This study aimed to analyzed development strategies that can be applied to ginger processed product in Jenawi District, Karanganyar Regency. Data collected by interview and field observation. Data was analyzed using the IE and SWOT matrix analysis. The Mukti Rahayu Women's Farmer Group was founded in 2009 to process emprit ginger production into instant ginger products and fill in the activities of housewives around the group environment. In addition, the formation of groups also aimed to improve the economic standard of the surrounding community. The results of the identification of internal and external factors were analyzed using the IFE and EFE matrices with a total weight score of 2.91 and 3.11, respectively. These results occupied quadrant II in the IE matrix (growth position). Several alternative strategies were formulated including: adding members and increasing instant ginger production, increasing production scale to meet export demand, tightening QC to maintain quality and expanding offline and online markets, and maximizing the application and use of technology in marketing, accounting and financial records.

This study aims to determine the risks, factors affecting risk and investigate the attitude toward risk in Kebonsari, Madiun regency. This research used primary and secondary data. Primary data obtained purposively by 61 respondents. Coeffi cient of variation (CV) method was used to analyze the risk, while Just and Pope model was used to analyze the factors affecting production risk. Attitude toward risk was analyzed with Moscardi and de Javnry model. The result of production risk analysis shows that production of rice farming in Kebonsari Madiun regency has a low variation which is about 14,80%. It means that production risk faced by paddy farmers in this area is low. Phonska fertilizer and other fertilizer are risk-increasing variables whereas liquid pesticide is risk decreasing variable. The result of K (s) indicated that 91,60% or 56 paddy farmers are risk averter. About 4,92% of paddy farmers are risk lover and 3,28% are risk neutral. The farmers are behaving in rational manner which avoid the possible risk that might be higher than the revenues to be earned. INTISARIPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui risiko dan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko serta mengetahui perilaku petani terhadap risiko produksi padi di Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara sengaja dengan sampel sebanyak 61 responden. Metode yang digunakan untuk menganalisis risiko adalah dengan menghitung nilai koefi sien variasi (KV), untuk faktor-faktor yang mempengaruhi risiko produksi digunakan model Just and Pope. Analisis perilaku petani terhadap risiko dengan menggunakan metode Moscardi dan de Javnry. Hasil analisis risiko produksi menunjukkan bahwa produksi usahatani padi di Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun memiliki variasi yang rendah yaitu sebesar 14,80%. Artinya risiko produksi yang dihadapi petani padi di lokasi penelitian rendah.

Produk herbal sebenarnya telah lama dikenal dan digunakan oleh masyarakat luas. Mulai dari jamu tradisional, jamu dalam kemasan, madu, sumplemen, vitamin, hingga berbagai jenis obat-obatan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Timbulnya berbagai macam penyakit hingga pandemi Covid-19 ini membuat masyarakat lebih peduli terhadap kesehatan diri sendiri maupun keluarga dan lingkungan sekitarnya. Anjuran Kementerian Kesehatan mengenai memanfaatkan produk herbal di masa pandemi untuk menjaga stamina tubuh semakin mendorong keinginan masyarakat untuk mengkonsumsi produk herbal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor atau alasan konsumen membeli produk herbal di Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan data primer. Pengambilan sampel dilaksanakan dengan metode purposive sampling sebanyak 104 responden. Instrumen penelitian diuji menggunakan Uji reliabilitas dan validitas. Hasil penelitian di analisis secara deskriptif dan dilakukan uji kecenderungan. Hasil analisis menunjukkan bahwa instrument penelitian valid dan reliable untuk digunakan dalam penelitian. Berdasarkan hasil analisis deskriptif, mayoritas responden berada pada kategori baik. Artinya, 9 variabel dalam penelitian mampu menentukan persepsi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian produk herbal di Kabupaten Sukoharjo. Pengambilan keputusan pembelian produk herbal dipengaruhi oleh label halal, harga produk, rasa, khasiat, kemudahan memperoleh, kedekatan dengan penjual, informasi dalam brosur, informasi dari teman, dan konsep back to nature.

Hidroponik merupakan sistem budidaya tanaman alternatif yang tanpa menggunakan tanah. Sistem ini cukup banyak digemari oleh masyarakat, terutama setelah terjadi pandemi covid-19. Banyak kebun hidroponik yang berdiri dan bertahan hingga sekarang. Preferensi dan perilaku konsumen dalam memutuskan untuk mengkonsumsi sayur hidroponik tentu menjadi hal yang penting bagi petani hidroponik, untuk mengembangkan usahanya. Menjadi hal yang penting bagi petani hidroponik untuk mengetahui preferensi konsumen sayur hidroponik yang dibudidayakan. Dengan mengetahui hal tersebut, petani hidroponik akan mampu merumuskan strategi pengembangan dan pemasaran usahanya. Penelitian ini menggunakan analisis konjoin untuk mengetahui preferensi konsumen sayur hidroponik serta kombinasi atribut yang disukai konsumen. Hasil analisis menunjukkan bahwa urutan atribut yang dianggap penting dalam mempengaruhi keputusan pembelian sayuran hidroponik adalah 1) harga, 2) bobot, 3) kemasan dan 4) kondisi fisik. Kombinasi atribut yang disukai konsumen adalah sayuran hidroponik dengan kemasan plastik bening terbuka, kondisi fisik segar (1-2 hari setelah petik), bobot > 300 gram per kemasan dan harga lebih dari Rp 10.000,00.