Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan bimbingan guru dalam mengembangkan perilaku kemandirian anak usia dini di TK Sinar Mentari Pandan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa TK Sinar Mentari Pandan Sungai Tebelian Sintang. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data di lapangan adalan pedoman observasi, pedoman wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian yaitu hasil observasi, dan wawancara diperoleh suatu gambaran bahwa bimbingan guru dalam mengembangkan perilaku kemandirian anak usia dini di TK Sinar Mentari Pandan Sungai Tebelian Sintang sangat diperlukan. Dapat penulis simpulkan bahwa bimbingan yang diberikan guru yaitu pemahaman tentang siswa, pemberian informasi, pemberian nasihat, dan pembiasaan. Guru selalu mengintegrasikan setiap kegiatan pembelajaran dengan kemandirian, dan menciptakan suasana belajar yang menarik. Faktor pendukung melatih kemandirian anak adalah kurikulum TK, semangat dan kesadaran guru sangat tinggi, dan sarana prasarana yang sudah memadai untuk melatih kemandirian. Sedangkan faktor hambatan yang dialami guru dalam mengembangkan kemandirian anak TK Sinar Mentari Pandan yaitu anak-anak suka malas dan lupa akibat dari suka sibuk sendiri dan mau cepat-cepat bermain ke luar kelas. Selain itu, kadang anak tidak mau menuruti dan lupa pada aturan yang telah ditetapkan.Upaya guru dalam mengatasi faktor hambatan bimbingan guru dalam mengembangkan perilaku kemandirian anak yaitu pemecahan masalah dan menjalin hubungan yang harmonis dengan anak. Demikian bimbingan guru melatih kemandirian anak di TK Sinar Mentari Pandan Sungai Tebelian Sintang sudah maksimal.Kata kunci: bimbingan guru, pengembangan perilaku kemandirian
Abstrak Banyak sekali aksi yang mengancam semangat kebangsaan, salah satunya aksi terorisme yang masih mejadi momok yang menakutkan bagi perdamian di Indonesia. Peristiwa bom Surabaya yang terjadi baru-baru ini menimbulkan sebuah fenomena baru dalam kajian terorisme. Fenomena baru itu adalah keterlibatan satu keluarga termasuk anak-anak dalam aksi terorisme dengan melakukan aksi bom bunuh diri. Anak-anak yang terlibat dalam aksi bom bunuh diri tersebut merupakan siswa berusia sekitar 8-18 tahun, yaitu usia sekolah. Siswa membutuhkan pendampingan dan pencerahan agar tidak mudah terjerumus pada gerakan-gerakan radikal. Yang menjadi sasaran dalam kegiatan pengabdian ini adalah bagaimana startegi membentengi kalangan pelajar terhadap paham radikalisme dan intoleransi di SMPN 01 Seberuang Kabupaten Kapuas Hulu. Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan Pengabdian kepada masyarakat telah dilaksanakan dengan baik, peserta kegiatan sangat antusias dan pihak sekolah memberikan dukungan serta apresiasi kepada STKIP Persada Khatuliswa melalui pihak dosen yang melakukan kegiatan penyuluhan. Kedepannya pihak sekolah mengharapkan agar dapat selalu berkerjasama karena siswa sangat membutuhkan pendampingan dan pencerahan agar tidak mudah terjerumus pada gerakan-gerakan radikalisme dan intoleransi. Kata Kunci : Kalangan Pelajar, Radikalisme, Intoleransi, Kalimantan Barat
AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan motorik halus anak melalui bermain playdough di TK Tunas Gading Yogyakarta dan menjelaskan proses bermain playdough bagi kelompok A yang mampu meningkatkan keterampilan motorik halus. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas kolaboratif yang menggunakan model Kemmis dan McTaggart. Penelitian ini terdiri atas tiga siklus dan setiap siklus terdiri atas tiga pertemu-an. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan bermain playdough dapat meningkatkan keterampilan motorik halus pada anak usia dini 4-5 tahun di TK Tunas Gading. Proses peningkatan keterampilan motorik halus melalui Kegiatan bermain playdough dilakukan selama tiga siklus. Perubahan atau modifikasi bermain playdough yaitu menyusun aktivitas bermain playdough sesuai dengan tema yang sedang berlangsung di TK Tunas Gading, variasi bentuk dan warna bahan dari playdough, dan pembelajaran secara kelompok. Peserta didik lebih aktif dan antusias selama mengikuti proses pembelajaran, mandiri dalam menyelesaikan tugas, dan pelaksanakan pembelajaran lebih menarik. Bermain playdough sebagai ide kreatif yang tepat digunakan untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak, dan peningkatan keterampilan diri dalam mengelola kelas dengan membuat anak-anak lebih fokus dan aktif melakukan latihan-latihan koordinasi antara mata dan tangan ketika membuat berbagai bentuk dari bahan playdough. Kata Kunci: peningkatan keterampilan, motorik halus, bermain playdough THE IMPROVEMENT OF FINE MOTOR SKILLS GROUP A THROUGH PLAYING PLAYDOUGH Abstract This research aims to improve fine motor skills through playing playdough in Tunas Gading
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.