ABSTRAK. Sungai merupakan salah satu bentuk alur air permukaan yang harus dikelola secara menyeluruh dengan mewujudkan kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan untuk kebutuhan masyarakat. Dengan demikian untuk mewujudkan kemanfaatan sungai serta mengendalikan kerusakan sungai, perlu ditetapkan garis sempadan sungai, yaitu garis batas perlindungan sungai. Garis sempadan sungai ini selanjutnya akan menjadi acuan pokok dalam kegiatan pemanfaatan dan perlindungan sungai serta sebagai batas permukiman di wilayah sepanjang sungai. Sempadan sungai merupakan salah satu klasifikasi ruang terbuka hijau yang berada di kawasan tertentu sepanjang kiri-kanan sungai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Sungai Ciliwung merupakan sungai terpanjang yang melintas di tengah Kota Jakarta. Usaha untuk menata dan mengembangkan sungai Ciliwung menemui banyak kendala, terutama terkait dengan kekumuhan. Penyebabnya adalah adanya perubahan penggunaan lahan menjadi pemukiman yang berdampak negatif pada kondisi fisik lingkungan, kualitas air sungai, dan kualitas estetika lingkungan sungai. Perencanaan tata hijau merupakan penggunaan tanaman sesuai dengan fungsi tanaman yang mendukung terbentuknya ruang fungsional. Metode dengan Pendekatan J.O.Simonds tahun 1987, meliputi perencanaan desain diawa;li dari tahapan-tahapan kegiatan pendahuluan, inventarisasi, analisis, sintesis, konstruksi , konsep dan desain. Tujuan Penatailangkan an tata hijau tidak lepas bahwa sempadan sungai merupakan salah satu bentuk RTH (ruang terbuka hijau), dalam kasus ini RTH yang dikembangkan memiliki manfaat diantaranya memperbaiki iklim mikro, menjaga dan memperbaiki kualitas udara, struktur tanah dan resapan air, sebagai area konservasi, dan meningkatkan kualitas visual. Kata kunci: ekologi, konsep perencanaan, konservasi, RTH, sempadan, Sungai Ciliwung ABSTRACT. A river is one form of surface water flow that must be managed thoroughly by realizing sustainable use of water resources for the needs of the community. Thus to understand the benefits of the river and control the damage, it is necessary to establish a river borderline, which is known as the river protection boundary line. The river borderline will then become the primary reference in river utilization and protection activities as well as settlement boundaries in areas along the river. The river boundary line is one of the classifications of green open space in certain areas along the bank of the river which have essential benefits to maintain the sustainability of river functions. Sungai Ciliwung is the longest river that crosses in the middle of Jakarta City. Efforts to organize and develop the Sungai Ciliwung encountered many obstacles, primarily related to slums. The cause is a change in land use into a settlement that has a negative impact on the physical condition of the environment, the quality of river water, and the aesthetic quality of the river environment. One of the green open space planning is the use of plants following plant functions that support the formation of functional space. The method with the J.O.Simonds approach in 1987, includes design planning in the stages of preliminary activities, inventory, analysis, synthesis, construction, concepts, and designs. The purpose of greening is that the river borderline is one form of green open space, in this case, the green open space developed has benefits including improving the microclimate, maintaining and improving air quality, soil structure, and water absorption, as a conservation area, and improve visual quality. Keywords: ecology, planning concept, conservation, green open space, borderline, Sungai Ciliwung
ABSTRAK. Orientasi pembangunan kota Jakarta adalah mewujudkan Jakarta sebagai kota global dan modern mampu berkompetisi dengan kota-kota dunia lainnya. Proses tersebut dilalui dengan optimalisasi lahan kota sebagai ruang produktif. Kondisi tersebut tidak dapat dihindari. Paradigma pembangunan kota berkelanjutan adalah mewujudkan masa depan berimbang antara kebutuhan generasi sekarang dan yang akan datang. Konsekuensinya proses pembangunan harus mampu memelihara nilai-nilai keadilan sosial budaya dan kemampuan menumbuhkan kehidupan bersama dalam kota. Penulisan penelitian ini diangkat dari sebuah cita-cita orang kampung untuk bertahan di tengah-tengah perkembangan sebuah kawasan paling mddern di Indonesia yaitu Segitiga Emas Kuningan. Suatu kondisi dualisme pemikiran pembangunan antara proses peningkatan kualitas fisik dan perekonomian kota serta proses pembangunan yang justru menghilangkan potensi sosial budaya masyarakat kehidupan kota . Adakah jalan keluar bagi permasalahan ini? Tulisan ini mengingatkan kewajiban para perencana dan perancang kota untuk mengintegrasikan nilai lokal-global dalam pembangunan kota. Tulisan ini merupakan gagasan dasar desain pengembangan kampung yang memiliki potensi sejarah dan budaya dalam rangka melestarikan nilai-nilai sejarah dan budaya kawasan global Kuningan. Kata kunci: pembangunan kota berkelanjutan, lokal-global, kawasan modern, kampung ABSTRACT. Orientation of the development of Jakarta is by creating Jakarta as global and modern city which could compete with other cities in the world. This process will get through by optimilizing urban land as a productive space. This condition for sure cannot be avoided. The paradigm of sustainable city development is by providing future which is balance between the need of present generation and future generation. The consequency of this development process should be able to maintain the values of socio-culture justification and the ability to create togetherness life within city. This paper has been conducted from the vission of kampung’s community to survive in the middle of the development of modern district in Indonesia, particularly Segitiga Emas Kuningan. There is a dualism condition of development thinking and approach between a process of physical quality enhancement and economical condition of the city, as well as the process of development which is regarded will vanishthe socio-culture potency within urban community. Is there any way out for this probles? This paper will remind the obligation of all parties including urban planners, architects and stakeholders to integrate all the global-local values in the process of city development. This paper is a basic idea of the design development of kampung which has a cultural and historical potency in the term to conserve and preserve the cultural and historical values of global area of Kuningan. Keywords: sustainable development, global-local, modern area, kampung
ABSTRAK. Setu Mangga Bolong memiliki peluang untuk dikembangkan menjadi kawasan konservasi bagi tanaman khas Betawi. Tujuan dari artikel ini adalah untuk merencanakan lanskap sempadan Setu Mangga Bolong dengan konsep ekologis tanpa melupakan identitasnya sebagai kawasan budaya. Untuk mencapai tujuan ini maka dilakukan analisis perubahan lahan selama periode [2005][2006][2007][2008][2009][2010][2011][2012][2013][2014][2015] (SBE), semantic differential (SD) and multidimensional scalling (MDS). Next, inventory of existing vegetation was executed. Then, the vegetation in the regulation and policy on ecological and cultural value was considered. The results howed that water body condition of Setu Mangga Bolong in 2005 to 2015 period is better from year to year. However, there was a decrease of the green area in Setu Mangga Bolong during the period. Based on the results of visual quality analysis, landscape on the irregular edge of lake and close to the inlet, has low visual quality. To plan the green open space of Setu Mangga Bolong as ecologicaland cultural plants conservation, the forty species existing vegetation should be maintained as long as it does not effect for the quality and quantity of water body of the lake. Selected vegetation have been recommended to be applied within Setu Mangga Bolong landscape as green open space that has ecological and cultural functions. Keywords: Betawi, regulation, selection, vegetation PENDAHULUANDanau, situ, atau juga biasa disebut setu merupakan fitur lanskap yang dramatis dan mempesona. Berbeda dengan sungai, sistem air di setu cenderung statis. Meskipun demikian ekosistem setu merupakan ekosistem yang dinamis yang memiliki manfaat bagi manusia sebagai wadah air, sumber bahan pangan, dan tempat rekreasi. Bukan hanya bermanfaat bagi manusia, setu juga merupakan habitat makhluk hidup lainnya baik flora maupun fauna. Sifat lainnya yaitu setu merupakan ekosistem akuatis yang peka dan rentan terhadap gangguan. Oleh karena itu keberadaan setu dapat menjadi indikator sensitif dan penengara atas dampak yang ditimbulkan. Baik alami maupun akibat dari aktivitas manusia yang ada dalam daerah tangkapan air dan bahkan terkadang juga kegiatan yang terjadi di luar setu [1].Setu memiliki peranan yang penting dalam pengelolaan air di perkotaan khususnya
East Flood Canal is one of the manmade waterfront public open spaces in Jakarta which is often visited by residents. The existence of the public open space is very important for society. The purpose of the study is to identify the utilization pattern of public open space on canal banks and analyze the problems related to the utilization of this space. Method used place-centered mapping to identify physical characteristic of public open space and patterns of activity that occur in the study area. The study is conducted in the segment East Flood Canal on Jl. Kolonel Sugiono, Duren Sawit sub-district, East Jakarta. The result is the pattern of utilizing public open space in the four zones in the East Flood Canal segment is linear because the pattern follows the physical setting of pedestrian circulation paths and bicycle lanes. This study suggests both two circulation pathways (pedestrian and bicycle) need to be designed continuously along the canal and equipped with adequate facilities. Improvement of the planning, design, and maintenance of public open space in the segment of canal will have many benefits to increase social interaction, recreational activities, educational communication, and also a concern for the hydrological aspects of the canal.
ABSTRAK Permasalahan yang ada di kelurahan Paseban ini adalah daerah permukiman yang kepadatan penduduknya cukup padat dan masalah desa Paseban telah menjadi masalah besar bagi kota-kota besar di Jakarta, termasuk kota Jakarta Pusat. Kegiatan pengabdian Di desa Paseban diadakan melalui kegiatan menggambar pada peserta 30 anak (mendekati usia 3-6 tahun), selain itu dilakukan kegiatan pengolahan sampah melalui penekanan prinsip pemilahan dan lingkaran kehidupan sampah dalam bentuk. Sayangnya, tidak semua warga Jakarta melakukan prinsip-prinsip itu dan berbagai kegiatan lain seperti pelatihan pembuatan asupan nutrisi dan makanan sehat yang terbuat dari singkong yang diadakan oleh PEMBINAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (PKK) yang disebut dengan kelompok Maxi. Maxi, melalui program Pengabdian Masyarakat telah melakukan kegiatan pembuatan di Desa Paseban. Untuk mendidik warga di Paseban, kelompok Maxie mengadakan program lomba menggambar. Program ini merupakan Program Pengabdian Masyarakat yang dilaksanakan oleh Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik, colaborasi Universitas Institut Sains dan Teknologi Universitas Persada Indonesia sejak Juni 2013. Metode ini menggunakan metode pendidikan masyarakat dalam bentuk penyuluhan, pelatihan (workshop) masyarakat desa Paseban memiliki tema alam. Realisasi pelaksanaan kegiatan program pengabdian pada masyarakat tersebut menggunakan media kertas gambar yang sudah ada gambar dan siap untuk diwarnai gambar ukuran A3, pinsil warna Crayon. Kegiatan ini diikuti oleh anak didik di lingkungan PAUD BAHAGIA RW-01 yang berjumlah tiga puluh orang (30) anak-anak usia dini. Hasil mewarnai gambar ini terbagi dalam dua katagori dengan kualitas gambar terbaik dan baik. Kata Kunci : Paud, Gambar, Alam lingkungan, Paseban. ABSTRACT The problem of Paseban village has become a big problem for big cities in Jakarta, including the city of Central Jakarta. In Paseban village held activities drawing in the participants 30 childerns (age approach 3-6 years old).To overcome this, a source of waste has to emphasize the sorting principle and waste life circle in the form of. Unfortunately, not all of the Jakarta Citizen do those principles. Beside of activites in there ,any another activites checkup nutrition toodler and healthy food made of cassava held by PEMBINAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (PKK).Maxie through the Community Service program has carried out the activities of making in the Paseban Village. In order to educate residents in Paseban, Maxie group held a program using drawing. This program action program which is a Community Service Program implemented by the Architecture Study Program of the Faculty of Engineering, colaborasi Universitas Institut Sains and Teknologi Universitas Persada Indonesia since June 2013.The method used the method of community education in the form of counseling, training (workshop) the community of Paseban village have a theme nature.The process is using a drawing nature, The result obtained is the decreasing in having of childrens of PAUD Bahagia in the concern of nature and on produce drawing of best quality,good and sufficient. Key words : PAUD, Drawing, Nature, Paseban.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.