Kelahiran sang buah hati adalah moment bahagia yang dinantikan oleh semua orang tua. Seorang ibu yang mampu memberikan ASI secara eksklusif (0-6 bulan) memberikan arti kebahagiaan tersendiri bagi seorang ibu. Tetapi tidak jarang, hal ini terkendala dengan produksi ASI ibu yang belum keluar pada hari-hari pertama menyusui. Hal inilah yang membuat orang tua khawatir tidak bisa memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya diawal kehidupannya, sehingga memutuskan untuk memberikan susu formula. Tujuan penelitan adalah untuk mengetahui Efektifitas Ekstrak Sauropus Androgynus (Daun Katuk) dan Ekstrak Moringa oleifera Lamk (Daun Kelor)terhadap Proses Persalinan, Produksi Kolostrumdan Proses Involusi Uteri Ibu Postpartum. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah menggunakan metode total sampling. Dengan sampel penelitian adalah semua ibu hamil usia kehamilan 37-40 minggu yang melahirkan normal di Praktik MandiriBidan. Jenis penelitian ini adalah true eksperimen dengan desain penelitian posttest with control group design. Hasil penelitian adalah tidak ada pengaruh pemberian ekstrak daun katuk dan ekstrak daun kelor terhadap proses persalinan dengan nilai p=0,457>α=0,05. Pemberian daun katuk lebih efektif dibanding daun kelor dalam hal mempercepat pengeluaran produksi kolostrum dengan nilai p=0,026<α=0,05. Dan tidak ada perbedaan antara pemberian daun katuk dengan daun kelor terhadap proses involutio uteri dengan nilai p=0,552>α=0,05 (24jam), p=0,905>α=0,05 (48jam), p=0,719>α=0,05 (72jam). Kesimpulan adalah ekstrak daun katuk dan ekstrak daun kelor bisa diberikan pada ibu hamil trimester III dan tidak menimbulkan komplikasi proses persalinan, ekstrak daun katuk lebih efektif dalam meningkatkan produksi ASI dan tidak ada pengaruh terhadap proses involusi uteri
Menstruasi merupakan tanda datangnya masa pubertas pada remaja putri. Proses pengeluaran darah menstruasi sering kali beresiko mempengaruhi kadar hemoglobin pada remaja, yaitu terjadinya anemia dan dapat menimbulkan efek yang negatif bagi tumbuh kembang remaja putri. Selain program pemberian Tablet Tambah Darah (TTD), beberapa metode non farmakologi dapat digunakan sebagai alternatif dalam membantu meningkatkan kadar hemoglobin pada remaja putri dengan anemia, salah satunya adalah dengan metode akupunktur dan akupresur. Penelitian ini menggunakan pra-eksperimental design dengan rancangan one group pretest posttest design. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yaitu 25 remaja putri di Sekolah Menengah Atas Intensif Taruna Pembangunan Surabaya sesuai dengan kriteria inklus, yaitu usia 12 – 18 tahun, saat pemeriksaan Hb tidak sedang haid,bersedia melakukan akupresur secara mandiri. Tahap selanjutnya sampel dilatih cara melakukan akupresur pada titik Zusanli (ST36) dan titik Sanyinjiao (SP 6) 2 hari sekali selama 10 menit yang dilakukan selama 2 bulan dari September hingga November 2021. Data yang telah terkumpul diuji homogenitas dan dianalisis dengan wilcoxon. Sebelum mendapatkan akupresur, hampir setengahnya responden mempunyai kadar Hb antara 11-12 mmHg (44%), tujuh remaja putri mempunyai kadar Hb < 11 mmHg. Setelah melakukan terapi akupresur, lebih dari separuh responden kadar Hb remaja putri naik antara 13-14 mmHg (53%). Hasil uji Wilcoxon signed rank test ρ value = 0.000 (<0.05) di mana artinya ada perbedaan antara Hb pre-test dan Hb post-test, sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh akupresur titik ST36 dan SP 6 terhadap peningkatan kadar haemoglobin pada remaja putrid. Namun perlu adanya penelitian pengembangan lanjutan tentang metode akupresur dengan sampel yang lebih luas dan dengan subyek yang memiliki kadar anemia yang berbeda-beda, sehingga dapat dilihat efektifitas peran akupresur dalam peningkatan kadar hemoglobin.
Remaja adalah aset bangsa, remaja putri yang mengalami anemia beresiko menjadi ibu hamil dengan anemia. Tingginya prevalensi anemia zat besi pada remaja putri di Indonesia memerlukan intervensi yang dilakukan secara kolaborasi. Intervensi yang telah dicanangkan pemerintah adalah pemberian tablet tambah darah 1 kali seminggu dan 1 kali sehari pada wanita usia subur yang mengalami menstruasi. Metode akupresur merupakan alternatif dalam upaya meningkatkan kadar haemoglobin remaja putri yang mengalami anemia. Selain meningkatkan kadar haemoglobin, juga bermanfaat dalam menjaga daya tahan tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peran akupresur terhadap kadar haemoglobin pada remaja putri dengan anemia. Penelitian ini adalah penelitian true eksperimental design dengan menggunakan rancangan pre post test control group yang dilakukan pada remaja putri. Subyek dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok A dengan akupresur 1 kali sehari selama 15 menit, Kelompok B mendapatkan TTD 1 kali seminggu, selama 2 bulan. Sebelum dan sesudah intervensi dilakukan pengukuran kadar haemoglobin menggunakan Portable hemoglobinometer. Derajat Anemia dibedakan menjadi anemia ringan (hB 8 g/dl – hB 9.9 g/dl), anemia sedang (hB 6 g/dl – Hb 7.9 g/dl) dan anemia berat (hB < 6 g/dl). Pada penelitian ini hampir semua populasi memiliki kadar hB normal (> 10 mmHg) (86,1%) dan hanya 5 orang (13,8%) dengan anemia ringan. Setelah data terkumpul diketahui ρ>0.05 (distribusi data homogen), kemudian dilanjutkan analisis data menggunakan Uji T. Hasil analisis Uji T didapatkan nilai Sig.(2-tailed) = 0.606, maka disimpulkan tidak adanya perbedaan yang signifikan kadar Hb antara kelompok akupresur dan kelompok TTD
Anak Balita merupakan kelompok masyarakat rentan Gizi, yang mengalami siklus pertumbuhan dan perkembangan dengan kebutuhan Zat Gizi yang lebih besar. Faktor penyebab Gizi kurang secara tidak langsung disebabkan oleh tidak tercukupnya persediaan pangan di Rumah Tangga, Pola Asuh kurang memadai dan sanitasi/kesehatan lingkungan kurang baik serta akses pelayanan kesehatan terbatas. Upaya mengatasi masalah gizi kurang adalah dengan pemberian F75 (Formula Dosis F75) bertujuan untuk menaikkan berat badan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kombinasi F75 terhadap kenaikan berat badan balita dengan gizi kurang. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah F75, sedangkan Variabel Dependen adalah kenaikan berat badan balita. Penelitian ini dilakukan di desa Tambak Cemandi, Kecamatan Sedati Sidoarjo pada tahun 2016. Populasi penelitian ini adalah Ibu dan Balita dengan Gizi kurang sebanyak 20 responden. Tehnik sampling yang digunakan Total sampling. Desain penelitian yang digunakan adalah Eksperimen. Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square. Hasil Penelitian didapatkan Berdasarkan Hasil Uji Chi Square didapatkan 0,002 dengan α = 0,05, sehingga P < α. Hasil Uji menunjukkan ada Pengaruh Pemberian F75 terhadap Kenaikan Berat Badan Balita dengan Gizi Kurang
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.