Penelitian ini dilatarbelakangi karena pentingnya kemampuan metakognisi sebagai salah satu syarat penguasaan pemecahan masalah yang belum banyak mendapat perhatian dan pengevaluasian oleh guru. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan metakognisi siswa kelas VIIA dalam memecahkan masalah matematika model PISA. Dalam pemecahan masalah pada soal model PISA terdapat aspek-aspek yang meliputi Planning, Monitoring, dan Evaluation. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian dilakukan di MTS Al-Kamil pada siswa kelas VIIA semester genap tahun ajaran 2018/2019. Subjek pada penelitian ini adalah 3 siswa kelas VIIA yang telah dipilih secara purposive sampling yaitu 1 siswa dengan metakognisi sangat baik, 1 siswa dengan metakognisi baik, dan 1 siswa dengan metakognisi tidak baik. Teknik pengumpulan data menggunakan tes berupa soal model PISA, dan angket metakognisi yang telah diuji dengan menggunakan uji kredibilitas data. Hasil penelitian diperoleh bahwa siswa dengan metakognisi sangat baik dan siswa dengan metakognisi baik dalam menyelesaikan masalah soal model PISA tergolong sedang karena siswa belum dapat memaksimalkan aspek-aspek metakognisi, sedangkan siswa dengan metakognisi tidak baik dalam menyelesaikan soal PISA tergolong rendah karena hampir semua aspek-aspek metakognisi tidak diperhatikan dengan baik. Kata kunci: kemampuan metakognisi, pemecahan masalah, soal model PISA. ABSTRACT This research is motivated by the importance of metacognition abilities as one of the mastery requirements for problem solving that has not received much attention and evaluation by the teacher. International Student Assessment (PISA) is a system for measuring student’s ability in problem solving. The research aimed to determine the metacognition ability of class VIIA students in solving mathematical problems in the PISA model which include aspects of Planning, Monitoring, and Evaluation. This qualitative research was conducted in VII class of MTS Al-Kamil 2018/2019. The subjects in this study were 3 students of class VIIA who were selected by purposive sampling, namely 1 student with very good metacognition, 1 student with good metacognition, and 1 student with poor metacognition. Data collection techniques using tests in the form of PISA model questions, and metacognition questionnaires. The results showed that students with very good metacognition and students with good metacognition in solving problems with the PISA model were classified as moderate because students had not been able to maximize the aspects of metacognition abilities, however students with poor metacognition in completing PISA questions are classified as low because almost all aspects of metacognition are not considered well. Keywords: metacognition ability, problem solving, PISA model problems.
Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa adalah salah satu kompetensi matematis yang sangat penting untuk dikuasai oleh siswa meskipun dalam keadaan pandemik covid-19, karena dengan menguasai kemampuan pemecahan masalah siswa mudah mengerjakan dalam segala bidang maupun kehidupan sehari-hari. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VII SMP Negeri 2 Curug pada masa pandemik covid-19. Penelitian ini dilakukan sebanyak 36 siswa di kelas VII SMP Negeri 2 Curug. Subjek penelitian dalam penelitian ini berjumlah tiga siswa. Teknik pengambilan subjek pada penelitian ini dilakukan secara random dengan kategori tinggi, sedang, dan rendah. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan tes dengan dua soal pemecahan masalah materi bilangan pecahan. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman, yaitu reduksi data, penyajia data, dan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada kategori tinggi diperoleh sebanyak 14% atau 5 siswa, kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada kategori sedang diperoleh sebanyak 74% atau 27 siswa, dan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada kategori rendah diperoleh sebanyak 12% atau 4 siswa. Hasil pembahasan menunjukan siswa dengan kategori tinggi mampu menyelesaikan pemecahan masalah dari tiap tahapan-tahapan pemecahan masalah dan memenuhi semua indikator dengan benar. Siswa pada kategori sedang hanya mampu menyelesaikan pada tahapan memahami masalah, melakukan perencanaan, dan menyelesaikan perencanaan, tetapi belum mampu memeriksa kembali. Pada kategori rendah siswa hanya mampu melakukan rencana dan menyelesaikannya meskipun kurang tepat.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menelaah peningkatan kemampuan kompetensi strategis matematis antara siswa yang memperoleh model pembelajaran kuantum, dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Jenis penelitian ini merupakan kuasi eksperimen. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 10 Tangerang. Sampel dalam penelitian ini dipilih sebanyak 2 kelas dari kelas VII. Kelas eksperimen memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran kuantum, dan kelas kontrol memperoleh pembelajaran konvensional. Instrumen penelitian meliputi tes kemampuan kompetensi strategis matematis. Pengolahan data peningkatan kemampuan kompetensi strategis matematis menggunakan uji-t dan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian yang diperoleh adalah peningkatan kemampuan kompetensi strategis matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran kuantum lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami konsep limit yang ditinjau dari gaya belajar interpersonal pada siswa kelas XI IPA SMA Az-Zamir. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas XI IPA SMA Az-Zamir. Objek penelitian adalah kemampuan pemahaman konsep limit dan gaya belajar interpersonal pada siswa. Setting penelitian mengambil tempat XI IPA SMA AZ-Zamir. Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data yaitu dengan melakukan obeservasi, angket, tes soal, wawancara serta dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa gaya belajar interpersonal pada siswa berada dalam kategori tinggi dan sedang. Dalam kategori ini siswa tersebut memiliki tingkat gaya belajar interpersonal yang berbeda. Penelitian mengambil 6 sampel yang akan diuji yaitu 3 siswa dengan tingkat gaya belajar interpersonal tinggi yaitu AD, AN, IS dan 3 siswa dengan tingkat gaya belajar interpersonal sedanga yaitu SA, PRS dan TLV. Tidak semua siswa degan tingkat gaya belajar interpesonal tinggi mampu memahami konsep limit.Kata Kunci: Pemahaman Konsep limit dan gaya belajar interpersonal
This research is motivated by the ability of Habits of mind that is very Keywords: Mathematical Habits of Mind, Mathematics at Secondary Education PENDAHULUANPada perkembangannya, saat ini manusia membutuhkan kecakapan dalam menjalankan kehidupannya. Kecapakankecakapan hidup yang baik yang ada pada manusia tersebut akan membuat individu tersebut bertahan dari persaingan global. Berdasarkan hasil diskusi dengan beberapa guru di sekolah dapat disimpulkan bahwa saat ini ada sebagian anak yang tidak siap menghadapi evaluasi yang diberikan oleh guru sehingga yang terjadi adalah mereka berpikiran negatif untuk melakukan kecurangan saat evaluasi diberikan. Hal tersebut dimulai dengan pikiran mereka yang telah kehilangan kekuatan kebaikan. Mereka tidak membiasakan untuk selalu berpikiran positif sehingga kecurangan tersebut terjadi. hal tersebut perlu ditinjau lebih dalam lagi melalui kebiasaan pikiran.Dengan begitu penting untuk disadari bahwa kebutuhan mereka akan pola berpikir positif harus dikembangkan sejak dini. Pola berpikir tersebut mereka dapatkan melalui kebiasaan pikiran atau yang disebut Habits of Mind. Manusia dengan habits of mind yang baik akan berakibat pada proses berkehidupan manusia tersebut. Karenanya setiap individu membutuhkan kebiasaan pikiran agar menghasilkan perlakuan yang baik.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.