Kemajuan teknologi dari waktu ke waktu telah berkembang dengan pesat sehingga dapat memberikan banyak kemudahan bagi manusia untuk melakukan pekerjaan sehari-hari seperti melakukan perawatan pada tanaman hias yang berada di dalam rumah. Salah satu contoh tanaman hias yang ada dirumah yaitu tanaman sirih gading. Untuk merawat tanaman diperlukan air untuk melakukan penyiraman. Penyiraman yang teratur merupakan rutinitas penting di lakukan untuk menjaga tanaman terus tumbuh dan berkembang. Pekerjaan yang dilakukan secara rutin dan terjadwal dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi sensor dan internet of things (IoT) untuk melakukan kontrol dan pemantauan. Teknologi tersebut dapat digunakan untuk membangun sistem yang berfungsi untuk melakukan perawatan dan penyiraman pada tanaman hias sirih gading. IoT merupakan sebuah sistem yang memungkinkan setiap device dapat berkomunikasi, melakukan kontrol dan pemantauan melalui jaringan internet. Hasil yang dicapai setelah penelitian ini dilakukan yaitu dihasilkan sebuah sistem penyiraman otomatis berbasis internet of things dengan menggunakan NodeMCU yang terintegrasi dengan Telegram untuk melakukan perawatan dan penyiraman pada tanaman hias sirih gading. Hasil dari penelitian ini yaitu suhu lingkungan pada tanaman berada pada rentang 24oC–29oC dan rata-rata error pengukuran suhu menggunakan sensor DHT11 yaitu sebesar 2,07%. Pengukuran kelembaban tanah pada tanaman hias sirih gading berada pada rentang 47%-65%.
A server has a pivotal role that needs certain attention when the server starts up. The server has data such as important documents stored on the server computer database. One of the factors that obstacle the server performance is a room that has a high temperature or humidity. In addition, the administrator is not able to check the state of the server room frequently. The purpose of this research is to design a temperature and humidity monitoring system in a server room based wireless sensor network. The method used is wireless sensor network. This method pursues the network administrators to monitor the conditions of the temperature and humidity in the server room. The research results show that the error generated by the sensor is relatively small. The average error generated by the temperature sensor is 0.12985% and the error generated by the air humidity sensor is 0.611538%. The collected temperature and humidity data can be displayed and stored on the web application and mobile view
In December 2019, there was a pandemic caused by a new type of coronavirus, namely SARS-CoV-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Corona Virus 2) spread almost throughout the world. The World Health Organization (WHO) named it COVID-19 (Coronavirus Disease). To minimize the spread of the COVID-19, the Indonesian government announced a policy for the social distancing of 1-2 meters and wearing a medical mask. In this study, a mask detection system was built using the Haar Cascade Classifier method by detecting the facial areas such as the nose and lips. The study aims to distinguish between using masks and on the contrary. It is expected that the mask detection system can be implemented to provide direct warnings to people who do not wear masks in public areas. The results using the Haar Cascade Classifier method show that the system designed is able to detect faces, noses, and lips at a light intensity of 80-140 lux. The face is detected at a distance of 30-120cm, while the nose is at a distance of 30-60cm, while the lips are at a distance of 30-70cm. The system designed can perform the detection process at a speed of 5 fps. The overall test results obtained a success rate of 88,89%.
Internet of things (IoT) merupakan topik yang banyak dikembangkan pada dekade terakhir. Pada saat ini, banyak pengembang teknologi membuat perangkat-perangkat pintar yang dapat mempermudah pekerjaan manusia. Sistem rumah pintar adalah salah satunya. Pada sistem rumah pintar, perangkatperangkat fisik dapat melakukan komunikasi melalui jaringan internet atau jaringan near cable lainnya untuk bertukar informasi atau melakukan perintah dari penghuni rumah. Agar bisa bertukar informasi maka perangkat fisik tersebut di integrasikan dengan sensor dan aktuator. Salah satu implementasi dari rumah pintar yaitu pengontrolan lampu yang dapat diaktifkan atau dinonaktifkan menggunakan perintah suara atau menggunakan gawai pengguna. Tujuan dari penelitian ini yaitu agar pengguna dapat mengontrol lampu rumah dengan menggunakan perintah suara dengan bantuan google assistant untuk mengenali kalimat yang di ucapkan oleh penghuni rumah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu IoT. Metode komunikasi berbasis IoT memungkinkan terjadinya pertukaran data antar device. Hasil dari penelitian ini yaitu dapat dibangun sistem kontrol lampu menggunakan Blynk-Google assistant. Pada sistem tersebut telah di tambahkan fitur untuk memantau konsumsi daya listrik pengguna. Dari hasil pengujian yang dilakukan maka didapatkan hasil bahwa presentase keberhasilan dari sistem tersebut yaitu 96,667%. Keberhasilan dari sistem tersebut dipengaruhi oleh kekuatan sinyal internet dan ketepatan dalam pengucapan kata yang telah terprogram.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.