This research aimed to analyze and explore the capability of mathematical proficiency second semester math education students of Faculty of Teacher Training and Education (FKIP) Khairun University academic year 2017/2018. In this study mathematical problems are presented in Calculus, and given the opportunity for students to understand the problems provided both from the theoretical aspects related to indicators of mathematical proficiency namely conceptual understanding, procedural fluency, strategic competence, adaptive reasoning, and productive disposition, which further uses Interactive Maple Tutor, Maple Assistant, and Show Solution commands. Students in this study can take some steps themselves, and ask Maple to take the next step. Research data were collected and analysed with a descriptive-qualitative approach of student work for each indicator of mathematical proficiency with research subject in total 128 students. The results showed that the ability of the mathematical proficiency of students of mathematics education in the medium category.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keefektifan model Problem-Based Learning ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematis pada siswa SMA Negeri 5 Kota Ternate. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu, yang terdiri dari satu kelompok eksperimen. Adapun sampel yang diperoleh yaitu siswa kelas XII IPA1 SMA N 5 Kota Ternate. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes yang terdiri atas soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis. Untuk mengetahui keefektifan model Problem-Based Learning pada variabel kemampuan pemecahan masalah matematis digunakan uji one samples t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Problem-Based Learning efektif ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam menyelesaikan soal sistem persamaan linear dua variabel. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, wawancara dan dokumentasi. Siswa diminta untuk mengerjakan soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis (KPMM), kemudian diwawancarai berdasarkan kemampuan matematika siswa yang dimiliki untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam tentang kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam menyelesaikan soal sistem persamaan linear dua variabel. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah reduksi data (Data reduction), paparan data (Data display), dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam menyelesaikan soal sistem persamaan linear dua variabel sebagai berikut: 1) sebanyak 3 siswa (20%) mencapai kemampuan pemecahan masalah matematis dengan kategori tinggi, 2) sebanyak 4 siswa (26,6%) mencapai kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan kategori sedang dan 3) sebanyak 8 siswa (53,3%) yang berkategori rendah. Sebagian siswa belum mencapai kemampuan pemecahan masalah matematis pada soal sistem persamaan linear dua variabel pada indikator Kemampuan memilih dan mengembangkan strategi pemecahan (meliputi kemampuan memunculkan berbagai kemungkinan atau alternatif cara penyelesaian, rumus-rumus atau penegetahuan yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah tersebut), dan Kemampuan menjelaskan dan memeriksa kebenaran jawaban yang diperoleh (meliputi kemampuan mengidentifikasi kesalahan-kesalahan perhitungan, kesalahan penggunaan rumus, memeriksa kecocokan antara yang telah ditemukan dengan apa yang ditanyakan, dan dapat menjelaskan kebenaran jawaban).
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir reflektif matematis siswa dalam menyelesaikan soal program linear. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.Metode yang digunakan adalah tes, wawancara dan dokumentasi. Siswa diminta untuk mengerjakan soal tes kemampuan berpikir reflektif matematis (KBRM), kemudian diwawancarai berdasarkan kemampuan matematika siswa yang dimiliki untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam tentang kemampuan berpikir reflektif matematis siswa dalam menyelesaikan soal program linear. Hasil penelitian kemampuan berpikir reflektif matematis siswa dalam menyelesaikan soal program linear sebagai berikut: 1) sebanyak 2 siswa (9%) yang berkategori tinggi mampu menghubungkan pengetahuan baru dengan pemahaman terdahulu dengan benar, mampu menemukan hubungan dan memformulasi penyelesaian, dan mampu mengevaluasi proses penyelesaian sehingga memperoleh jawaban akhir meskipun belum lengkap penyelesaiannya, 2) sebanyak 3 siswa (14%) yang berkategori sedang mampu berpikir reflektif dimana telah menghubungkan pengetahuan baru dengan pemahaman terdahulu yang dimiliki dengan benar, mampu menemukan hubungan dan memformulasi penyelesaian, dan berusaha mengevaluasi proses penyelesaian meskipun alasan yang diberikan belum benar, dan 3) sebanyak 17 siswa (77%) yang berkategori rendah hanya mampu menghubungkan pengetahuan baru dengan pemahaman terdahulu yang dimiliki benar meskipun salah dalam pengoperasiannya, mampu menemukan hubungan dan memformulasi penyelesaian hingga akhir, namun jawaban yang diperoleh salah, dan mengevalusi proses penyelesaian nampak bahwa siswa tersebut berusaha untuk menyelesaikan soal program linear yang diberikan. Kata Kunci: kemampuan berpikir reflektif matemtematis siswa, program linear, dan kemampuan matematika siswa
The development of critical thinking is the goal of the Indonesian education curriculum. However, research on how to develop and improve these abilities is still rarely studied. In this article, we offer a team assisted individualization-learning model in improving critical thinking skills. The objectives of this study were (1) to describe the improvement of students’ mathematical-critical thinking skills using the Team Assisted Individualization learning model, (2) To determine the increase in students’ critical thinking skills after team assisted individualization learning has carried out. This study used experimental research. The subjects in this study were fourth-semester students of the Khairun University mathematics education program. The instrument used was a question describing students’ mathematical-critical thinking skills. Data have been analyzed per indicator and as a whole using descriptive analysis, namely benchmark reference guidelines (PAP) scale five and Normalized Gein. Data were analyzed using the inferential analysis to determine the increase in students’ mathematical critical thinking skills, namely hypothesis testing (one-sample t-test). The result of the data analysis showed an increase in students’ mathematical critical thinking skills, which were interpreted moderately after implementing the assisted individualization team learning model.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.