Sektor Pertanian merupakan sektor dengan kontribusi terbesar dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Simalungun. Namun pengembangan komoditas di sektor pertanian dinilai belum sepenuhnya berbasis pada komoditas basis dan tingkat pertumbuhannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis komoditas unggulan dan komoditas potensial sektor pertanian dalam arti luas. Penelitian dilakukan di Kabupaten Simalungun, pada bulan Maret-Agustus 2019. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data produksi masing-masing komoditas pertanian tahun 2008-2017 diperoleh dari Dinas Pertanian Kabupaten Simalungun, Badan Pusat Statistik Kabupaten Simalungun, dan Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. Data produksi dianalisis dengan Location Quotient (LQ) dan tipologi Klassen. Pangsa Sektor Pertanian dalam PDRB Kabupaten Simalungun tahun 2008-2017 adalah rata-rata sebesar 49,53%. Berdasarkan hasil analisis data produksi, dalam kurun waktu 2008-2017, komoditas unggulan Kabupaten Simalungun (kombinasi nilai LQ>1, tumbuh cepat) adalah ubi jalar (tanaman pangan); kentang, kubis, buncis, bayam, mangga, dan pisang (hortikultura); kelapa sawit, kopi arabika, kakao, dan cengkeh (perkebunan rakyat); kerbau (peternakan); dan kegiatan perikanan budidaya. Sementara komoditas potensial (nilai LQ>1, tumbuh lambat) adalah padi ladang, jagung, dan ubi kayu (tanaman pangan); bawang merah (hortikultura); kopi robusta, pinang, aren, dan vanili (perkebunan rakyat); sapi, babi, dan ayam kampung (peternakan). Komoditas basis namun relatif tertinggal adalah kacang tanah. Sementara, komoditas nonbasis namun tergolong berkembang cepat adalah nangka, manggis, sawo, durian, pepaya, nenas, petsai, terung, cabai, tomat, karet, wortel, kacang panjang, dan kayu manis.
Selection is one of plant breeding techniques to obtain a desired character. The objective of this research was to determine information about the trait variance in F3 lines in terms of yield and yield components, knowing character could be improved through selection to obtain high yield lines. This study was conducted on june until august 2020 in the village Karang Bangun Rambung Merah Kecamatan Pematangsiantar, kabupaten Simalungun 500-550 with an elevation place, use augmented design. 20 × 30 cm plant distance, data observed for each individual plant, and done to find genetic variance, environment variance, phenotif variance, GCV, broad-sense heritability and Coefficient correlation. The result show that the value of heritability all character was moderate until high except the days of harvest was low. The value of GCV was narrow to the days to flowering and harvest, while other character value of the GCV was moderate until broad. Coefficient correlation indicated that Seed weight per plant was positively and significantly correlated with all studied traits except the days to flowering was negative and non-significant. Based on high heritability and broad GCV, selection process on seed weight per plant so 10 selected lines with highest seed weight.
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan seorang penyuluh dalam melaksanakan perannya sebagai penyuluh kehutanan, menganalisis keberhasilan penyuluh kehutanan dalam mendukung pembangunan kehutanan. Metode peneitian dengan menggunakan mixed methode. Faktor yang internal memiliki kekuatan lebih besar dari pada kelemahan dan fakor eksternal memiliki peluang yang dihadapi lebih besar dari pada ancaman. Keberhasilan penyuluh kehutanan dalam mendukung pembangunan kehutanan kesediaan masyarakatbantuan dana sebesar 29,76% dan tidak bersedia 70,24%, kepemilikan lahan sebagai asset yang tidak bersedia sebesar 92,86%, yang bersedia 7,14%Volume fisik yang telah ditargetkan oleh penyuluh yang tidak tercapai 65,48% dan tercapai 34,52%. Pemahaman petani meningkat sebesar 60,71% dan pemahamannya tidak meningkat sebesar 39,29%. Pendapatan petani tidak meningkat sebesar 61,90% dan yang meningkat 28,10%, Dalam mendukung sarana prasarana yang bersedia 25% yang tidak bersedia 75%, berpartisipasi dalam tenaga tidak bersedia 57,14% dan yang bersedia 42,86%.
Phosphate solubilizing bacteria has high potential in dissolving P bound into P available in the soil, the mechanism of dissolving P related to the activity of the microbes concerned in producing enzymes and organic acids. This research aims were to determine the type and ability of bacteria that can dissolve P. This research was conducted at the Soil Biology Laboratory, Faculty of Agriculture, University of Sumatera Utara (USU) in January-June 2019. The observed parameters were the population of phosphate solubilizing microorganisms, potential test on solid media from several P sources, analysis of organic acids using the High-Performance Liquid Chromatography (HPLC) method, identification of bacteria by Polymerase Chain Reaction Sequences (PCR-Sequence). The analysis results indicated that the microbes which had the highest ability to dissolve P and produce organic acids were isolates with B1 code and the results of PCR-Sequence identification of B1 isolates were Burkholderia sp strain IBP-VNS5.
Dalam upaya mendapatkan varietas unggul dibutuhkan metode seleksi yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode seleksi yang sesuai pada populasi F3. Penelitian dilaksanakan mulai Oktober sampai Desember 2020 di desa Raya Usang Kecamatan Dolok Masagal, kabupaten Simalungun. Penelitian menggunakan Rancangan Augmented. Setiap individu tanaman ditanam dalam baris sesuai metode seleksi (single seed descent, bulk dan pedigree). Tetua ditanam sebanyak tiga ulangan. Jarak tanam yang digunakan 20 x 30 cm. Karakter yang diamati adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah cabang, jumlah polong, bobot biji pertanaman dan bobot 100 biji. Data yang diamati untuk setiap individu tanaman dilakukan untuk mencari ragam genetik, kemajuan genetik harapan (KGH) dan nilai duga heritabilitas arti luas (h2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode seleksi single seed descent (SSD) menghasilkan nilai heritabilitas tinggi untuk karakter jumlah cabang dan bobot 100 biji sedangkan metode seleksi pedigree dan bulk menghasilkan nilai heritabilitas tinggi untuk karakter jumlah polong pertanaman dan bobot 100 biji. Metode seleksi SSD dan pedigree menghasilkan nilai kemajuan genetik harapan tinggi hanya untuk karakter jumlah polong pertanaman, sedangkan metode seleksi bulk menghasilkan nilai kemajuan genetik harapan tinggi untuk karakter jumlah cabang dan jumlah polong pertanaman. Metode seleksi bulk merupakan metode seleksi terbaik pada generasi awal (F3).
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.