Physical intervention in a market area tends to change user habits in responding to the space. This situation can ruin the authenticity of the sense of place and the loss of local identity for generations. This study aims to reveal the authenticity and understanding of the Inpres Market, a traditional market in Lhokseumawe. Re-development has been carried out at the Inpres Market to improve the layout of the stalls, change the architectural form of the building with a contemporary image, and increase the floor of the building vertically into two levels. Apprehensively this physical intervention will erode the meaning of place that has been attached to people's memories for a long time. This study must be conducted before any other new physical intervention occurs for any renovation or revitalization reason. This study is place-based research by choosing Inpres Market in Lhokseumawe as the case study. The research variable uses physical (tangible) and social (intangible) variables to reveal the sense of place in the market. The data was obtained using quantitative and qualitative methods, while the analysis was carried out in an exploratory, descriptive manner. The data collection method was conducted in two stages: observation, interviews, and questionnaires. The second stage of data collection involved 134 respondents, and a random sampling method was implemented to determine the respondents. The results showed that physical and social variables' influence in creating a sense of place is revealed.
a slum will cause many problems for many cities. The urbanization factor is one of the causes of slums due to the limited urban housing area. In general, there are seven slum indicators that can determine the quality of residential areas, one of which is physical infrastructure. Infrastructure conditions are interrelated with residential development. This study analyzes seven indicators of slums in Jawa Lama Village, Lhokseumawe, Aceh-Indonesia. In this study, the research team used data surveys with field tracking and field documentation from city roads. Documented data includes field photos and regional mapping that shows the location of the study. Data that has been collected can be used to determine urban facilities and infrastructure that are very influential for slums in the study area.
Kota Lhokseumawe merupakan salah satu kota di Aceh yang memiliki bangunan bersejarah. Pada masa penjajahan Belanda ada beberapa bangunan yang berdiri di masanya seperti rumah sakit, kantor, benteng, stasiun kereta api, bioskop dan perumahan. Bangunan bersejarah tersebut tidak terekspos karena saat itu kota Lhokseumawe merupakan ibukota dari Kabupaten Aceh Utara. Bangunan bersejarah yang terekspos adalah makam-makam peninggalan kerajaan Pasai yang terkenal. Perlu dilakukan pelestarian bangunan bersejarah untuk melindungi, merawat dan memanfaatkan kembali bangunan tersebut. Dalam kajian ini ada empat bangunan bersejarah yang akan dikaji yaitu Rumah Sakit, Stasuin kereta Api, Rumah Dinas Manteri Hewan dan Bioskop Puspa. Beberapa bangunan sudah berubah fungsi, ada bangunan yang masih terawat, dan ada yang sudah tidak terawat lagi.
The function of the meunasah in the social system of the Acehnese people is a place of worship, a center for religious and cultural education and is also a place to discuss social problems that occur in community life in the village. The search for characters is important to find typology of meuansah, so that the relationship between geometric typology and shape has a broad interpretation. The search for shape characters to find typology of meunasah in Indrajaya District, Pidie Regency, Aceh was carried out in 5 stages, (1) determine the location of the meunasah building sample points in 52 villages in Indrajaya District, (2) literature review, (3) collecting data on the object of research by measuring the meunasah building, (4) redrawing the meunasah measurements that have been carried out at the data collection stage using digital applications to produce data, namely the meunasah floor plans and facades in each village and the last stage is (5) analysis of determining the type with a geometric approach with architectural elements of the meunasah building facades, namely doors, columns, windows, walls, roofs, floors and terrace fences. The findings consist of 16 types of meunasah typology with similarity criteria of typology variable forms.Abstrak: Keberadaan bangunan meunasah dalam sistem sosial masyarakat Aceh berfungsi sebagai tempat ibadah, pusat Pendidikan kegamaan dan kebudayaan dan juga merupakan tempat untuk mendiskusikan berbagai permasalahan sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat di gampong tersebut. Pencarian terhadap karakter menjadi penting untuk menemukan tipologi dari meunasah, sehingga katerkaitan tipologi geometri dengan bentuk memiliki intepretasi yang luas. Pencarian karakter bentuk untuk mememukan tipologi dari meunasah di Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie, Aceh dilakukan melalui 5 tahap yaitu (1) menentukan lokasi titik sampel bangunan meunasah di 52 gampong di Kecamatan Indrajaya, (2) penguatan referensi, (3) pengumpulan data objek penelitian dengan cara pengukuran bangunan meunasah, (4) menggambar ulang pengukuran meunasah yang telah dilakukan pada tahap pengumpulan data menggunakan aplikasi digital untuk menghasilkan data yaitu gambar denah dan tampak meunasah di setiap gampong dan tahap yang terakhir adalah (5) analisis menentukan tipe dengan pendekatan geometri dengan variabel elemen arsitektural dari fasad bangunan meunasah antara lain pintu, kolom, jendela, dinding, atap, lantai dan pagar teras. Penemuan berupa 16 tipe dari tipologi meunasah dengan kriteria kesamaan dan kemiripan dari bentuk variabel tipologi.
Rumah merupakan tempat terjadinya aktivitas manusia dalam sehari-hari, dalam melakukan aktivitas di dalam rumah diperlukan kenyamanan bagi pengguna. Kenyamanan termal merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan. Penelitian ini dilakukan untuk memahami kondisi termal pada rumah tinggal sederhana dengan metrik adaptive comfort. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mendapatkan data tingkat kenyamanan termal. Rumah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Perumahan Kataping Residence, merupakan perumahan dengan jumlah unit bangun pada 1 tahap yaitu 145 unit dengan satu jenis bangunan yaitu tipe 36. Perumahan ini merupakan perumahan skala besar yang dibangun pada daerah Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman dengan desain menggunakan jendela adaptif. Dalam penggunaannya penghuni menggunakan penghawaan buatan untuk mendapatkan kondisi termal yang baik. Penelitian ini menggunakan metode simulasi dengan teknik parametrik menggunakan Rhinoceros, Grasshopper, Ladybug, dan Honeybee, serta menggunakan data cuaca Kota Padang Pariaman. Simulasi dilakukan 24 jam dalam sehari selama 1 (satu) tahun, dengan menggunakan 2 (dua) rumah contoh yang berbeda arah orientasinya. Hasil simulasi menunjukkan bahwa rumah dengan rata-rata tidak nyaman terjadi pada rumah contoh 2, dengan arah bagian barat merupakan orientasi paling tidak nyaman.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.