Pada dasarnya seorang siswa memiliki banyak kecerdasan. Salah satu diantaranya adalah kecerdasan logika. Namun faktanya kecerdasan logika siswa SD Islam Taman Qur'aniyah masih rendah. Salah satu penyebabnya adalah karakteristik siswa yang berbeda-beda dan penggunaan strategi pembelajaran yang kurang inovatif. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui proses pembelajaran tematik berbasis budaya Betawi, dan (2) meningkatkan kecerdasan logika siswa kelas IV SD Islam Taman Qur'aniyah melalui pembelajaran tematik berbasis budaya Betawi. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Metode ini dilakukan dengan empat tahap, yaitu perencanaan, implementasi tindakan, pengaruh implementasi monitor, dan survei/refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi aktvitas guru dan siswa, tes kecerdasan logika, catatan lapangan, dan dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Islam Taman Qur'aniyah yang berjumlah 27 siswa. Penelitian ini dilaksanakan melalui 3 siklus. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan nilai persentase hasil tes kecerdasan siswa. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa persentase hasil tes kecerdasan logika yang diperoleh pada siklus I sebesar 41% siswa dengan nilai rata-rata 57. Sementara itu pada siklus II meningkat menjadi 70% siswa dengan nilai rata-rata 69 dan kembali meningkat hingga mencapai 85% siswa pada siklus III dengan nilai rata-rata 77. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran tematik berbasis budaya Betawi dapat meningkatkan kecerdasan logika siswa. Kata kunci: pembelajaran tematik, budaya betawi, kecerdasan logika
This study aims to determine and analyze the representation of moral values as role models. This research is included in the qualitative approach research using the Semiotics Analysis technique which was initiated by Roland Barthes. Arbain's film as an object of research with content analysis techniques that focus on its moral values combined with the religious values contained in it, both of which are one unit. From this research, the results obtained include religious values contained examples in studying the history of the Prophet, the obligation to seek knowledge, taking ablution, praying in congregation and the power of a prayer. While the social values that we can learn are always alert in helping, smiling as a noble personality, greeting early, loving Muslim brothers and practicing wise leadership values. This Arbain film is very worthy to be used as an example and watched by a wide audience with the hope that the values of the teachings of the role model of the Prophet Muhammad can be conveyed in a simple way and can be well received by our children and the wider community in general
A. LATAR BELAKANGSebagai negara kepulauan, Indonesia mempunyai kurang lebih 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000 km dan luas karang lebih dari 3,1 juta km 2 . Wilayah pesisir yang merupakan sumber daya potensial di Indonesia adalah suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan. Sumber daya ini sangat besar yang didukung oleh adanya garis pantai sepanjang itu (Dahuri et al. 2001). Garis pantai yang panjang ini menyimpan potensi kekayaan sumber alam yang besar. Potensi itu diantaranya potensi hayati dan non hayati. Potensi hayati misalnya: perikanan, hutan mangrove, dan terumbu karang, sedangkan potensi non-hayati misalnya, mineral dan bahan tambang serta pariwisata.Permasalahan utama yang sering terkait dengan pengelolaan sumberdaya di wilayah pesisir adalah lemahnya keterlibatan pihak-pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan pengembangan kelautan dan wilayah pesisir. Munculnya masalah tersebut disebabkan lemahnya sistem dan tata cara koordinasi antar stakeholder karena belum didukung dengan adanya sistem hukum yang mengatur kegiatan tersebut. Selain itu, lemahnya koalitas sumberdaya manusia mempengaruhi proses partisipatif menjadi tidak berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini sering berdampak pada munculnya ketidaksepahaman dan konflik penggunaan ruang antar stakeholder dalam rangka menjaga keseimbangan dan keberlanjutan sumberdaya alam yang berada disekitar wilayah pesisir dan laut Sejak era reformasi, pengembangan dan pengelolaan wilayah pesisir dan kelautan mulai mendapat perhatian yang lebih dari pemerintah. Perhatian ini dituangkan dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 22 tahun 1999 yang memberikan kewenangan kepada daerah dalam mengelola pesisir dan lautnya sejauh 12 mil untuk propinsi dan 4 mil untuk kabupaten. Peraturan ini memberikan peluang besar bagi pengelolaan sumberdaya pesisir berbasis masyarakat dan juga memberikan peluang
Fundamental change in the business environment is characterized by the volatility of business environment. Business condition is increasingly complex and unpredictable for organizations which want to achieve competitive advantage. Social capital is the attitude shown through more convincing communication and knowledge. Good social capital ownership is the form of human resources' competence in empowering and optimizing the business management for the survival of company. The objectives of this study are to identify and explain the significant effect of social capital of human resources in SMEs on competitive advantages. Research method used in this research is quantitative (positivistic) with analysis tool of exel program aid and GSCA software. Research respondents are 74 (seventy four) entrepreneurs of small and medium enterprises which have been clustered as the largest SMEs in each regency by Department of Industry and Trade in East Java in 2015. From the research results, it can be concluded that: (1) Social interaction significantly influences competitive advantage, with loading rate of 0.705. (2) Social action has significant effect on competitive advantage, with loading rate of 0.802 (3) Social Capital simultaneously has significant effect on competitive advantage and is considered to be able to exploit and neutralize threats from outside the company. (4) Social action is considered the most dominant effect on competitive advantages with results of path analysis of 0.93. Therefore, it can be suggested that: (1) Social interaction should be developed because it is able to measure consumer initiatives to be more productive socially. (2) Human resource development for entrepreneurs in order to improve social behavior can be done by training. (3) Government should promote training to improve the behavior of social capital.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.