The aim of this present study is to initiate Islamic education in order to rectify the educational paradigm in Indonesia. With respect to the research methodology, this study employed a qualitative approach and literature study method. In its implementation, the collected data was then analyzed using a descriptive analysis method. Based on the results of the discussion, in order to rectify the educational paradigm in Indonesia, it should initially change the secularism paradigm that has been fossilized in the world of education into the paradigm of Islam, al-Qur`an, and Tauhid. As a consequence, this paradigm will have implications for the establishment of the conceptualized education system that inevitably also affects the to-be-achieved educational objectives. In order to realize a good education system, there should be integration between the elements of education practitioners which consist of family, mosques/schools/campuses, and society. As a result, those aforementioned objectives will be successfully achieved in the moment when Islamic rules are fully implemented in all aspects of life. Therefore, it is necessary to continuously educate the public regarding the importance of implementing Islamic rules in all aspects of life, including in the aspect of education.
Sedimentation caused by degradation and deforestation is a major environmental problem around Citarum river, one of the river in Indonesia. Environmental preservation by initiating community forests is the best solution to overcome this problem. Empowerment is not just to stop environmental damage but must pay attention to efforts to conserve the environment in sustainable development in ecological, economic, and socio-cultural aspects. Empowerment is directed at increasing community independence which leads to a willingness to develop awareness, knowledge and skills for welfare. Community forest is a community empowerment program based on economy and environmental conservation implemented by the Bening Sanguling Foundation. The purpose of this research was to analyse the assets and the proses of community empowerment. The research method used is qualitative using a case study approach. Data were collected through observation and interview technique. The informants consisted of two program managers and three program participants. Data obtained then analysed by procedures of data collecting, data reducing, data display, and conclusion. The result of this research indicated that community forests emphasize the importance of ecological conservation without leaving the socio-economic interests of local communities. This program is implemented through three efforts, namely enabling, empowering and protecting. the assets utilized are human, social, physical, financial, and environmental assets. The conclusion obtained from this study was that empowerment process could create an independent community in looking for family livelihood and prosperity.
Penelitian ini mengkaji program ekstrakurikuler sebagai salah satu sarana penunjang dalam keberhasilan pembela-jaran untuk tercapainya tujuan pendidikan. Kegiatan ekstrakurikuler mempunyai efek positif pada prestasi akademik siswa serta dapat menunjang proses belajar mengajar. Sehingga keberadaan ekstrakurikuler keagamaan dipandang perlu guna menunjang ketercapaian tujuan pembela-jaran PAI. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kegiatan ekstra-kurikuler keagamaan di sekolah dalam menunjang tercapainya tujuan pembela-jaran PAI yang dilaksanakan di SMP Negeri 44 Bandung. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) pelaksanaan pembelajaran PAI, 2) manajemen program ekstrakurikuler keagamaan, 3) faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dan 4) upaya sekolah dalam mendorong siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan. Peneliti memilih SMP Negeri 44 Bandung karena disamping memiliki ekstrakurikuler keagamaan, sekolah ini juga adalah sekolah SMP Negeri yang mengimplementasikan PAI di lingkungan sekolahnya. Untuk mendapatkan hasil penelitian, digunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan teknik observasi partisipasi, wawancara tak terstruktur, teknik dokumentsi serta triangulasi. Data penelitian ini bersumber dari: Kepala Sekolah, Wakasek Urusan Kesiswaan, Guru PAI serta penanggung jawab program ekstrakurikuler keagamaan di SMP Negeri 44 Bandung. Dari penelitian ini ditemukan bahwa pelaksanaan pembelajaran PAI yang dilaksanakan secara umum berjalan dengan lancar dan kondusif, sedangkan untuk pelaksanaan ekstrakurikuler keagamaan yang ada di SMP Negeri 44 Bandung, dalam manajemennya masih belum optimal. Adapun untuk faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dalam hal ini sekolah sudah mampu mengoptimalkan faktor pendukung yang ada serta berupaya mengantisipasi faktor penghambat yang terjadi dan secara umum SMP Negeri 44 Bandung sangat mendukung dan mendorong siswanya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
Artikel ini dilatar belakangi oleh perma-salahan yang terjadi dikalangan anak dan remaja atau yang dikenal dengan juvenile deliquency. Hal tersebut disebabkan oleh pergaulan yang tidak baik, pendidikan yang kurang, pengawasan orang tua yang lemah sehingga anak merasa dirinya tidak diperhatikan dan melakukan tindakan yang melanggar hukum. Anak yang melakukan tindakan pidana atau melanggar hukum mereka perlu mendapat perhatian dan pembinaan yang khusus agar mereka tidak mengulangi kesalahan yang pernah dilakukan. Tujuan diadakan pembinaan keagamaan terhadap anak yang melanggar hukum adalah anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya kembali serta memperbaiki diri agar menjadi manusia yang lebih baik. Anak tersebut diserahkan dan dibina di Lembaga Pemasyarakatan, salah satunya lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas III Bandung.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perencanaan, pelaksanaan dan hasil program pembinaan keagamaan di lapas anak Bandung. Penelitian ini menggunakan metode dekriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Adapun untuk perencanaan petugas dengan ustaż yang mengajar melakukan rapat untuk menyusun program tersebut sesuai dengann kebutuhan anak yang ada di lapas tersebut. Dalam kegiatan pelaksanaan program sudah berjalan sesuai dengan jadwal yang direncanakan. Metode yang digunakan disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan seperti metode ceramah dan tanya jawab, metode bercerita dan metode menghafal. Penilaian yang dilakukan adalah penilaian sikap berupa penilaian lisan bukan dalam bentuk angka. Hal yang terpenting dari program pem-binaan keagamaan yang ada di lapas adalah anak tidak mengulangi kesalahannya dan tidak kembali lagi ke lapas serta diterima dengan baik oleh masyarakat.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.