Kawasan Pecinan Lasem merupakan kawasan cagar budaya yang memiliki keunikan dilihat dari sejarah, budaya dan arsitekturnya. Keistimewaan di kawasan Pecinan Lasem antara lain: kawasan yang dihuni oleh orang-orang Cina dengan budaya Cina yang kental, di kawasan tersebut terdapat pemukiman atau rumah tinggal dan rumah persembahan (Klenteng). Dilihat dari nilai sejarah Lasem yang merupakan Pecinan tertua di Indonesia, serta banyaknya kelenteng yang digunakan sebagai pusat religi masyarakat Pecinan Lasem. Selain itu, peninggalan bersejarah di kawasan Pecinan menunjukkan bahwa pada jaman dahulu Lasem adalah salah satu kota pelabuhan yang besar, dimana pelabuhan Lasem merupakan pintu gerbang masuknya pendatang asing terutama orang-orang Cina, oleh sebab itu kawasan Pecinan Lasem dikenal sebagai "Petit Chinois". Akan tetapi, seiring dengan perkembangan yang terjadi saat ini, pembangunan yang mengarah pada hal yang lebih bersifat modern telah mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan. Salah satu perubahan yang nampak adalah adanya perubahan terhadap zoning dan tata guna lahan, serta perubahan bentuk fisik bangunan.Masalah peningkatan jumlah penduduk yang disertai masalah dalam bidang transportasi juga telah terjadi pada struktur eksisting di Rembang yang juga mempengaruhi Kawasan Pecinan Lasem. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi kelayakan kawasan Pecinan sebagai kawasan konservasi serta penentuan zonasi berdasarkan kelayakan kawasan konservasi. Metode penelitian adalah deskriptif kualitatif untuk mengidentifikasi kelayakan kawasan berdasarkan zona prioritas sebagai kawasan konservasi yang mengacu pada evaluasi kelayakan konservasi. Hasil penelitian yaitu terdapat tiga Zona Kawasan yang memiliki prioritas untuk dikembangkan. Berdasarkan hasil penilaian kelayakan kawasan konservasi menunjukkan bahwa Kawasan Soditan dan kawasan Karang Turi merupakan kawasan yang memiliki potensi untuk dikembangkan.Kata kunci: pecinan lasem, identifikasi kelayakan, konservasi, zona prioritas
Kota Lama Semarang merupakan kawasan kolonial Belanda dimana mana terdapat gedung-gedungyang dibangun sejak zaman Belanda. Kota lama sering disebut sebagai Little Netherland, denganlanskap mirip kota di Eropa serta terdapat kanal yang mengelilinginya menjadikan Kota Lama sepertiminiatur Belanda di Semarang. Akan tetapi seiring berkembangnya zaman, citra Kota Lama Semarangsemakin luntur oleh pengaruh modernisasi. Penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui elemen-elemenpembentuk kota yang berpengaruh terhadap citra di kawasan Kota Lama, sehingga dapat digunakansebagai rujukan dalam meningkatkan citra di kawasan kota lama Semarang. Metode penelitian adalahkualitatif dan kuantitatif. Dari hasil analisis, maka didapatkan bahwa elemen-elemen yang palingberpengaruh terhadap citra kawasan Kota Lama berada di area Letjen Soeprapto seperti Landmarkyang paling menonjol adalah Gereja Blenduk, distrik yang memiliki aktivitas serta tata massa khusus,dimana terdapat aktivitas seperti peribadatan, perdagangan dan jasa serta perkantoran. Selain itu,path paling menonjol berada di jalur Letjen Soeprapto yang dapat dilihat melalui adanya deretanbangunan yang khas di sisi kanan maupun kiri jalur.Kata kunci : elemen-elemen pembentuk kota, citra kota
<p>Minapolitan region is an economic region consisting of production centers, marine and fishery commodities, services, housing and other related activities. Tambak Lorok is one of fishing villages which is that located on the coastline of Java Sea in Tanjung Mas, North Semarang. The main function of Tambak Lorok is as residential areas, ponds and trades especially seafood. The main issues in Tambak Lorok are: the rob, low economy, and less infrastructure. The concept of minapolitan is used to improve the local economy of coastal communities through agribusiness subsystems and its supporting subsystems. This study employed descriptive qualitative method. </p><p> </p>
Majelis Taklim Al Musa'adah is located in Parung Panjang, Bogor, West Java. The front view of the majelis taklim building is almost the same as the residence and there is no Majelis Taklim sign in front of the building. Considering the function of majelis taklim as a place for teaching and learning Islam, the Majelis Taklim should have the concept of Islamic architecture on it’s exterior. Based on these problems, the purpose of this PKM is to plan the exterior of Majelis Taklim Al Musa'adah with the concept of Islamic architecture. The initial stage in this activity is collecting secondary data (literature review) and primary data (measurement data and interviews with partners). Discussions with partners (Management of the Majelis Taklim) and the Head of RT 04 Kabasiran village need to be carried out in order to reach a design agreement that is in accordance with the partners' needs and conditions in the field. The concept of Islam is seen in the dome model and the krawangan pattern. The krawangan hole in the entrance area is made of a dome model and the krawangan pattern is made hexagonal. The hexagonal was chosen because this shape has many features. In Islam, bees and honey are implied in the verses of the Al-Qur'an. In addition, leaf tendrils are used for 3D krawangan side of the building. It is hoped that the exterior planning design can be used as a design reference for the next PKM activity.ABSTRAK:Majelis Taklim Musa’adah yang berlokasi di RT 04, RW 01, Jalan Raya Dago, Desa Kabasiran, Parung Panjang, Bogor, Jawa Barat adalah salah satu majelis taklim di Parung Panjang yang dikhususkan untuk perempuan dan anak-anak. Tampilan depan bangunan majelis taklim ini hampir sama dengan rumah tinggal dan tidak ada papan nama Majelis Taklim di depan bangunannya. Mengingat fungsi majelis taklim sebagai tempat belajar-mengajar agama Islam maka seyogyanya Majelis Taklim ini mempunyai konsep Arsitektur Islam pada tampilan luarnya (eksterior). Berdasarkan permasalahan tersebut maka tujuan PKM ini adalah membuat perencanaan eksterior Majelis Taklim Al Musa’adah dengan konsep Arsitektur Islam. Desain perencanaan eksterior yang dihasilkan meliputi gambar 2 dimensi yang terdiri dari: gambar denah, tampak, dan potongan serta gambar perspektif 3 dimensi. Tahapan awal dalam kegiatan ini adalah mengumpulkan data sekunder (kajian literatur) dan data primer (data pengukuran dan wawancara dengan mitra). Diskusi dengan mitra (pengurus majelis Taklim) dan Ketua RT 04 desa Kabasiran perlu dilakukan agar mencapai kesepakatan desain yang sesuai dengan kebutuhan mitra dan kondisi di lapangan. Konsep islam terlihat pada model kubah dan pola krawangan. Lubang krawangan di daerah entrance dibuat model kubah dan pola krawangan dibuat heksagonal. Heksagonal dipilih karena bentuk tersebut mempunyai banyak keistimewaan. Di dalam islam, lebah dan madu tersirat di dalam ayat Al-Qur’an. Selain itu motif sulur daun digunakan untuk krawangan 3D sisi samping bangunan. Hasil desain perencanaan eksterior diharapkan dapat dijadikan acuan desain untuk tahap pelaksanaan kegiatan PKM berikutnya.
Kelenteng Ban Hing Kiong berdiri sejak tahun 1819 dan merupakan Kelenteng tertua di Sulawesi Utara.. Kelebihan Kelenteng Ban Hing Kiong antara lain; letaknya strategis berada di tengah kota yang dapat ditempuh dengan transportasi umum dan merupakan pusat China Town yang terdapat terdapat kuil, rumah-rumah, tempat suci dan pasar milik etnis Cina, terdapat dua buah meriam peninggalan VOC, sehingga selain sebagai pusat religi juga sebagai tujuan wisata sejarah. Selain itu, Klenteng ini memiliki desain yang unik dengan gaya arsitektur Cina Klasik yang dihiasi dengan ragam ragam hias. Ragam hias yang ada di Kelenteng merupakan salah satu daya tarik bagi pengunjung. Ragam hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya akan menjadi pola yang diulang-ulang dalam suatu karya kerajinan atau seni (Purnomo, 2013). Setiap ragam hias di Kelenteng Ban Hing Kiong memiliki tipe dan makna yang berbeda-beda. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi jenis dan makna ragam hias pada fasad Kelenteng Ban Hing Kiong. Metode Penelitian adalah deskriptif kualitatif dengan mengidentifikasi jenis ragam hias serta makna ragam hias melalui studi pustaka dan survey lapangan. Hasil penelitian yaitu terdapat tiga jenis ragam hias pada fasad bangunan antara lain; ragam hias flora, ragam hias fauna, geometris dan ragam hias legenda. Ragam hias yang paling banyak ditemukan pada fasad yaitu ragam hias fauna berupa ornamen naga dan macan yang berada pada kolom bangunan, atap bangunan, dinding serta tempat pembakaran hio.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.