Radiologi RS Pendidikan Universitas Hasanuddin Makassar pada Maret s/d Juni 2019. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan kajian potong lintang. Pertama dilakukan penilaian proteinuria, perhitungan eGFR, dan melakukan ultrasonografi Doppler sehingga mendapatkan nilai resistive index. Analisis data statistik melalui uji korelasi Spearman. Sampel penelitian ini sebanyak 82 sampel dengan 41 sampel disertai proteinuria dan dengan 41 sampel tanpa disertai proteinuria. Hasil: Penelitian menunjukkan korelasi kuat antara resistive index ginjal dengan proteinuria (r=0,449 dan r=0,551) dan memiliki hubungan yang signifikan (p<0,0001). Untuk korelasi resistive index ginjal dengan eGFR terdapat korelasi yang kuat (r=0,604 dan r=0,666) serta hubungan yang signifikan (p<0,0001). Dan terdapat korelasi yang cukup antara proteinuria dengan eGFR serta memiliki hubungan yang signifikan (r=0,449; p<0,0001). Simpulan: Semakin tinggi kadar proteinuria, maka semakin tinggi nilai resistive index ginjal pada pasien diabetes melitus tipe 2. Terdapat hubungan yang cukup kuat antara resistive index ginjal kanan dan kiri dengan eGFR pada pasien diabetes melitus tipe 2. Dimana semakin tinggi nilai resistive index ginjal, maka semakin rendah nilai eGFR (semakin tinggi stadium PGK).
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.