Penelitian ini mengkaji Pendidikan Kewarganegaraan pada jenjang pendidikan tinggi yang memiliki posisi dan peran yang strategis dalam membangkitkan perasaan kebangsaan Indonesia dan cinta tanah air Indonesia (dalam konteks nilai dan moral Pancasila, nilai dan komitmen Bhineka Tunggal Ika, komitmen terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan memiliki komitmen ber-Negara Kesatuan Republik Indonesia) pada setiap mahasiswa (generasi millenial). Di lain pihak representasi Pendidikan Kewarganegaraan harus sesuai dengan karakteristik dari mahasiswa (generasi millenial). Sehingga tulisan ini akan merepresentasi Pendidikan Kewarganegaraan pada jenjang pendidikan tinggi dilihat dari perspektif generasi millenial. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana persepsi mahasiswa serta penilaian mahasiswa terhadap mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey jenis deskriptif, dimana informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner melalui google form. Metode survei jenis deskriptif akan mencari tahu terkait representasi Pendidikan Kewarganegaraan di Universitas Pendidikan Ganesha dengan menggunakan 75 responden mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkkan mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan memiliki posisi dan peran yang sangat penting (70,7%) dan masih diminati (50,7%) oleh mahasiswa (generasi millenial). Namun media pembelajaran (66,7%) masih perlu disesuaikan dengan karakteristik generasi millenial yang cenderung menggunakan teknologi. Media pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan juga perlu mengkombinasikan antara teknologi dengan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai benteng penyanggah dampak globalisasi. Nilai budaya sebagai benteng penyanggah dampak globalisasi dimaksudkan agar generasi millenial dapat menyaring nilai dan budaya luar terutama yang tidak sesuai dengan nilai dan budaya Indonesia.
ABSTRAK Sampah merupakan masalah nasional yang belum terselesaikan sampai saat ini. Khususnya di kota Jambi penumpukan sampah cenderung meningkat dan tidak terkendali. Sampah plastik merupakan sampah yang tidak bisa teruarai sehingga dapat memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan. Perlu adanya teknologi untuk mengolah sampah plastik sehingga pencemaran terhadapa lingkungan dapat diminimalkan. Salah satu metode yang bisa dilakukan adalah metode pirolisis. Disini akan dibuat rancang bangun alat pirolisis dimana sampah yang digunakan sebagai bahan pirolisis adalah sampah kantong plastik yang tidak memiliki nilai ekonomis. Hasil dari pembuatan alat setelah dilakukan pengujian dengan sampah kantong plastic sebanyak 0,5 kg menghasilkan minyak pirolisis 46,67 ml. dan setelah dilakukan pengujian didaapatkan nilai kalor : 45,17, nilai densitas yaitu 1 dan viskositas 174,43. Berdasakan standar mutu BBM Indonesia maka minyak pirolisis yang dihasilkan memenuhi standar untuk menjadi bahan bakar. Kata Kunci : alat Pirolisis, Kantong plastik, , Bahan Bakar.
Permasalahan yang ditemui pada penelitian ini yaitu kurang nilai-nilai karakter yang sesuai dengan kearifan lokal sekitar sehingga menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI di SD Lab Undiksha. Penelitian ini merupakan penelitian Tindakan kelas dengan metode desktriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan terdapat peningkatan aktivitas pembelajaran sesuai dengan nilai-nilai karakter berlandasakn falsafah tri hita karana dan terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Hasil tes evaluasi pada data awal, dan hasil tes evaluasi siklus I. Hasil analisis dari tes evaluasi pembelajaran tematik data awal dari rata-rata nilai 59,19 dan ketuntasan belajar 38% mejadi nilai rata-rata 64,19 dan ketuntasan belajar 50% pada tes evaluasi siklus I. Pada hasil tes evaluasi pembelajaran tematik siklus II kembali ada perbaikan dengan meningkatnya nilai rata-rata menjadi 76,86 dengan ketuntasan belajar 75%. Pada tes evaluasi pembelajaran tematik siklus III kembali ada perbaikan dengan meningkatnya nilai rata-rata menjadi 84,89 dengan ketuntasan belajar 94%. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar sudah mencapai ketuntasan yang diharapkan yaitu minimal 85% siswa mencapai nilai lebih besar atau sama dengan nilai KKM.
Buah pinang terdiri dari biji, serabut dan batok yang memiliki tingkat kekerasan tertentu. petani masih menggunakan pembelahan buah pinang secara manual dengan alat yang sederhana sebagai pembelah. Pembelahan buah pinang yang secara manual ini sangat lambat dan beresiko kecelakaan sangat besar. Dengan proses manual tersebut maka petani mengalami permasalahan yaitu harga yang lebih rendah jika hasil panennya dijual tanpa dibelah. Jika ingin menjual setelah dibelah maka kapasitas hasil buah pinang terbelah juga masih kecil. penelitian ini bertujuan membuat mesin pembelah pinang untuk meningkatkan kapasitas produksi buah pinang yang terbelah. Dari Analisa mesin pembelah pinag didapatkan hasil bahwa mesin ini mampu membelah buah pinang 120 kg/jam, dimana 75 % hasilnya terbelah dengan sempurna. Kata kunci: Buah Pinang, harga jual, Kapasitas produksi
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.