Instagram merupakan salah satu akun media sosial online yang digunakan untuk menyampaikan pesan, baik dalam bentuk teks, gambar, audio, maupun video. Pesan yang disampaikan dapat bervariasi, bergantung maksud dan tujuan pemilik akun. Salah satunya adalah ujaran kebencian. Ujaran kebencian pemilik akun @mantanaurelhermansyahdalam bentuk teks bermaksud menghina dan mencemarkan nama baik Aurel Hermansyah, dan bertujuan merusak hubungan Aurel Hermansyah dengan Atta Halilintar yang sengaja di-tag atau ditandai akun instagramnya.Tujuan penelitian ini mendeskripsikan bentuk tindak tutur ilokusi-perlokusi, kalimat tabu, dan ujaran kebencian oleh pemilik akun @mantanaurelhermansyah. Metode dalam penelitian ini padan ortografis.Hasil analisis data ditemukan: 1) tindak tutur ilokusi jenis direktif kategori bertanya, kalimat tabu kategori penghinaan dengan menyebut nama, ujaran kebencian kategori menghasut; 2) tindak tutur ilokusi jenis komisif kategori menawarkan dan tindak tutur ilokusi ekspresif kategori menyatakan perasaan, kalimat tabu kategori pelecehan seksual, ujaran kebencian kategori penghinaan; 3) tindak tutur ilokusi direktif kategori bertanya, kalimat tabu kategori perbuatan tidak senonoh, ujaran kebencian kategori menghasut; 4) tindak tutur ilokusi asertif kategori mengakui, kalimat tabu kategori pelecehan seksual, ujaran kebencian kategori penyebaran berita bohong penghinaan dan pencemaran nama baik. Tindak tutur perlokusi dari ujaran kebencian tersebut adalah Atta Halilintar memberikan komentarburuk dan berusaha mencari tahu siapa pemilik akun tersebut.
This study aims to learn the feasibility of e-comic media in MTsN 12 Jombang. The method of this research is Research and Development (RD). The development model used is the ADDIE development model with stages: analysis (analysis), design (design), development (development), implementation (implementation), and evaluation (evaluation). The subjects of this research were students of class VII D of MTsN 12 Jombang. The research instruments used in data collection were (1) questionnaire sheets and (2) students' response results. The results showed that the validity of the learning media obtained was based on the validation of the material experts showed 4.2 with a valid category, assessment of the validation of the material experts showed 4.8 with a very valid category, validation of the existing media experts showed 4.53 with a very valid category and participant responses students there are 94% with the category of strongly agree.
ABSTRAK Variasi sapaan pedagang buah-buahan di pasar tradisional, Bangkalan, Madura terjadi secara alamiah saat tawar-menawar. Penelitian ini mendeskripsikan variasi sapaan pedagang kepada pembeli yang dipengaruhi faktor usia dan jenis kelamin pembeli; faktor hubungan kekerabatan; dan faktor etnis yang berbeda. Metode analisis data menggunakan teknik padan pragmatis. Hasil penelitian menunjukkan variasi sapaan pedagang, 1) berdasarkan usia dan jenis kelamin: sapaan Buk untuk wanita yang sudah menikah atau berusia lebih dari 30 tahun, sapaan Lek [Le?] untuk laki-laki muda berusia kurang lebih 17--20 tahun; 2) berdasarkan hubungan kekerabatan: sapaan Lek [Le?] digunakan pedagang karena sudah mengenal pembeli; 3) berdasarkan etnis yang berbeda: sapaan pada pembeli etnis Jawa menggunakan sapaan Dek yang biasa digunakan juga oleh orang Jawa untuk menyapa anak muda, begitu pula pada pembeli etnis Cina, pedagang menggunakan sapaan Ko atau Koko, 4) berdasarkan kelas sosial: Mik [Mi?] untuk wanita yang sudah haji atau usianya lebih tua dari pedagang.Kata kunci: variasi sapaan, pedagang buah, MaduraABSTRACT Variations in the greetings of fruit traders in traditional, Bangkalan, Madura occur naturally during bargaining. This study describes variations in the greeting of traders to buyers who are influenced by age and gender factors of buyers; kinship factors; and different ethnic factors. The data analysis method uses padan pragmatic techniques. The results showed variations in merchant greetings, 1) based on age and gender: book greetings for women who were married or over 30 years old, greetings lek [le?] For young men aged around 17-20 years; 2) based on kinship: greeting lek [le?] used by traders because they already know the buyer; 3) based on different ethnicities: greetings to Javanese ethnic buyers using dek greetings which are also used by Javanese to greet young people, as well as ethnic Chinese buyers, traders using ko or koko greetings, 4) based on social class: mik [mi?] for women who are already on Hajj or are older than traders.Keywords: variations in greetings, fruit traders, Madura
<p>Perubahan yang sangat signifikan dari pembelajaran luring menjadi daring memunculkan sisi positif dan negatif, terutama dalam pendidikan moral, karakter dan kesantunan berbahasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan (1) Strategi penanaman nilai-nilai kesantunan berbahasa dalam pembelajaran daring, (2) Hambatan penanaman nilai-nilai kesantunan berbahasa dalam pembelajaran daring, dan (3) Tantangan penanaman nilai-nilai kesantunan berbahasa dalam pembelajaran daring. Penelitian ini berjenis deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini adalah guru dan siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia jenjang sekolah dasar. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi unsur kebahasaan yang terkait dengan kesantunan berbahasa yang diperoleh dari kelas daring <em>Zoom Meeting </em>dan <em>Group Whatsapp</em>. Teknik analisis data menggunakan Model Interaktif dari Miles dan Huberman. Pengujian data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Hasil analisis data disajikan dalam bentuk deskripsi kualitatif dengan metode informal. Diperoleh hasil penelitian bahwa kesantunan berbahasa siswa sekolah dasar di masa pandemi Covid-19 masih belum bisa dikatakan baik. Masih banyak peserta didik yang menggunakan bahasa-bahasa yang kurang sopan ketika berinteraksi dengan teman sebayanya. Hal tersebut disebabkan oleh faktor lingkungan yang kurang baik sehingga dapat mempengaruhi peserta didik dalam bertutur. Penggunaan media sosial dan game juga menjadi faktor penting dalam perubahan penggunaan kata-kata yang sopan. Perlu diterapkan strategi-strategi untuk memperbaiki pola penggunaan bahasa yang lebih sopan dengan pola pembiasaan dan pemberian teladan bagi peserta didik. Namun, penerapan pola tersebut tidak terlepas dari hambatan dan tantangan yang ada seperti kurangnya pendampingan dan pengetahuan orang tua, lingkungan di luar sekolah dan keluarga yang kurang baik, dan penggunaan sosial media yang berlebihan dan tanpa pengawasan.</p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.