This study aims to uncover and describe several learning methods applied to learning Rumeksa Dance at Sanggar Dharma Yuwono Purwokerto. This research uses descriptive qualitative research methods. Data collection techniques are using observation, interviews, literature study, and documentation. In this research, the data sources were the teachers and students who took part in the Rumeksa Dance lessons at the Dharma Yuwono Studio. The data validation technique used was a triangulation of data sources and methods. In this study, triangulation of sources done by checking data sources from the head of the studio, teachers, and students to find out the learning process of Rumeksa Dance, while the triangulation method was done by checks the correctness of data derived from the observation and interview methods. Furthermore, the data obtained is processed and analyzed by data reduction, data presentation, and concluding. The results showed that the learning process of Rumeksa Dance used the lecture method, demonstration method, imitation method, drill or practice method, peer tutor method, and outdoor study method. The use of this method is appropriate because the learning process can be done well. Besides that, students can master the material and performed the Rumeksa Dance correctly.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengungkap dan mendeskripsikan beberapa metode pembelajaran yang diterapkan pada pembelajaran Tari Rumeksa di Sanggar Dharmo Yuwono Purwokerto. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yaitu dengan cara observasi, wawancara, studi pustaka, dan dokumentasi. Sumber data dalam penelitan ini adalah pengajar dan peserta didik yang mengikuti pembelajaran Tari Rumeksa di Sanggar Dharmo Yuwono. Teknik validasi data yang digunakan yaitu triangulasi sumber data dan metode. Triangulasi sumber dalam penelitian ini dengan cara mengecek sumber data dari ketua sanggar, pengajar, dan peserta didik untuk mengetahui proses pembelajaran Tari Rumeksa, sedangkan triangulasi metode mengecek kebenaran data yang berasal dari metode observasi dan wawancara. Selanjutnya data yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan reduksi data, penyajian data, pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran Tari Rumeksa menggunakan metode ceramah, metode demonstrasi, metode imitasi, metode latihan atau drill, metode tutor sebaya, dan metode out door study (pembelajaran di luar kelas). Penggunaan metode tersebut sudah tepat karena proses pembelajaran dapat dilakukan dengan baik, selain itu, peserta didik dapat menguasai materi dan menarikan Tari Rumeksa dengan benar.
Character education in Indonesia is being re-implemented to shape students to have intellect and character and can be taught through art education, one of which is Javanese opera. Langen carita is one of the arts that is intended to shape children's character as a continuation of children's art education. Langen carita is a form of the sariswara method in which there are literature, songs/music/karawitan, stories and solah bawa in short operas or children's plays (ages 10-14 years). Langen carita has also developed as a performing art with many historical stories, chronicles, or daily life, including Patine Arya Penangsang. This study aims to describe the values of character education in the language of the play Patine Arya Penangsang. This research uses a qualitative descriptive method by studying, analyzing, expressing, and describing character education values in performing art. Data collection techniques used literature study, interviews, observation, and documentation, which were then validated using triangulation. The results showed that Langen Carita entitled Patine Arya Penangsang has values of religious character education, tolerance, discipline, creativity, love for the country, responsibility, leadership, self-confidence, never giving up, cooperation, obedience, perseverance, patience, courtesy, and sincere. In the elements of drama, dance, and music. AbstrakPendidikan karakter di Indonesia sedang diterapkan kembali untuk membentuk siswa memiliki akal pikiran dan budi pekerti dan dapat diajarkan melalui pendidikan seni, salah satunya dalam bentuk opera jawa. Langen carita merupakan salah satu kesenian yang ditujukan untuk membentuk karakter anak sebagai lanjutan pendidikan seni dolanan anak. Langen carita adalah bentuk dari metode sariswara yang di dalamnya terdapat sastra, tembang/lagu/musik/karawitan, cerita dan solah bawa dalam bentuk opera kecil atau sandiwara anak (usia 10-14 tahun). Langen carita juga berkembang sebagai seni pertunjukan dengan banyak cerita sejarah, babad atau kehidupan sehari-hari, salah satunya patine Arya Penangsang. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter dalam langen carita lakon Patine Arya Penangsang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan mengkaji, menganalisis, mengungkapkan, dan menggambarkan nilai-nilai pendidikan karakter di dalam suatu kesenian. Teknik pengumpulan data menggunakan studi pustaka, wawancara, observasi, dan dokumentasi, yang kemudian divalidasi menggunakan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa langen carita berjudul Patine Arya Penangsang memiliki nilai-nilai pendidikan karakter religius, toleransi, disiplin, kreatif, cinta tanah air, tanggungjawab, kepemimpinan, percaya diri, pantang menyerah, kerja sama, patuh, tekun, sabar, sopan santun, dan ikhlas dalam unsur drama, tari, dan musik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap dan mendeskripsikan strategi pembelajaran yang diterapkan pada pembelajaran tari untuk anak usia remaja di Sanggar Tari Kembang Sore (STKS). Pembelajaran tari untuk anak usia remaja di menjadi salah satu wadah bagi perkembangan anak usia remaja. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah pelatih dan peserta didik STKS Cabang Bantul dan Ranting Kalasan. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Teknik validasi data yang digunakan yaitu triangulasi sumber data dan metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan oleh STKS Pusat. Pembelajaran tari untuk anak usia remaja di Cabang Bantul menggunakan strategi pembelajaran kontekstual. Ranting Kalasan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri dan kooperatif. Strategi Pembelajaran yang dipilih sudah tepat karena dapat meningkatkan kreativitas anak dalam memaknai serta menjiwai tari sesuai tujuan pembelajaran. This study aims to reveal and describe the learning strategies applied to dance lessons for adolescent students at STKS. Dance learning for adolescent students is one of the forums for adolescent students' development. This research uses a descriptive qualitative research method. The data sources of this research are the trainers and students of STKS Bantul and Kalasan Branches. Data collection techniques by observation, interviews, documentation, and literature study. The data validation technique used is a triangulation of data sources and methods. The results showed that the use of learning strategies was adjusted to the learning objectives set by the Central STKS. Dance learning for teenagers in Bantul Branch uses contextual learning strategies. Branch Kalasan uses inquiry and cooperative learning strategies. The learning strategy chosen is appropriate because it can increase children's creativity in interpreting and animating dance according to learning objectives.
Character education is all efforts to direct, train, and foster good values to grow a wise personality and positively contribute to the environment and broader society. Character education can also be conveyed through dance through movements, costumes, and musical accompaniment. The purpose of this study is to describe the values of character education in Sufi Dance. This study used a qualitative research method, the object of research being the Sufi Dance at the Maulana Rumi Sewon Islamic Boarding School, Bantul. Data collection techniques used were interviews, observation, and literature study. Data analysis was carried out through data reduction, data presentation, and data verification stages. Sufi dance is an expression of love that arises from the spiritual journey of Maulana Rumi. Through value analysis, there are seven character education values in Sufi Dance, including religious character, tolerance, hard work, peace-loving, social care, responsibility, and humility. AbstrakPendidikan karakter adalah segala upaya untuk mengarahkan, melatih, dan memupuk nilai-nilai baik agar menumbuhkan kepribadian yang bijak, sehingga dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungan dan masyarakat luas. Pendidikan karakter juga dapat disampaikan melalui sebuah tarian, baik dalam bentuk gerakan, bentuk kostum, maupun iringan musik yang digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter yang termuat dalam Tari Sufi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan objek penelitian Tari Sufi di Pondok Pesantren Maulana Rumi Sewon, Bantul. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan studi pustaka. Analisis data dilakukan melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Tari Sufi merupakan ekspresi rasa cinta yang muncul dari perjalanan spiritual seorang Maulana Rumi. Melalui analisis nilai, terdapat tujuh nilai pendidikan karakter yang ada pada Tari Sufi, diantaranya adalah karakter religius, toleransi, kerja keras, cinta damai, peduli sosial, tanggung jawab, dan rendah hati.
Karya tari “Rim-ba” merupakan hasil dari refl eksi penata tari terhadap kehidupan Suku Anak Dalam (Orang Rimba) di Bukit Duabelas Propinsi Jambi. Hutan yang menjadi habitat dan tempat bernaung Suku Anak Dalam semakin sempit areanya. Hal tersebut disebabkan oleh adanya penebangan liar (illegal logging) maupun perluasan lahan perkebunan sawit. Tema yang diangkat dalam garapan karya tari ini adalah perjuangan hidup orang rimba. Bentuk penyajiannya simbolis representasional yang terbagi dalam empat adegan, yaitu adegan satu (introduksi) tentang keterbelakangan, adegan dua tentang ritus orang rimba, adegan tiga tentang aktivitas mata pencaharian orang rimba, dan adegan empat tentang perusakan rimba. Karya tari ini didukung oleh empat orang penari. Gerak tari berorientasi pada perilaku kehidupan sehari-hari orang rimba. Musik pengiring merupakan musik hasil editing secara digital dengan software nuendo dengan memasukkan unsur suara vocal. Tata rupa pentas berdasarpada atmosfi r suasana hutan, meliputi property instalasi kayu, akar sulur gantungan dan dedaunan. Busana yangdikenakan menyerupai busana asli Suku Anak Dalam yang sudah dimodifi kasi. Sedangkan tata cahaya yangdigunakan berorientasi pada nuansa cahaya alam.Kata kunci: rimba, suku anak dalam, bukit duabelasABSTRACT“Rim-ba”: A Dance refl ecting the Life of Anak Dalam Tribe. Rimba dance is the result of the choreographer’srefl ection on the life of Anak Dalam tribe (forest people / Orang Rimba) in Bukit Duabelas, Jambi province. The forestwhich is the habitat of the tribe is shrinking. This is due to the illegal logging and palm oil agriculture expansion. Thetheme of the dance is about the struggle of forest people in their life. The symbolic, choreographic representation is dividedinto four acts; the fi rst act introduces the underdeveloped condition of the people; the second act shows the rituals practiced by the forest people; the third act shows how the forest people earn their living; and the fi nal act visualizes the forest destruction. The dance is performed by four dancers. The dance movement orientates on the daily behaviors of the forestpeople. The accompanying music is composed and edited digitally by applying nuendo software and inserting vocal element in the software. The stage decoration shows a forest setting which includes wooden property, hanging roots and leaves. The dancers’ costumes resemble the original clothes of Anak Dalam tribe along with some modifi cations, whereas the lighting arrangement is based on natural lighting nuance.Key words: anak dalam dance, bukit duabelas
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.