Jaminan terhadap kehalalan sesuatu produk pangan dapat diciptakan dengan cara membentuk sertifikasi halal. Sertifikasi halal merupakan suatu bukti yang telah ditetapkan oleh MUI dimana produk yang dipasarkan oleh produsen telah memenuhi semua syarat kehalalannya, sehingga produk tersebut diperbolehkan untuk diperjualbelikan di lingkungan masyarakat. Pencantuman sertifikasi label halal pada makanan menjadikan sebagai sarana yang efektif bagi konsumen untuk memilah makanan halal dengan lebih mudah dan merupakan sebagai salah satu bentuk tanggung jawab produsen dalam berbisnis serta perlindungan bagi konsumen. Karena Masyarakat juga berhak untuk mengetahui dan mendapatkan sebuah informasi yang jelas dan rinci mengenai setiap komposisi atau bahan yang digunakan untuk produk yang disajikan didalam produk tersebut. Tujuan dari penulisan ini ialah untuk mengetahui apakah sertifikasi halal pada produk makanan sangat penting atau tidak bagi masyarakat. Kemudian metode penulisan yang digunakan oleh penulis ialah menggunakan metode kualitatif studi pustaka yang berasal dari berbagai karya ilmiah di internet dengan pembahasan yang sesuai dengan tema penulis.
Penulisan yang kami lakukan bertujuan untuk mengetahui peran yang telah dilakukan oleh zakat, infak dan sedekah dalam meningkatkan kesejahteraan sebuah perekonomian masyarakat yang ada di Indonesia, seperti judul jurnal yang telah kami berikan yakni berjudul “Peranan Zakat, Infak dan Sedekah dalam Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat” kemudian kami juga akan membahas tentang pengertian ZIS. Zakat, infak, dan sedekah ialah salah satu bentuk amal ibadah seorang muslim dengan tujuan untuk mencari rida dari Allah SWT. Dalam melakukan zakat, infak, dan sedekah dapat mengurangi jumlah kemiskinan yang ada. Maka dari itu perlu adanya badan pengelolaan yang mengurus zakat, infak, dan sedekah yang dapat mengelola dengan baik, dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
Literasi keuangan menjadi hal yang penting dewasa ini. Perkembangan dunia keuangan dengan berbagai macam instrumen keuangan yang baru membuat pengetahuan keuangan juga harus berkembang. Manajemen keuangan pribadi termasuk mengenai investasi menjadi hal yang krusial untuk dipahami, mengingat beberapa kasus terkait pengetahuan keuangan yang muncul belakangan ini. Generasi muda sebagai agen perubahan menjadi sasaran sosialisasi dan penyuluhan untuk meningkatkan literasi keuangan khususnya tentang investasi dan pasar modal. Penyuluhan dan sosialisasi dilakukan secara langsung di SMA/SMK di Gresik, efektifitas kegiatan diukur menggunakan kuesioner yang memuat indikator pemahaman investasi dan pasar modal. Pengukuran menggunakan skala likert yang kemudian skor hasilnya dibagi menjadi lima kategori tingkatan pemahaman. Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh hasil bahwa pada setiap indikator pemahaman investasi dan pasar modal siswa/siswi mengalami peningkatan dengan hasil post test sebagai berikut. Pemahaman mengenai definisi investasi dan pasar modal memiliki skor tinggi (4,16), pemahaman tentang pentingnya investasi termasuk kategori sangat tinggi (4,32), pemahaman tentang sumber dana investasi tinggi (3,76), pemahaman tentang produk-produk investasi di pasar modal tinggi (3,92) dan pemahaman tentang risiko dan keuntungan investasi di pasar modal tinggi (3,96).
Provided with accurate and quasi real time deformation data, there are at least 2 methods that can be utilized to predict a slope failure. Inverse velocity method, coined by Fukuzono, aims at the interception of inverse velocity line to zero value at X time axis as the prediction of slope failure. More recent method called SLO, develop by Mufundirwa, puts emphasize on interception of acceleration regression line with X velocity axis. This paper is intended first and foremost to establish well-structured comparison between the two aforementioned methods. By using the same set of displacement data that show progressive deformation trend from Slope Stability radar, both SLO & Inverse Velocity method will be put into trial. Not only the accuracy of the failure prediction time, but also the comparison between the R2 attribute will be examine to reveal which method that yield better data statistically. One of the selected study case, from several which is presented on the paper, reveal that SLO method give failure prediction closer with the actual failure compared to Inverse Velocity method. The actual failure is happening at 21:59 AM January 1st 2016. SLO method generates failure prediction 10 minutes prior the actual failure, while Inverse Velocity generates failure prediction plus 68 minutes after the failure. R2 value for SLO method and Inverse Velocity method respectively are 0.710 & 0.630. Apart from this results comparison, a more in depth examination toward the nature of both methods delivers pro & con of each method. SLO method seems more accurate but having a constraint in which if there are no previous database of maximum velocity during collapse, prediction is almost impossible to make. Inverse Velocity method could address this flaw by projecting the inverse velocity line to zero value for the very least. Further explanation about the flaw and advantages of both methods will be conveyed in more detail on the later part of this paper. Key words: Failure Prediction, SLO, Inverse Velocity, SSR ABSTRAK Dengan adanya pengambilan data deformasi yang akurat dan mendekati “real time”, terdapat setidaknya dua metode yang dapat digunakan untuk memprediksi longsor. Metode inverse velocity, yang dikembangkan oleh Fukuzono, adalah metode yang menggunakan perpotongan grafik inverse velocity dengan titik nol sebagai acuan atau nilai dari prediksi longsor. Metode lain yang lebih baru dibandingkan metode inverse velocity adalah metode SLO yang dikembangkan oleh Mufundirwa. Metode ini lebih ditekankan pada perpotongan antara grafik akselerasi dengan nilai kecepatan pada sumbu X. Tujuan utama dari paper ini adalah penyajian perbandingan yang terstruktur antara kedua metode tersebut. Penelitian terhadap metode SLO dan inverse velocity menggunakan data deformasi progresif yang sama dari Slope Stability Radar. Tidak hanya keakuratan prediksi waktu longsor, tetapi perbandingan nilai R2 pun akan menentukan metode yang lebih efektif secara statistik. Pada salah satu studi kasus, dari beberapa kasus yang dibahas di paper ini, menunjukkan bahwa metode SLO memberikan prediksi waktu longsor yang lebih mendekati waktu longsor yang sebenarnya jika dibandingkan dengan metode inverse velocity. Longsor yang sebenarnya terjadi pada tanggal 1 Januari 2016, pukul 21:59. Metode SLO menghasilkan prediksi longsor 10 menit lebih awal dari waktu longsor yang sebenarnya, dimana metode inverse menghasilkan prediksi longsor 68 menit setelah waktu longsor. Nilai R2 untuk metode SLO dan inverse velocity adalah 0.71 dan 0.63. Di samping perbandingan kedua hasil di atas, pemahaman lebih mendalam tentang sumber dari kedua metode tersebut memunculkan hasil plus dan minus dari masing-masing metode. Metode SLO memang terlihat lebih akurat namun metode ini membutuhkan data kecepatan maksimal saat kejadian longsor sebelumnya. Jika tidak ada, maka prediksi hampir tidak mungkin untuk dibuat. Sebaliknya, kelemahan tersebut tidak terdapat pada metode inverse velocity karena dapat diproyeksikan pada titik nol. Penjelasan lebih dalam mengenai kelebihan dan kekurangan dari kedua metode tersebut akan dibahas selanjutnya pada paper ini. Kata kunci: Prediksi longsor, SLO, Inverse velocity, SSR
Latar belakang. Asma merupakan salah satu penyakit tidak menular kronik yang tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol. Status gizi memengaruhi keadaan asma pada anak, malnutrisi yang terjadi pada anak dapat berpengaruh terhadap fungsi paru anak tersebut.Tujuan. Mengetahui hubungan status gizi dengan kejadian asma pada anak.Metode. Penelitian cross-sectional dengan pendekatan retrospektif menggunakan data sekunder rekam medis terhadap 46 pasien rawat inap asma pada anak periode Januari 2017 – Juni 2021 di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Zein Painan, Sumatra Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2021. Pengolahan data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji korelasi Spearman.Hasil. Sebanyak 71,7% anak dengan asma memiliki status gizi norma, dan 71,7% memiliki derajat serangan asma ringan-sedang. Uji Spearman menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian asma pada anak (p = 0,988).Kesimpulan. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian asma pada anak.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.