The purpose of this study is to explain (1) the lexicon of the process of cultivating rice fields; (2) the process lexicon after harvesting rice; and (3) the lexicon of agricultural tools within the scope of agricultural culture in the Sumur sub-district community, Pandeglang district. This article is derived from the results of research with a descriptive qualitative approach using an ethnographic method based on ecolinguistic theory. Data were obtained from the results of participant observations and interviews with informants as many as 23 people who live in seven villages. The findings of this study are as follows: (1) the lexicon of the process of cultivating rice fields in the form of monomorphemic words; affixed polymorphemic words involving prefixes and confixes and reduplication results; and a combination of two words; (2) the process lexicon after harvesting rice in the form of affixed polymorphemic words involving prefixes and confixes; and a combination of two words; and (3) the lexicon of agricultural tools in the form of monomorphemic words; affixed polymorphemic words involving suffixes; and a combination of two words.Penelitian ini betujuan menjelaskan (1) leksikon proses penggarapan sawah; (2) leksikon proses setelah memanen padi; dan (3) leksikon alat-alat pertanian dalam lingkup budaya pertanian di lingkungan masyarakat Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang. Artikel ini berasal dari hasil penelitian dengan pendekatan kualitatif deskriptif berdasarkan ancangan metode etnografis yang berbasis pada teori ekolinguistik. Data diperoleh dari hasil observasi partisipan dan wawancara kepada informan sebanyak 23 orang yang berdomisili di tujuh desa. Penelitian ini menghasilkan tiga temuan. Pertama, leksikon proses penggarapan sawah berupa kata monomorfemis; kata polimorfemis hasil afiksasi yang melibatkan prefiks dan konfiks atau reduplikasi; serta gabungan dua kata. Ketiga, leksikon proses setelah memanen padi berupa kata polimorfemis hasil afiksasi yang melibatkan prefiks dan konfiks serta gabungan dua kata. Ketiga, leksikon alat-alat pertanian berupa kata monomorfemis; kata polimorfemis hasil afiksasi yang melibatkan sufiks dan gabungan dua kata.
Banyak sekali bahasa yang digunakan di dunia ini, tidak hanya setiap Negara yang berbeda bahasanya bahkan disetiap Negara itupun akan memiliki ragam bahasa pula. Seiring perkembangan zaman, penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari akan terus meningkat. Sebagai penutur, tentunya tidak akan selalu mengandalkan bahasa pertamanya baik bahasa daerah maupun bahasa Indonesia dalam berkomunikasi. Oleh karena itu, banyak sekali pebelajar bahasa untuk memenuhi kebutuhannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis teknik pengolahan makanan dalam leksikon bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskripsi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara obesrvasi pada individu yang berprofesi sebagai juru masak. Dengan melakukan analisis kontrastif pada bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam tataran leksikal, terdapat beberapa perbedaan dalam leksikon proses memasak diantara kedua bahasa tersebut.
Kuliner tradisional bukan sekadar mencerminkan khazanah makanan, bahan yang digunakan, cara pengolahan, dan cita rasa olahan lokal yang unik, tetapi juga merepresentasikan entitas budaya masyarakat secara utuh. Leksikon nama kuliner tradisional menyiratkan makna budaya yang penting untuk digali dan diinterpretasikan dalam kaitannya dengan pengungkapan nilai -nilai simbolik dan budaya yang dikandungnya. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kuliner tradisional masyarakat Kabupaten Pandeglang berdasarkan tinjauan bentuk leksikon, fungsinya dalam upacara atau ritual adat, dan pandangan masyarakat terhadap simbol dan makna kuliner tradisional sebagai pelengkap dalam upacara atau ritual adat. Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan memakai metode etnografis berancangan antropolinguistik. Sumber data penelitian adalah tuturan lisan para informan sebagai narasumber. Pengumpulan data dengan teknik observasi partisipan dan wawancara. Analisis data dengan empat kegiatan, yaitu pengumpulan, reduksi, penyajian, dan verifikasi. Hasil penelitian sebagai berikut. Pertama, ditemukan 25 leksikon nama makanan; 14 leksikon nama makanan pelengkap upacara atau ritual adat; 32 leksikon nama alat pembuatan, 35 leksikon nama bahan, dan 38 leksikon nama proses pembuatan. Kedua, kuliner tradisional dalam fungsinya sebagai pelengkap upacara atau ritual adat mencerminkan tiga dimensi nilai, yaitu individual, sosial, dan pengetahuan. Ketiga, kuliner tradisional sebagai pelengkap upacara atau ritual adat merepresentasikan simbol dan makna yang berhubungan erat dengan identitas sosial budaya masyarakat Kabupaten Pandeglang. Temuan penelitian bermanfaat untuk dokumentasi produk budaya kuliner lokal dan upaya revitalisasi dan pemertahanan budaya tradisional menghadapi moderninasi dan globalisasi.Kata kunci: leksikon, kuliner tradisional, sosial budaya, ritual adatLEXICON OF THE COMMUNITY TRADITIONAL CULINARY IN PANDEGLANG REGENCYAbstractTraditional culinary not only reflects the food treasures, ingredients used, processing methods, and unique local processed flavors, but also represents the cultural entity of the community as a whole. The lexicon of traditional culinary names implies cultural meanings that are important to explore and interpret in relation to the expression of the symbolic and cultural values they contain. This study aims to describe the traditional culinary delights of the people of Pandeglang Regency based on a review of the lexicon forms, their function in traditional ceremonies or rituals, and people's views on traditional culinary symbols and meanings as a complement to traditional ceremonies or rituals. This study was designed using a qualitative approach using ethnographic methods with anthropolinguistic design. The data source of this research was the oral speech of the informants as sources. Data collection was done by participant observation and interview techniques. Data were analyses were conducted in four activities, namely collection, reduction, presentation, and verification. The research results are as follows. First, the following are found: 25 lexicons of food names, 14 lexicons of names of complementary foods for traditional ceremonies or rituals, 32 lexicons of manufacturing tool names, 35 lexicons of material names, and 38 lexicons of manufacturing process names. Second, traditional culinary in its function as a complement to traditional ceremonies or rituals reflects three dimensions of value; namely individual, social, and knowledge. Third, traditional culinary as a complement to traditional ceremonies or rituals representing symbols and meanings are closely related to the socio-cultural identity of the people of Pandeglang Regency. The research findings are useful for documenting local culinary culture products and efforts to revitalize and maintain traditional culture in facing modernization and globalization.Keywords: lexicon, traditional culinary, social culture, traditional rituals
Bahasa dalam berkomunikasi sehari-hari sangatlah penting sebagai alat interaksi sosial. Dengan berbahasa manusia bisa mengungkapkan pikiran, gagasan, emosi, dan perasaan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk pemerolehan fonologi yang dilihat dari bentuk fonetik ujaran anak autisme usia 7 tahun. Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif melalui pendekatan studi kasus. Data dalam penelitian ini diperoleh dari seorang anak laki-laki yang berinisial ZF sebagai responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak dan metode cakap. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa pemerolehan fonologi pada anak autis usia 7 tahun tergolong lamban karena anak belum mampu mengeluarkan bunyi-bunyi bahasa dengan jelas terutama mengeluarkan fonem di awal kata bahkan akhir kata. Akan tetapi, makna kata yang di ucapkan dapat dimengerti orang lain. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa responden telah mampu menghasilkan beberapa bunyi atau fonem yang ada dalam bahasa Indonesia. Responden juga telah mampu menghasilkan fonem vokal /a/, /i/, /u/, /e/, dan /o/.Kata Kunci : Percakapan, Fonologi, Autisme, Psikolinguistik
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.