Salah satu permasalahan dalam survei hidro-oseanografi adalah kendala teknis pada saat pengamatan pasut, seperti palem miring atau terlepas dari pondasinya, kemudian juga jika pengamatan menggunakan alat otomatis tidak jarang alat tersebut hilang atau berpindah tempat, sehingga harus dilaksanakan pengamatan ulang. Penelitian ini melakukan eksperimen menentukan tipe pasut berdasarkan analisis harmonik terhadap data runtut waktu (time series) suhu permukaan laut di Pulau Pari (2 stasiun T-Logger), Kepulauan Seribu. Hal ini didasarkan kepada pertimbangan bahwa pasang surut dan suhu permukaan laut secara bersama-sama mendapatkan transferan energi matahari secara langsung, dan juga yang dipantulkan oleh bulan. Analisisharmonik menggunakan T_tide_v1.3 beta, kemudian konstanta harmonik yang diperoleh digunakan untuk melakukanperhitungan prediksi pasut. Tipe pasut ditentukan menggunakan rumus bilangan form. Hasil penelitian ini menghasilkan total sekitar 27 konstanta harmonik. Secara umum karakteristik suhu permukaan laut di Pulau Pari dipengaruhi oleh kombinasi sistem matahari dan bulan. Konstanta diurnal signifikan antara lain K1 (~ 1.1541°C,freq0.041781 cph), P1 (~0.38°C, freq 0.041553 cph), dan O1 (~0.06°C, freq 0.038731 cph).Konstanta semidiurnal signifikan antara lain S2 (~ 0.2321°C, freq 0.083333 cph), M2 (~0.1298°C, freq 0.080511 cph), N2 (~0.0772°C, freq 0.078999 cph), dan K2 (~ 0.0632 °C, freq 0.08356 cph). Konstanta laut dangkal (higher harmonics) signifikan antara lain MS4 (~ 0.047°C, freq 0.16384 cph) dan M4 (~0.025°C, freq 0.16102 cph). Tidak dihasilkan konstanta periode panjang signifikan dalam hal ini. Adapun tipe pasut yang dapat diturunkan dari konstanta harmonik di perairan Pulau Pari adalah diurnal (pasang surut harian tunggal).
Adanya perencanaan pembangunan Pangkalan TNI AL di Teluk Ratai dimana salah satu fungsi utamanya adalah sebagai pendukung bagi operasional satuan tempur yaitu KRI (Kapal Republik Indonesia) dengan memberikan fasilitas sandar yang memadai dan aman. Dalam sebuah perencanaan dermaga, perlu dilakukan kajian Hidro-oseanografi dimana termasuk didalamnya adalah sedimentasi yang merupakan salah satu ancaman yang mengakibatkan pendangkalan dilingkungan dermaga. Untuk mengetahui sebaran sedimen pada sebelum dan sesudah adanya dermaga di Teluk Ratai, digunakan metode pendekatan dengan melakukan pemodelan oseanografi menggunakan perangkat lunak Mike 21 dengan beberapa asumsi pembangun model dengan sumber sedimen yaitu sungai Way Sabu, Way Ratai dan kanal 2. Pada validasi data pasang surut, diperoleh RMSE 0.025158 dan korelasi data mencapai nilai 0.99981, sedangkan pada validasi data kecepatan arus diperoleh RMSE 0,344342 dan nilai korelasi sebesar 0,995004. Hasil pemodelan transport sedimen menunjukkan peningkatan akumulasi serta perpindahan lokasi konsentrasi tertinggi pada domain dengan dermaga. Akumulasi transpor sedimen tertinggi terjadi di stasiun 5 sebesar 148,962 gr/liter dan akumulasi peningkatan konsentrasi SSC (Suspended Sediment Concentration) tertinggi terjadi di stasiun 2 sebesar 2,172 kg/m3.
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penulisan tugas akhir ini adalah komparasi (perbandingan) dengan tujuan untuk mendapatkan karakteristik berdasarkan analisis konstanta harmonik dan mawar arahnya, serta untuk mengetahui tipe pasutnya. Sehingga dapat dicari kemungkinannya apakah tipe pasut dari konstanta harmonik hasil pengolahan data Suhu Permukaan Laut tersebut dapat digunakan sebagai alternatif untuk prediksi pasang surut ataukah tidak. Adapun data pasang surut diperoleh dari Stasiun Pasang Surut di Saumlaki milik Badan Informasi Geospasial. Proses pengolahan data Suhu Permukaan Laut dan Pasang Surut dilaksanakan dengan menggunakan perangkat lunak t_tide-v1.3beta sampai dengan mendapatkan 9 (sembilan) konstanta harmonik yang biasa dipakai dalam survei Pushidrosal, yang terdiri dari konstanta Harian Ganda (M2, S2, N2, K2), konstanta Harian Tunggal (K1,O1, P1) dan konstanta Perairan Dangkal (M4, MS4). Secara umum berdasarkan analisis harmonik, 9 konstanta harmonik diperoleh dari hasil pengolahan kedua data utama. Namun, untuk konstanta harmonik K2 dari data SPL adalah tidak signifikan, sedangkan konstanta harmonik M4 dari data pasang surut adalah yang tidak signifikan. Kedua konstanta harmonik tersebut tidaklah berpengaruh terhadap penentuan tipe pasut. Secara eksperimental, dengan asumsi nilai amplitudo konstanta harmonik adalah sebagai nilai indek tidak bersatuan, berdasarkan selisih indeks konstanta pasang surut dikurangi indeks elevasi suhu permukaan laut maka tipe pasang surut di Tanimbar adalah campuran condong ke harian ganda. Tipe tersebut sama dengan tipe pasut yang dihasilkan oleh konstanta harmonik berdasarkan data pasut.
Pasang surut adalah fenomena alam yang sering terjadi disekitar kita khususnya yang terjadi di daerah tepi pantai naik turunnya permukaan air laut, pesisir alam yang ada di pasang surut diartikan sebagai naik turunnya muka laut secara berkala akibat adanya gaya tarik benda-benda angkasa (astronomi) terutama matahari dan bulan terhadap massa air di bumi. Tempat penelitian kami di Selat Sunda pada tanggal 1 Juni 2017 menggunakan permodelan software Tidal Model Driver (TMD) yang menghasilakan konstanta pasang surut K1, K2, M2, M4, Mf, Mm, N2, O1, P1, Q1, S2 dan dari tiap tiap konstanta pasang surut menghasilkan Amplitudo dan fase, lalu di gambarakan oleh software ArcGIS digambarkan menjadi 2D Horizontal dengan menggunakan ArcGIS dan hasil dari ArcGIS itu menghasilkan gambaran 2D Horizontal yaitu Konstanta Amplitudo dan Fase K1, K2, M2, M4, Mf, Mm, N2, O1, P1, Q1, S2, di Selat Sunda. Dari tugas akhir ini mengetahui nilai sebaran Amplitudo, dan Fase konstanta pasut M2, S2, N2, K2, K1, O1, P1, Q1, Mf, Mm, M4 dapat dihasilkan oleh Tidal Model Drive (TMD).
Data gelombang dan data pasang surut merupakan data yang sangat dibutuhkan dalam berbagai bidang, diantarannya dalam bidang hidrografi, oseanografi, proyek rekayasa, perikanan, pariwisata dan penanggulangan bencana. Hal ini menimbulkan konsekuensi atas ketersediaan alat ukur gelombang dan pasang surut dalam skala besar, praktis, ekonomis, gelombang dan pasang surut sensor pressure yang dilengkapi dengan telemetri sehingga dapat memenuhi kebutuhan tersebut serta mewujudkan kemandirian teknologi dalam negeri. Pembuatan alat ukur tersebut dilaksanakan dengan menggunakan microcontroller Arduino mega, sensor tekanan silikon piezoresistif TMC19-100 bar G1602s, serta dilengkapi perangkat telemetri yang menggunakan Modem GSM. Alat di ujicoba di pantai putri duyung ancol selama 3 hari mulai tanggal 28 November sampai dengan 30 Nopember 2018 dengan alat pembanding RBR Duo dan Tide Master. Data pengamatan dari ketiga alat diolah dan dianalisa akurat dan akses data yang cepat. Dalam penelitian ini penulis bermaksud membuat prototype alat ukur dengan hasil data dibandingkan sehingga memiliki selisih dari ketiga alat tersebut yang kemudian dijadikan referensi untuk pengembangan alat kedepannya.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.