Ketenagakerjaan merupakan suatu komponen yang menjadi penggerak dalam pembangunan. Sinergi antara sektor makroekonomi dalam memengaruhi kondisi pasar tenaga kerja sangat penting terlebih ditengah semakin meluasnya integrasi ekonomi gobal yang memberikan efek besar dalam kondisi sosial ekonomi domestik. Keterbukaan ekonomi yang semakin meluas telah memberikan kebebasan pada sektor investasi maupun ekspor yang memiliki keterkaitan besar dengan sektor luar negeri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak dari FDI, kinerja ekspor dan inflasi dalam penyerapan tenaga kerja dengan data panel untuk seluruh propinsi di Indonesia. Hasil analisisnya menunjukkan bahwa FDI dan kinerja ekspor memberikan dampak positif signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Sementara inflasi memberikan dampak negatif signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja Indonesia. Berdasarkan hasil tersebut, direkomendasikan saran kebijakan baik dari segi fiskal melalui perbaikan infrastruktur dan peraturan pemerintah terkait kemudahan penanaman modal bagi para investor dan optimalisasi peranan infrastruktur. Selain itu, dari sisi moneter tetap diperlukan sinergisitas antara pemerintah dan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas harga sehigga pengendalian harga tetap dapat terjaga dan menjaga permintaan yang nantinya akan berdampak pada kondisi penyerapan tenaga kerja.

This study aims to formulate a Teaching Factory (TEFA) planning strategy, especially in the Department of Agribusiness Management at Politeknik Negeri Jember. The urgency of research can be used as the basis for pioneering TEFA in the Department of Agribusiness Management that is integrated and sustainable. This research is quantitative descriptive research conducted purposively at the Department of Agribusiness Management, Politeknik Negeri Jember. The analytical tool used in this research is a SWOT analysis. The results of the analysis show that several alternative strategies that can be carried out include: (a) Optimizing TEFA startup facilities and infrastructure; (b) Optimization of learning methods adapted to industry; (c) Improving the quality of TEFA products; (d) Strengthening cooperation with industry; (e) Improving the quality of human resources; (f) Identification of the marketing mix; (g) Increasing technological innovation and following corporate culture; and (h) Increasing partnership cooperation.

International migration has become an interesting issue in recent decades as globalization has become increasingly widespread as a form of openness in the world economy. This economic openness also results in changes in life socially, economically and culturally more dynamically. One of the dynamics of socio-economic conditions is shown by the increasingly flexible and dynamic international migration that occurs in several countries. Some underlying factors include conditions of income and unemployment. This study aims to analyse the response of migration when there is dynamics in per capita income as a proxy for welfare and unemployment as a proxy for employment conditions. VAR analysis is a method to see these responses through the IRF. The results of the analysis showed a significant response from migration as a result of the shock that occurred in both variables and with OLS estimation, both of these variables have a significant impact on influencing Indonesia's international migration flow. These is a signal that the main factor causing international migration is dominant due to the dynamics of income and labour market conditions (unemployment) in Indonesia. Although in other cases, migration also has a positive impact on some parties such as increasing income per capita for migrants, reducing unemployment and increasing the country's foreign exchange, but this condition also needs proper supervision and management. This must also be considered from various other aspects such as demographic conditions related to the age structure of the population and availability of employment to create a balance in the labour market

Penyakit Coronavirus (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus  Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV2). Masker wajah tergolong dalam APD yang dapat melindungi manusia dari serangan Virus COVID-19. Masker untuk melindungi debu atau partikel yang masuk ke dalam pernafasan, juga dapat terbuat dari kain dengan ukuran tertentu. Bu Busani adalah salah seorang penjahit baju rumahan berkeinginan untuk membuat masker kain agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap masker kain. Permasalahan mitra dikarenakan : masih rendahnya kualitas dan kapasitas produksi mitra karena kurangnya bahan dan alat (mesin jahit) yang digunakan dalam pembuatan masker masih bersifat manual, minimnya informasi mitra tentang ide cara mendesain masker yang inovatif dan menarik serta sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggannya, minimnya informasi yang dimiliki mitra tentang cara pengelolaan usaha jahit baju yang baik sehingga keuntungan yang diperoleh menjadi tidak maksimal, minimnya informasi yang dimiliki mitra tentang cara pemasaran produk yang tepat. Pemberian bantuan alat dan mesin produksi kepada mitra diharapkan akan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses produksi usaha jahit masker. Kegiatan pelatihan berupa pemberian materi bidang manajemen dan pemasaran diharapkan dapat memperbaiki kemampuan manajerial usaha mitra, dapat memperluas daerah pemasaran serta menemukan strategi tepat dalam memasarkan produk maskernya kepada konsumen. Melalui pelatihan desain masker diharapkan mitra akan dapat membuat masker yang menarik minat konsumen.