Abstract Primary Care Information System (P-Care) is used at the first level health facility (FKTP) for the service of patients of the National Health Insurance. The purpose of this study was to determine the success of using the P-Care information system by evaluating the system using the End User Computing Satisfaction (EUCS) Model. This is a cross-sectional survey research with Primary Care information system objects. The variables studied were the user satisfaction factors of the p-care information system including content aspects, accuracy, format, ease of use, and timeliness. The research subjects were primary care information system operators with 61 FKTPs as samples. Data were analyzed using descriptive analytical methods. P-care application user satisfaction index was 75.5 (satisfied category). This shows that respondents generally have received the primary care information system. The lowest index on A1 (system accuracy), C1 (accuracy of information), and T1&2 (timeliness of information). The lowest average user satisfaction index is on aspects of system accuracy and timeliness. To improve the index of primary care information system user satisfaction, the BPJS needs to improve system monitoring, increase feedback and increase report output. FKTP can develop a bridging P-Care system and structuring the medical record system to be more effective and efficient. Keywords : information systems, user satisfaction, primary care, EUCS Model Abstrak Sistem Informasi Primary Care (P-Care) digunakan pada fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) untuk pelayanan pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Kepuasan pengguna aplikasi P-Care merupakan faktor penting dalam kinerja sistem informasi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui keberhasilan penggunaan sistem informasi p-care dengan melakukan evaluasi sistem menggunakan End User Computing Satisfaction (EUCS) Model. Jenis penelitian adalah penelitian survey bersifat cross sectional dengan obyek sistem informasi Primary Care. Variabel yang diteliti adalah faktor kepuasan pengguna sistem informasi p-care meliputi aspek content, accuracy, format, ease of use, dan timeliness. Subyek penelitian adalah operator sistem informasi primay care dengan 61 sampel FKTP. Data dianalisis dengan cara diskriptif analitik. Indeks kepuasan pengguna aplikasi P-care adalah 75,5 (kategori puas). Hal ini menunjukkan bahwa responden secara umum sudah menerima sistem informasi primay care. Indeks terendah pada A1 (akurasi sistem), C1 (ketepatan informasi), dan T1&2 (ketepatan waktu informasi). Rata-rata indeks kepuasan pengguna paling rendah pada aspek akurasi sistem dan ketepatan waktu. Untuk meningkatkan indeks kepuasan pengguna sistem informasi primary care, maka pihak BPJS perlu meningkatkan monitoring sistem, meningkatkan feedback dan penambahan output laporan. FKTP dapat mengembangkan sistem bridging p-care dan penataan sistem rekam medis untuk pelayanan pasien yang lebih efektif dan efisien. Kata kunci : sistem informasi, kepuasan pengguna, primary care, EUCS Model
Pre-Menstrual Syndrome (PMS) merupakan sekelompok gejala fisik dan psikologis yang dialami oleh setiap wanita usia subur (WUS) antara 7-10 hari sebelum terjadinya menstruasi. Kejadian PMS merupakan gangguan yang sering terjadi pada WUS, namun dapat berdampak buruk apabila gejala dirasakan semakin berat. Bagi remaja, kejadian PMS dapat memberikan dampak dari tingkat ringan sampai berat pada aktivitas sosial dan juga prestasi di sekolah. Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian PMS pada remaja putri di SMAK Terang Bangsa Semarang Tahun 2016. Metode : Merupakan penelitian observational analytic dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini semua siswi kelas X dan XI sejumlah 234 orang. Sampel sejumlah 148 orang diperoleh dengan metode stratifed sampling. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswi yang mengalami kejadian PMS sebanyak 66 orang (44,60%). Uji statistik menunjukkan bahwa riwayat keluarga (p value=0,001 OR=3,53 CI=1,65-7,53) dan aktifitas fisik (p value=0,033 OR=2,16 CI=1,07-4,37) berpengaruh terhadap kejadian PMS. Pola tidur (p value=0,105 OR=1,80 CI=1,64), status gizi (p value=0,323 OR=1,46 CI=0,09), usia menarche (p value=0,699 OR=1,19 CI=0,64) dan umur (p value=0,244 OR=0,65 CI=0,32-1,33) tidak berpengaruh terhadap kejadian PMS pada remaja putri di SMAK Terang Bangsa Semarang Tahun 2016. Simpulan : Ditemukan adanya pengaruh antara riwayat keluarga dengan kejadian PMS dan antara aktifitas fisik dengan kejadian PMS. Saran dari peneliti kepada pihak sekolah agar dapat memberikan promosi kesehatan berupa penyuluhan ataupun pembuatan media kesehatan yang berkaitan dengan kejadian PMS, memperhatikan asupan gizi yang benar sesuai kebutuhan, aktifitas fisik (olah raga) yang teratur, serta pentingnya pola tidur yang baik dan cukup, yang mudah dipahami dan menarik bagi siswi.
P-Care application user satisfaction becomes a necessity to ensure reporting service performance to BPJS. The purpose of this study is to look for HOT factors (human, organization, and technology) that affect user satisfaction P-Care applications. Quantitative research type is cross sectional with Primary Care information system object. The research subject is prime care information system operator, amount 61 operators. Data analysis used multivariate regression test. Descriptive analysis of HOT factor shows that human factor is good 100%, as much as 19,7% bad organizational policy, as much as 13,1% quality of service of less good technology. In general, users are satisfied with the p-care information system, but found 9.8% dissatisfaction on the timeliness. Regression test results show that there is influence of HOT factor to user satisfaction (0,829-0,222 factor human + 0,131 organizational factor + 0,224 technological factor). All three HOT factors will raise satisfaction by one level. Technological factors provide the greatest influence in increasing user satisfaction.
ARIMA is a forecasting method time series that does not require a specific data pattern. This study aims to analyze the forecasting of Semarang City DHF cases specifically in the Rowosari Community Health Center. The study used monthly data on DHF cases in the Rowosari Community Health Center in 2016, 2017, and 2019 as many as 36 dengue case data. The best ARIMA model for forecasting is a model that meets the requirements for parameter significance, white noise and has the MAPE (Mean Absolute Percentage Error Smallest) value. The results of the analysis show that the best model for predicting the number of dengue cases in the Rowosari Public Health Center Semarang is the ARIMA model (1,0,0) with a MAPE value of 43.98% and a significance coefficient of 0.353, meaning that this model is suitable and feasible to be used as a forecasting model. DHF cases in the Rowosari Community Health Center in Semarang City.
Bisnis minuman kekinian nampaknya menjadi solusi yang banyak diambil oleh masyarakat Kota Salatiga sebagai sumber pendapatan di masa Pandemi Covid-19. Berdasarkan Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, salah satu parameter wajib yang dipersyaratkan untuk air minum layak konsumsi adalah tidak adanya kontaminasi bakteri Coliform pada minuman tersebut. Tujuan penelitian ini adalah melakukan identifikasi keberadaan bakteri Coliform pada berbagai minuman kekinian yang dijual di Kota Salatiga. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah minuman kekinian dengan berbagai varian rasa, sedangkan batasan penelitian ini adalah minuman kekinian yang hanya dijual oleh Pedagang Kaki Lima saja. Pengambilan sampel penelitian dilaksakanan menggunakan teknik random sampling dengan total sampel sebanyak 60 minuman kekinian, yang diambil dari empat Kecamatan di Kota Salatiga, yang meliputi Kecamatan Sidorejo, Kecamatan Tingkir, Kecamatan Argomulyo, dan Kecamatan Sidomukti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 96,67% sampel minuman kekinian yang diteliti di wilayah Kota Salatiga terkonfirmasi mengandung bakteri Coliform, yang meliputi bakteri E. coli, Enterobacter sp., dan Klebsiella sp. Hanya satu jenis minuman saja yang tidak terkontaminasi bakteri Coliform, yaitu minuman kekinian dengan varian rasa lemon tea. Adapun beberapa faktor yang berpotensi mengakibatkan terjadinya kontaminasi pada minuman kekinian, antara lain : (1) letak tempat usaha; (2) ada tidaknya pencemaran (udara, air, tanah) yang terjadi di sekitar lokasi usaha; (3) higiene atau kebersihan perorangan; (4) higiene sanitasi dan peralatan yang digunakan; (5) kemasan yang digunakan; (6) bahan yang digunakan dalam pembuatan minuman; (7) cara penyimpanan bahan minuman; dan (8) varian rasa minuman kekinian.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.