PIK-R (Pusat Informasi Konseling Remaja) as one of the programs for adolescents is expected to be able to contribute positively in developing positive behavior and suppress the potential for negative adolescent behavior. This study aims to analyze the positive and negative behavior of high/vocational school students and their relation to knowledge, participation, and effectiveness of the PIK-R program at school. This study used a cross sectional study design involving 687 students in selected public and private high/vocational schools in Bekasi City, Indonesia. Structured questionnaire is used to measure the students’ characteristics, the students’ negative behavior, and the effectiveness of the PIK-R program. The study found that only 54.88% of students were aware of the PIK-R program and only 8.11% attended the program. Even so, the results of different tests show that students who take part in the PIK-R program show significantly lower negative behaviors, especially in pornography, online games, and smoking addiction. In addition, it was also found that male students tended to have higher negative behavior than female students. The results of multiple linear regression also show the real effect of the PIK-R program in suppressing the negative behaviors of adolescents.
Adolescent is the generation that will determine the future of the nation. Indonesia has many adolescents with excellent achievement in national and international level. However, there are still many adolescents who have negative and deviant behavior such as smoking, drinking, using drugs, even to the behavior of free sex. The purpose of this analysis was to examine dating and sexual behavior of adolescents in Indonesia. This analysis was using secondary data from the Survey of Performance Indicators of National Medium Term Development Plan Program of the National Population and Family Planning Year 2015. The survey was conducted in 34 provinces throughout Indonesia. The number of the samples for this analysis were 41.885, who were adolescents aged 15-24 years and have not married yet. The analysis showed that male respondents who had girlfriend were higher than girls who had boyfriends. On average, the first dating age is 15.5 years. The most frequent activities during dating are holding hands, kissing lips, touching and stimulating the sensitive part of body. Boys were more permissive related premarital sex than adolescent girls. Furthermore, boys admitted have had sexual intercourse three times higher than girls. Adolescents who were on dating had higher chances of having premarital sex than those who were not on dating. The chance of premarital sex was likely to increase if the adolescents holding hands, kissing lips, and touching sensitive parts of body while having date.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis nilai anak dan jumlah anak yang diinginkan pasangan usia subur di perdesaan dan perkotaan. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan karakteristik keluarga, kunjungan petugas KB, nilai anak, dan jumlah anak yang diinginkan di perdesaan dan perkotaan dan menganalisis pengaruh karakteristik keluarga, kunjungan petugas KB, dan nilai anak terhadap jumlah anak yang diinginkan. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Responden penelitian ini adalah istri dari pasangan usia subur dengan usia istri berkisar 15-49 tahun di Desa Sirna Sari, Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Bogor sebagai perwakilan wilayah perdesaan dan Kelurahan Gudang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor sebagai perwakilan wilayah perkotaan. Teknik pengambilan contoh dilakukan secara cluster random sampling dengan jumlah contoh 120 orang (60 orang di perdesaan dan 60 orang di perkotaan). Hasil uji beda menunjukkan bahwa pendidikan suami, pendidikan istri dan usia kawin pertama istri, kunjungan petugas KB,nilai manfaat anak, nilai biaya anak dan jumlah anak yang diinginkan berbeda signifikan antara keluarga di perdesaan dan perkotaan. Hasil uji regresi linear berganda menunjukkan bahwa lokasi tempat tinggal, usia menikah pertama istri, jumlah anak masih hidup, pendapatan per kapita, dan kunjungan petugas KB berpengaruh signifikan terhadap jumlah anak yang diinginkan. Kata kunci: jumlah anak yang diinginkan, nilai anak, pasangan usia subur, perdesaan, perkotaan
Di Indonesia, usia ideal menikah dan jumlah anak ideal telah menjadi isu dalam pembangunan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi usia pernikahan perempuan dan keinginan jumah anak pada keluarga dengan anak usia prasekolah di Indonesia dan kemudian dikaitkan dengan praktek pengasuhan yang dilakukan. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder dari Survei Indikator Kinerja Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2017. Responden dalam studi ini adalah ibu yang memiliki anak usia prasekolah, berjumlah 17.886 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengasuhan yang baik sejalan dengan karakteristik ibu seperti status ibu bekerja, usia ibu yang semakin dewasa, pendidikan ibu yang lebih tinggi, dan banyaknya jumlah anak prasekolah di dalam keluarga. Studi ini juga menunjukkan adanya hubungan antara pengasuhan yang baik dengan sikap ibu yang tidak setuju terhadap pernikahan perempuan di bawah 21 tahun dan juga sikap tidak setuju untuk memiliki anak lebih dari tiga. Temuan ini mengindikasikan bahwa penilaian ibu terkait usia pernikahan perempuan dan jumlah anak dapat memprediksi praktek pengasuhan yang diterapkan pada keluarga. Oleh karenanya, program peningkatan kapasitas pengasuhan perlu mempertimbangkan keyakinan ibu tentang usia pernikahan dan jumlah anak sebagai faktor yang berdampak terhadap praktek pengasuhan yang dilakukan.
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diselenggarakan dengan tujuan agar setiap peserta memperoleh pemeliharaan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan termasuk pelayanan Keluarga Berencana (KB). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penyelenggaraan pelayanan KB dalam JKN. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Responden penelitian ini terdiri dari responden dari keluarga, responden dari institusi, dan responden dari tempat dan tenaga kesehatan pemberi layanan KB di Provinsi Lampung
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.