Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup untuk kelangsungan hidupnya. Di satu pihak, sinar matahari diperlukan oleh manusia sebagai sumber energi dan penyehat kulit dan tulang. Daun Kecombrang mengandung senyawa fenolik, yang mampu memberikan perlindungan terhadap sinar UV dan berpotensi tabir surya. Penelitian ini bertujuan untuk memperkirakan nilai SPF dari ekstrak air, fraksi nheksan dan fraksi etil asetat daun kecombrang. Penelitian dilakukan secara in vitro menggunakan metode Spektrofotometri UV-Vis. Absorbansi ekstrak dan fraksi daun Kecombrang diukur pada panjang gelombang sinar UV-B yaitu 290-320 nm. Penentuan nilai SPF didasarkan pada persamaan Mansur. Uji fitokimia secara KLT ekstrak air, fraksi n-hkesan dan fraksi etil asetat masing-masing positif terhadap fenol.Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak air daun Kecombrang memiliki nilai SPF tertinggi pada konsetrasi 300 ppm sebesar 7,30±0,62 dengan tingkat kemampuan tabir surya ekstra. Fraksi n heksan daun kecombrang memiliki aktivitas perlindungan yang tertinggi dengan nilai SPF 17,57±2,49 dengan tingkat kemampuan tabir surya Ultra pada konsentrasi 300 ppm. Sedangkan fraksi etil asetat memiliki nilai SPF paling tinggi yaitu 2,65±0,12 dengan kategori perlindungan minimal. Hasil analisis data menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara ekstrak air daun Kecombrang dengan fraksi n-heksan dan fraksi etil asetat. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa fraksi n-heksan daun kecombrang memiliki nilai SPF paling tinggi sehingga berpotensi sebagai tabir surya terhadap proteksi sinar UV-B
Infectious diseases are one of the main causes of diseases in tropical regions like Indonesia. Infectious diseases usually can be cured by antibiotics, since the use of antibiotics has side effects and long-term resistance and prices that are not affordable, it needs a role of herbs that can weaken the activity of these bacteria. Kersen plants contains various chemical compounds namely flavonoid compounds, saponins, and tannins that have antioxidant potential and antibacterial activity. Belimbing wuluh contains flavonoid compounds. This research was conducted to find out the antibacterial activity of extract combination of kersen leaf (Muntingia calabura L) and belimbing wuluh leaf (Averrhoa bilimbi L) against Staphylococcus aureus. Extract of Kersen leaf and Belimbing wuluh leaf were obtained by maceration method using ethanol 96% for 5 days. The antibacterial activity test was performed by diffusion method using disc paper based on the inhibit
AbstrakDiabetes Mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang ditandai oleh kondisi hiperglikemia. Indonesia menempati urutan ke-9 terbesar pada jumlah penderita DM di dunia. WHO merekomendasikan untuk meningkatkan penggunaan tanaman dalam pengobatan, sehingga terjadi peningkatan penelitian mengenai agen hipoglikemik yang berasal dari tanaman obat. Tanaman obat tersebut yaitu buah pare dan daun seledri yang memiliki mekanisme hipoglikemik yang sinergis.Ekstrak etanol buah pare dan daun seledri dibuat secara maserasi. Hewan uji (mencit) dibagi menjadi 7 kelompok. Kelompok 1 diberi metformin dengan dosis 1,3 mg/20 g BB; kelompok 2 diberi NaCMC 1%; kelompok 3 diberi ekstrak etanol buah pare 100%; kelompok 4, 5, dan 6 diberi kombinasi ekstrak etanol buah pare dan daun seledri dengan perbandingan dosis berturut-turut 75%:25%, 50%:50%, 25%:75% dari dosis efektif masing-masing; kelompok 7 diberi ekstrak etanol daun seledri 100%. Mencit diberi perlakuan sesuai kelompok, 30 menit kemudian diinduksi glukosa per oral untuk membuat kondisi hiperglikemik, lalu cuplikan darah diambil dari vena lateralis ekor mencit pada menit ke 0, 30, 60, 90, dan 120 yang dihitung setelah pemberian glukosa. Kadar glukosa darah diukur dengan metode electrochemical glucose biosensor. Data AUC0-120 yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan Uji Anova satu arah menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna, kemudian dilakukan uji Least Significant Difference (LSD) menunjukkan bahwa pemberian kombinasi ekstrak etanol buah pare 50% (17,5 mg/20 g BB) dan daun seledri 50% (14 mg/20 g BB) memiliki efek hipoglikemik terbesar dengan nilai AUC0-120 terkecil (8.160 menit mg/dl) dibandingkan dengan kelompok lain dan tidak berbeda signifikan dengan metformin 1,3 mg/20 g BB (p>0,05). AbstractDiabetes Mellitus (DM) is a group of metabolic diseases characterized by hyperglycemia. Indonesia is ranked number 9 in term of people with DM in the world. WHO recommends increasing the use of plants in medicine, thus it causes the research improvement related to hypoglycemic agent derived from medicinal plants. The medicinal
Antioxidants have a function to scavenge and neutralize oxidation effect caused by free radicals by preventing the formation of radicals. Temu blenyeh (Curcuma purpurascens Bl) is one of the curcuma species which is still under-researched. Traditionally, temu blenyeh is used to treat stomachache, cough, itch, and skin infection. Some studies show that temu blenyeh extract had antioxidants activity and anti-cancer. The extract contains flavonoid, terpenoid, steroid, triterpenoid, essential oil. The study aimed to determine antioxidant activity of ethanol extract of temu blenyeh using DPPH method. Temu blenyeh was extracted by maceration with 96% ethanol solvent. The antioxidants activity test described that the value of IC50 was 48.697 ppm. Keywords: Temu blenyeh, DPPH, antioxidants Abstrak Antioksidan berfungsi untuk menangkal dan menetralisasi efek oksidasi yang disebabkan radikal bebas dengan cara mencegah terbentuknya radikal. Temu blenyeh (Curcuma purpurascens Bl) salah satu spesies curcuma yang masih sedikit diteliti. Temu blenyeh secara tradisional digunakan untuk mengobati sakit perut, batuk, gatal, dan infeksi kulit. Beberapa penelitian membuktikan bahwa ekstrak rimpang temu blenyeh memiliki aktivitas antioksidan dan anti kanker. Temu blenyeh mengandung flavonoid, terpenoid, steroid, triterpenoid dan minyak esensial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya aktivitas antioksidan pada ekstrak etanol temu blenyeh menggunakan metode DPPH. Temu blenyeh diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Dalam penelitian uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol temu blenyeh menunjukkan hasil nilai IC50 sebesar 48,697 ppm. Kata kunci : Temu blenyeh; DPPH; Antioksidan
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.