Kebutuhan energi listrik semakin berkembang dan tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan masyarakat. Semakin berkurangnya sumber energi fosil yang merupakan tulang punggung penghasil energi listrik menyebabkan pemikiran pentingnya untuk penyediaan sumber energi listrik terbarukan. Penerapan PLTS sebagai sumber energi listrik alternatif di daerah hinterland sangatlah tepat mengingat potensi energi surya rata-rata cukup baik. Indonesia merupakan daerah ekuator yang menyebabkan ketersediaan sinar matahari hampir sepanjang tahun. Indonesia memiliki potensi listrik surya 4,5 kw/m² yang dapat dimanfaatkan secara cuma-cuma. Penelitian ini mencoba untuk memanfaatkan panel sel surya 50 Wp untuk penerangan rumah tangga dengan beban lampu LED bagi rumah tangga masyarakat yang tinggal di daerah hinterland. Pengukuran besarnya daya akan dilakukan disetiap jam sepanjang hari dimulai dari mulai pukul 06.00 sampai 18.00 diperoleh keluaran daya rata-rata sebesar 38,9 Watt. Adapun pemakaian beban dengan lampu LED sebesar 36 watt selama 12,75 jam dengan efisiensi penggunaan biaya beban sebesar Rp. 142.000 per bulan.
Pada saat era modern ini kebutuhan energi listrik merupakan suatu hal yang sangat penting dan vital bagi manusia.Saat ini energi listrik yang digunakan dari pemamfaatan sumber energi fosil seperti batu bara, gas alam dan minyak bumi. Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) merupakan salah satu energi terbarukan yang memamfaatkan energi dari sinar matahari dengan cara merubah radiasi sinar foton dari matahari menjadi energi listrik melalui media sel surya (photovoltaic). Saat ini dengan berkembangnya kegiatan perkuliahan di Fakultas Teknik Universitas Riau Kepulauan (UNRIKA), maka energi listrik yang dibutuhkan juga semakin besar. Salah satu pemamfaatan energi listrik yang sangat besar itu adalah lampu penerangan di ruangan selasar Fakultas Teknik. Penelitian ini memanfaatkan panel surya 100 Wp sebagai sumber listrik lampu penerangan di ruangan selasar Fakultas Teknik untuk penghematan penggunaan tenaga listrik. Setelah dilakukan pengujian dan pengambilan data pada PLTS yang dirancang, maka diperoleh hasil daya listrik dari panel surya 100 Wp sebesar 23,34 Watt. Untuk beban lampu listrik 360 watt selama 12 jam diperkirakan biaya listrik yang akan dikeluarkan sekitar Rp. 680.088 setiap tahunnya. Dengan biaya investasi awal pada PLTS yaitu Rp. 4.035.000, maka waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian investasi awal adalah sekitar 5,9 tahun. Adapun biaya penghematan pemakain listrik perbulan yaitu Rp. 17.074.
Pengaturan lampu lalu lintas yang ada sekarang ini kebanyakan menggunakan sistem pengaturan waktu tetap di semua jalur, tanpa memperhatikan naik turunnya tingkat kepadatan kendaraan yang berpotensi menyebabkan kemacetan. Untuk itu dirancang suatu sistem lampu lalu lintas yang pengaturan waktunya berdasarkan tingkat kepadatan kendaraan yang melintas pada masing-masing jalur, sehingga masalah kemacetan di persimpangan yang terdapat lampu lalu lintas dapat teratasi. Perancangan ini menggunakan PLC(Programmeble Logic Controller) sebagai pengontrol. Proses kerja dari alat ini berupa pengiriman input dari sensor kepada PLC, kemudian PLC akan mengatur waktu nyala lampu berdasarkan masukan dari sensor tersebut. Sensor yang dipasang pada pertengahan ruas jalan ini, akan mendeteksi banyaknya kendaraan. Setiap jalur menggunakan 3 buah sensor yang posisinya sudah diatur sedemikian rupa, untuk mendeteksi kendaraan yang akan menentukan tingkat kepadatan. Alat yang dirancang ini dapat bekerja dengan baik, berdasarkan 4 pengelompokan kondisi tingkat kepadatan kendaraan dengan pendeteksian sensor. Keadaan kosong jika ketiga sensor tidak aktif, keadaan sepi kendaraan jika hanya sensor pertama aktif, keadaan normal jika dua sensor aktif dan keadaan padat jika ketiga sensor aktif.
In the midst of globalization, energy is a major need in people's lives. These energies are used for various purposes, namely for industry, vehicles, power plants, fuel, and others. The use of electrical energy at the Riau Kepulauan University is mostly used as a teaching and learning aid. One of the tools used is projector as the main tool for delivering material to students. Due to frequent power outages in the city of Batam, it has an impact on the learning and teaching process, especially in the delivery of lecture material for students. The design of Solar Power Plants (PLTS) discusses to the power supply backup if a power outage occur so that the learning and teaching process can still continues. After testing and retrieval of data on this PLTS, the results obtained on average are 16.6 watt and the power supply backup electricity on projector last for 47 minutes.
Pemanfaatan energi surya menjadi energi listrik dengan teknologi panel surya (Solar PV) mengalami perkembangan yang sangat pesat dan Indonesia sebagai negara yang secara geografis memiliki intensitas cahaya matahari yang tinggi (irradiance). Dengan potensi alam tersebut, pemerintah mendukung penggunaan PLTS rooftop on grid melalui kebijakan PERMEN ESDM No 48 tahun 2018. Berlandaskan kebijakan yang bersifat teknis itu PT. Energi Listrik Batam (PT.ELB) membangun sebuah sistem PLTS rooftop on grid berkapasitas 30 KVA pada gedung kantor PT. ELB dengan tujuan penghematan biaya tagihan listrik gedung kantor dan telah beroperasi selama dua tahun. Panel surya TRINA SOLAR 340 WP sebanyak 90 lembar panel merupakan alat yang digunakan dalam mengkonversi energi matahari menjadi energi listrik DC (Direct Current) pada PLTS rooftop on grid ini. Analisa daya terhadap panel surya tersebut dimaksudkan untuk mengetahui nilai efisiensi panel surya terhadap intensitas cahaya matahari yang diterima dan losses daya akibat temperatur permukan panel surya yang panas, dimana dua hal tersebut sangat mempengaruhi ketercapaian panel surya dalam menghasilkan energi listrik sesuai kapasitas desainnya. Oleh karena itu perlu dilakukan serangkaian kegiatan penelitian dengan melakukan pengukuran terhadap parameter operasi panel surya diantaranya : nilai daya, arus, tegangan, irradiance dan temperatur Solar PV. Selanjutnya berdasarkan nilai parameter tersebut dilakukan perhitungan dan analisa sehingga didapatkan hasil akhir bahwa PLTS rooftop on grid gedung kantor PT. ELB masih dapat mencapai kapasitas desainnya yaitu 30 kW meskipun berdasarkan hasil perhitungan mengalami penurunan efisiensi dari yang seharusnya 17% (Data sheet specification TRINA SOLAR 340 WP) menjadi 15.4 % yang diakibatkan oleh kenaikan temperatur permukaan panel surya yang cukup panas mencapai 53°C. Temperatur permukaan Solar PV yang semakin panas akan menyebabkan penurunan energi listrik yang dihasilkan, tetapi dalam penelitian ini PLTS rooftop on grid gedung kantor PT. ELB masih dapat mencapai kapasitasnya 30 kW akibat dari nilai intensitas cahaya matahari (irradiance) yang diterima cukup tinggi yaitu terukur dengan nilai 1300 watt/m2.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.