Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk terapi infeksi bakteri. WHO telah merekomendasikan Anatomical Therapeutic Chemical (ATC) dan Defined Daily Dose (DDD) sebagai standar global untuk studi penggunaan obat, salah satunya adalah antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran penggunaan antibiotik secara kuantitatif dengan menggunakan metode ATC/DDD, serta menentukan antibiotik yang termasuk ke dalam segmen Drug Utilization (DU) 90% di RSUD M. Natsir Kota Solok pada tahun 2020. Rancangan penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional yang dilakukan secara retrospektif, dengan menggunakan data rekam medis pasien di instalasi rawat inap bedah di RSUD M.Natsir Kota Solok tahun 2020, sampel diambil dengan teknik random sampling. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 213 sampel, dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa secara kuantitas penggunaan antibiotik dari 213 catatan rekam medis pasien didapatkan total penggunaan antibiotik 136,203 gram DDD/100 hari rawat. Penggunaan antibiotik yang banyak yaitu sefiksime 67,791 g dan yang sedikit yaitu meropenem 0,107 g. Antibiotik yang masuk dalam segmen 90% yaitu sefiksim (49,772%), seftriakson (18,393%), sefotaksim (14,786%) dan metronidazole (8,764%), sedangkan yang masuk ke segmen 10 % yaitu siprofloksasin (5,074%), azitromycin (1,320%), metronidazole (1,173%), levofloxacin (0,399%), sefadroksil (0,237%), dan meropenem (0,078%).
Infeksi pada saluran pernapasan adalah penyakit yang umum di masyarakat. Berdasarkan data Riset Kesehatan tahun 2013, kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Indonesia adalah 25,0%. Antibiotik secara luas diresepkan untuk mengobati ISPA sehingga, kemungkinan penggunaan obat yang tidak rasional lebih tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui rasionalitas penggunaan antibiotik di Puskesmas Kuamang Kuning I pada pasien ISPA yang menjalani rawat jalan. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan data retrospektif di tahun 2013. Kriteria inklusi untuk penelitian ini adalah pasien ISPA rawat jalan di Puskesmas Kuamang Kuning I periode 1 Januari - 31 Desember 2013 dengan kartu rawat jalan yang dapat memberikan informasi yang jelas dan lengkap. Pasien yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 300 pasien. Hasil analisis kuantitatif menunjukkan bahwa antibiotik yang paling banyak digunakan adalah kelompok beta laktam dari aminopenisilin yaitu amoxicyclin, dan rasionalitas penggunaan antibiotik berdasarkan standar Farmasi Perawatan Penyakit Pernafasan adalah 100% sesuai indikasi, 96,67% adalah tepat obat, 86% adalah tepat dosis, 100% adalah tepat rute administrasi.
Pengobatan sendiri adalah bagian dari upaya masyarakat untuk menjaga kesehatannya sendiri. Dalam praktiknya, pengobatan sendiri dapat menjadi sumber masalah terkait obat karena pengetahuan yang terbatas tentang narkoba dan kita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan perilaku orang dalam pengobatan sendiri di Kelurahan Sapiran, Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh, Kota Bukittinggi. Penelitian ini adalah survei dengan desain cross sectional. Penelitian ini menggunakan 100 responden dengan purposive sampling. Instrumen utama penelitian ini adalah kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya kemudian diolah dengan analisis deskriptif. Berdasarkan hasil analisis, masyarakat di Kota Bukittinggi memiliki tingkat pengetahuan yang cukup mengenai pengobatan tradisional dan modern, yaitu sebanyak 65%, sedangkan sisanya 29% memiliki pengetahuan yang baik dan 6% memiliki pengetahuan yang kurang. 62% memilih pengobatan modern berdasarkan sikap orang terhadap pengobatan sendiri dan 38% memilih pengobatan tradisional. 76% memilih pengobatan modern atas tindakan masyarakat terhadap pengobatan sendiri dan 24% memilih pengobatan tradisional.
Efek toksik suatu obat dapat meimbulkan dampak negatif bagi keselamatan pasien, terutama pada geriatri. Polifarmasi dan bertambahnya usia telah diidentifikasi sebagai dua faktor risiko penting yang menyebabkan masalah ini. Efek merugikan dari suatu obat/ Advers Drug Reaction (ADR) telah terjadi pada pasien rawat inap di rumah sakit, dengan angka kejadian yang dilaporkan setinggi 25%. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan prospektif yaitu cross sectional di rawat inap penyakit dalam RSUP.DR.M.Djamil Padang selama 8 minggu dari periode antara September dan November 2011. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Efek samping obat dievaluasi menggunakan kriteria Naranjo. Hasil penelitian ini dipresentasikan oleh data deskriptif sebagai angka dari persentase kasus ADR. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa potensi ADR yang terjadi pada 2 pasien kemungkinan disebabkan oleh alprazolam, 2 pasien kemungkinan disebabkan oleh amlodipine dan 1 pasien kemungkinan disebabkan oleh besi sulfat. Prevalensi ADR pada pasien geriatri rawat inap penyakit dalam di RSUP.DR.M.Djamil Padang berbeda jumlahnya dengan yang di negara-negara lain.
The effect of ethyl acetate fraction of paku resam leaves (Gleichenia linearis (Burm. Clarke) on endothelial cell dysfunction of white male mice has been done. Dysfunction of endothelial cells was induced by sodium chloride (NaCl) at a dose of 28 mg/kg BW. Ethyl acetate fraction G linearis administered orally at the dose of 35, 70 and 140 mg/kg BW together with NaCl for 14 days. The endothelial cell dysfunction was observed by nitrous oxide (NO) serum levels. The results showed an increasing level of NO in mice serum given the paku resam extract with a dose of 35, 70 and 140 mg / kg BW with increasing percentage of NO levels at 85.66; 62.23 and 48%. After being analysed by one-way ANOVA only the dose of 35 mg / kg BW of the positive control showed the levels of NO significantly different (p <0.05). It can be concluded that ethyl acetate fraction of G linearis at a dose of 35 mg / kg BW has the best effect to prevents the endothelial cell dysfunction in mice.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.