Physic Education and Technology (PhET) adalah salah satu media pembelajaran yang diciptakan untuk memberikan pengalaman interaktif bagi peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep fisika peserta didik dengan menggunakan PhET Simulation. Penelitian ini dilakukan di MTs AT-Taqwa Maumere, dengan sampel 58 peserta didik. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan cara purposive sampling.Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dengan metode Quasi Experimen, dengan bentuk Nonequivalent Control Group Design yang melibatkan dua kelompok belajar yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dimana sampel kedua kelas ini dipilih tidak secara random. Pengumpulan data dilakukan dengan pemberian soal test kemampuan pemahaman konsep. Teknik analisis data menggunakan uji N-gain. Hasil penelitian dengan mengacu pada perhitungan N-gain menunjukan bahwa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Peningkatan pemahaman konsep fisika pada kelas eksperimen sebesar 0,62 sedangkan untuk kelas kontrol sebesar 0,13. Berdasarkan hasil perhitungan n-gain dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan PhET Simulation dapat meningkatkan pemahaman konsep fisika peserta didik.
Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok terhadap perubahan konsep fisika siswa pada konsep Usaha dan energi. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain penelitian prates-pascates kelompok kontrol tanpa acak. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Marawola, dengan sampel penelitian kelas XI MIA 1 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 20 orang, dan kelas XI MIA 2 sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 18 orang. Instrumen yang digunakan berupa tes miskonsepsi berbentuk pilihan ganda. Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh rerata skor tes awal fisika di kelas eksperimen yaitu 9,22 dan tes akhir siswa yaitu 18,30. Sedangkan rerata skor di awal fisika siswa kelas kontrol yaitu 8,80 dan tes akhir siswa yaitu 14,78. Analisis data tes dilakukan dengan teknik statistik uji-t dua pihak (uji perbedaan rata-rata) dan analisis rata-rata perubahan konsep fisika siswa. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai hasil thitung = 2,72 dan ttabel = 2,02. Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Sedangkan rata-rata perubahan konsep fisika siswa pada kelas ekseperimen = 7,40 dan kelas kontrol = 4,72. Berdasarkan hasil uji perbedaan rata-rata dan rata-rata perubahan konsep, maka dapat dilihat bahwa perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok yang dilakukan di kelas eksperimen lebih berpengaruh terhadap perubahan konsep siswa dibandingkan dengan pembelajaran inkuiri yang diberikan di kelas kontrol. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok terhadap perubahan konsep fisika siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Marawola. Kata Kunci : Model Pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok, perubahan konsep.
Behavior BSE (breast self-examination) is very important for adolescent girls. Breast self-examination is one way to detect a lump or tumor in the breast. If adolescent girls know the importance of breast self-examination can be as an effort to prevent breast cancer earlier. The purpose of this research is to find out determinant adolescent girls behavior conduct BSE in efforts to prevent breast cancer in SMA Negeri 5 Pekanbaru. The kind of analytic quantitativ research used the cross sectional design. The population in this study was a hight school students totaling 443 people. The sample in this study amounted to 107 adolescent girls using the random sampling technique. The results showed that knowledge was not related to breast self-examination with p value 0.234, attitude was not related to breast self-examination with p value 0.095, results for people closely related to breast self-examination with p value 0,008 and source of information related to breast self-examination with p value 0,002. Expected to SMA Negeri 5 Pekanbaru to conduct health promotion related to prevention of breast cancer by doing breast self-examination (BSE).Bibliography : 20 (2009-2017)
Seagrass is one of the macrophyta plants containing enough biomass. Recently, seagrass has been used for filtering waste, drugs and sources of chemicals. Seagrass also functions to stabilize the soft bases where most species grow, especially with solid root systems and cross each other. Therefore, seagrass has the potential to absorb heavy metal ions from the solution. This research aimed to determine the optimum weight and optimum contact time for Pb metal adsorption. Weight variation of seagrass biomass was 60, 90, and 120 mg while variation in contact time was 60, 90, and 120 minutes. The results obtained optimum weight of seagrass biomass to absorb Pb metal was 60 mg with 98.42% Pb absorbed, and optimum contact time for seagrass biomass to absorb Pb metal was 60 minutes with 95.45% Pb absorbed.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.