Analysis of Abusive Language Imitated By Adolescents From Tiktok Social Media in Mojoarum Village, Gondang District, Tulungagung RegencyABSTRAKSelama masa pandemi, eksistensi aplikasi Tiktok semakin kuat. Aplikasi Tiktok mempermudah para konten kreator pemula untuk membuat video singkat yang menarik perhatian. Banyak isi dari video tersebut yang berisi ujaran-ujaran tidak pantas, salah satunya bahasa kasar. Anak remaja yang melihat isi konten tersebut, tentu saja belum bisa mempertimbangkan apakah ujaran tersebut layak jika diucapkan di khalayak umum. Banyak dari mereka menirukan bahasa kasar dari konten aplikasi Tiktok. Fokus penelitian ini adalah, mengetahui jenis-jenis bahasa kasar apa saja yang mereka tirukan dari konten aplikasi Tiktok. Jenis penelitian ini adalah kualitatif, dengan subjek sekumpulan anak remaja di Desa Mojoarum, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung, Dari hasil penelitian, banyak ditemukan jenis-jenis bahasa kasar yang mereka ucapkan. Jenis bahasa kasar tersebut dapat digolongkan menjadi lima jenis yaitu kondisi, nama hewan, makhluk astral, sebuah objek, dan bagian organ tubuh manusia. Mereka mengaku bahwa, dari konten Tiktok mereka menirukan dan ikut memviralkan ujaran-ujaran bahasa kasar tersebut. Anak-anak remaja tersebut mengaku wajar dan lumrah jika mengucapkan bahasa kasar tersebut.Kata kunci: aplikasi Tiktok, anak remaja, bahasa kasarABSTRACTDuring the pandemic, the existence of the Tiktok application is getting stronger. The Tiktok app makes it easy for beginner content creators to create short, eye-catching videos. Many of the contents of the video contain inappropriate utterances, one of which is abusive language. Teenagers who see the contents of the content, certainly, cannot consider whether the utterance is appropriate if it is uttered in the general public. Many of them imitate the abusive language of the content in the Tiktok application. The focus of this research is to find out what types of abusive language which they imitate from the content of the Tiktok application. The type of this research is qualitative, with the subject of a teenager group in Mojoarum Village, Gondang District, Tulungagung Regency. Based on the the study results, many types of abusive language were found. This type of abusive language can be classified into five types, namely conditions, names of animals, astral beings, an object, and parts of the human body. They admitted that, from their Tiktok content, they imitated and took part in the viral utterances of the abusive language. The teenagers admitted that it was natural and normal for them to say abusive language.Keyword: Tiktok app, teenager, abusive language
Character project citizen berbasis outdoor study adalah model dimana siswa belajar di luar ruangan dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, untuk melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan untuk mengakrabkan siswa dengan lingkungannya. Tujuan penelitian ini adalah 1) penerapan character project berbasis outdoor study pada mata pelajaran IPS, 2) penerapan character project berbasis outdoor study dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV, 3) respon siswa kelas IV SDN terhadap pembelajaran character project citizen berbasis outdoor study. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Hasil penelitian menunjukkan penerapan pembelajaran character project citizen Berbasis Outdoor Study sesuai untuk diterapkan pada pembelajaran IPS denganmateri yang disesuaikan. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya kemampuan berpikir kritis siswa berdasarkan tes dari 3,55 pada siklus I menjadi 4,023 pada siklus II. Kemampuan berpikir kritis berdasarkan pengamatan diperoleh skor 2074 dengan rata-rata skor 69,13 (kategori baik) pada siklus I menjadi 2396 dengan rata-rata skor 79,88 (80) kategori sangat baik. Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan Problem Based Learning berbasis Outdoor Study dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV pada matapelajaran IPS
Language Development In Children Who Are Dangdut Koplo Music Fans In Java ABSTRAKAnak-anak usia SD di Desa Purworejo Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung mempunyai kegemaran mendengarkan musik dangdut koplo berlirik bahasa Jawa. Anak-anak ini mempunyai komunitas penggemar sound system. Hal itu menyebabkan perkembangan bahasa mereka terpengaruh oleh lirik-lirik yang sering mereka dengarkan. Perkembangan bahasa secara behavioristik menjadi teori untuk membuktikan perkembangan bahasa anak selaku penggemar musik dangdut koplo. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan instrumen berupa wawancara dan angket. Dari hasil data, dapat disimpulkan bahwa ada empat faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa anak, yaitu imitasi, reward, reinforcement, dan frekuensi. Imitasi terbukti dengan ditirukannya apa saja yang didengar dari musik dangdut koplo yang diputar. Reward juga terbukti mempengaruhi perekembangan bahasa, yaitu dari pihak keluarga dan lingkungan. Reinforcement juga mempengaruhi perkembangan bahasanya. Penguat tersebut tidak sengaja terjadi, namun memberikan dukungan perkembangan bahasanya. Pada frekuensi, diketahui bahwa dibutuhkan waktu lebih dari tiga jam sehari dalam mendengarkan musik dangdut koplo.Kata kunci: perkembangan bahasa anak, penggemar, dangdut koploABSTRACTElementary school age children in Purworejo Village, Ngunut District, Tulungagung Regency have hobby to listen dangdut koplo music with Javanese lyrics. They have sound system enthusiasts community. This causes their language development to be influenced by the lyrics they often listen to. Behavioristic language development becomes a theory to prove their language development as fans of dangdut koplo music. This research method uses a qualitative approach wit two instruments namely, interview and questionare. Based on the data results, it can be described that, there are four factors that influence their language development, namely imitation, reward, reinforcement, and frequency. Imitation is proven by them imitating whatever they hear from the dangdut koplo music that is played. Rewards are also proven to affect their language development, from the family and environment. Reinforcement also affects language development, the reinforcement does not happen accidentally, but provides support for language development. In the frequency, it is known that they listen to dangdut koplo music for more than three hours a day.Keyword: children's language development, fans, dangdut koplo
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk pelaksanaan penggunaan bahasa krama inggil dari orang tua dan pengaruhnya terhadap nilai kesopanan anak di desa Ariyojeding, Rejotangan, Tulungagung. Latar belakang dari penelitian ini adalah ketidaktepatan anak dalam penggunaan krama inggil apabila berbicara dengan orang yang lebih tua. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe fenomenologis. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh anak dan orang tua di Desa Ariyojeding. Sampel penelitian sebanyak 14 anak dan orang tua. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, pemberian angket, catatan lapangan, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahasa krama inggil dari orang tua mempengaruhi nilai kesopanan anak karena orang tua merupakan guru pertama dalam pemberian pengajaran mengenai berbahasa dan berperilaku yang santun. Kata Kunci: bahasa krama inggil, orang tua, nilai kesopanan, anak ANALYSIS OF USE OF KRAMA LANGUAGES FROM PARENTS ON THE VALUE OF CHILDREN CHARGES IN ARIYOJEDING VILLAGE TULUNGAGUNG DISTRICT YEAR 2018 Abstract: This research is intended to describe the implementation of the use of krama inggil from parents and its influence on the value of child propriety in the village of Ariyojeding, Rejotangan, Tulungagung. The background of this study is the inaccuracy of the child in the use of krama inggil when talking with an older person. This study uses a qualitative approach with phenomenological type. The population in this study were all childern and parents in Ariyojeding Village. The sample used is 14 childrens and parents. Data collection is done through observation, interview, questionnaire, field notes and documentation. Data analysis techniques use descriptive data. The results show that the use of krama inggil from the parents affects the value of child propriety because parents are the first teachers in teaching the language and behave in a polite manner. Keyword: krama inggil, parents, courtesy value, child.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.