ڤينيليتييان إيني ميمباهاس تينتاڠ ڤيماكنأن كيمبالي تيرهاداڤ حديث ڤيريمڤووان مايوريتاس ڤيڠهوني نيراكا. داري هاسيل تيمووان ڤينوليس, حديث إيني تيداك داڤات ديڤاهامي سيچارا تيكستووال ميلإينكان هاروس ميمڤيرهاتيكان كونتيكستووال داري تيكس حديث تيرسيبوت. سيباب ڤادا داسارۑا تيداك ديتيموكان أدا أيات ألقرأن أتأوڤون حديث ياڠ مينديسكريميناسي ڤيريمڤووان (ميسأوڬينيس). أداۑا أڠڬاڤان باهوا ڤيريمڤووان مايوريتاس ڤيڠهوني نيراكا ديسيبابكان كارينا أداۑا كيسالاهان ڤيمباچأن دان ڤيماهامان حديث تيرسيبوت. جيكا حديث إيني موتلاك ديڤاهامي باهوا ڤيريمڤووان مايوريتاس ڤيڠهوني نيراكا ماكا هال إيني تينتو تيداك سيجالان ديڠان نيلإي-نيلإي أونيفيرسال, كيأديلان دان كيسيتارأن تنڤا ميمبيداكان راس, ڬولوڠان أتأوڤون جينيس كيلامين. حديث تيرسيبوت تيداك بيسا موتلاك ديڤاهامي ڤيريمڤووان سيباڬإي مايوريتاس ڤيڠهوني نيراكا كارينا لاكي-لاكي دان ڤيريمڤووان ميميليكي ڤيلوواڠ ياڠ ساما ماسوك نيراكا دان مينجادي مايوريتاس ڤيڠهوني نيراكا أتأوڤون سورڬا. باهكان دالام ڤينيليتييان إيني ميمبوكتيكان باهواسانۑا حديث ڤيريمڤووان مايوريتاس ڤيڠهوني نيراكا تيداك أونتوك ميڠڬينيراليساسي سيمووا ڤيريمڤووان. Penelitian ini membahas tentang pemaknaan kembali terhadap hadis perempuan mayoritas penghuni neraka. Dari hasil temuan penulis, hadis ini tidak dapat dipahami secara tekstual melainkan harus memperhatikan kontekstual dari teks hadis tersebut. Sebab pada dasarnya tidak ditemukan ada ayat al-Qur'an ataupun hadis yang mendiskriminasi perempuan (misoginis). Adanya anggapan bahwa perempuan mayoritas penghuni nereka disebakan karena adanya kesalahan pembacaan dan pemahaman hadis tersebut. Jika hadis ini mutlak dipahami bahwa perempuan mayoritas penghuni nereka maka hal ini tentu tidak sejalan dengan nilai-nilai Islam yang dibawa oleh Rasulullah, karena Islam menjunjung tinggi nilai-nilai universal, keadilan dan kesetaraan tanpa membedakan ras, golongan ataupun jenis kelamin. Hadis tersebut tidak bisa mutlak dipahami perempuan sebagai mayoritas penghuni neraka karena laki-laki dan perempuan memiliki peluang yang sama masuk neraka dan menjadi mayoritas penghuni neraka ataupun surga. Bahkan dalam penelitian ini membuktikan bahwasannya hadis perempuan mayoritas penghuni neraka tidak untuk menggenearilisasi semua perempuan. This research discusses the reinterpretation of the hadith of the majority of women living in hell. From the author’s findings, this hadith cannot be understood textually but must pay attention to the context of the hadith text. Because basically there are no verses from the Koran or hadiths that discriminate against women (misogynists). There is an assumption that the majority of women who live in hell are caused by an error in reading and understanding the hadith. If this hadith is absolutely understood that women are the majority of their inhabitants then this is certainly not in line with the Islamic valuesbrought by the Prophet, because Islam upholds universal values, justice, and equality without distinguishing race, class, or gender. This hadith cannot absolutely be understood by women as the majority of the inhabitants of hell because men and women have the same opportunity to go to hell and become the majority of those who live in hell or heaven. In fact, this research proves that the hadith of the majority of women who live in the hell is not to generalize all women.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan metode pemahaman hadis yang digagas oleh Said Agil Husin Al-Munawar. Metode pemahaman yang ditawarkan oleh Said Agil adalah metode pemahaman hadis dengan pendekatan Sosio-Historis. Metode ini menurut Said Agil adalah upaya yang dilakukan untuk mengungkap kembali apa yang sudah dilakukan oleh ulama hadis sebelumnya tentang metode pemahaman hadis, sekaligus menawarkan metode baru yang dapat digunakan dalam memahami hadis yang mengarah kepada kontekstualisasi hadis. Metode pendekatan sosio-historis yang digagas oleh Said Agil ini cukup berperan dalam mengantisipasi perkemabangan zaman. Metode ini diharapkan diharapkan akan memperoleh suatu pemahaman baru yang relatif lebih apresiasif, dan akomodatif terhadap perubahan dan perkembangan zaman. Sehingga dalam memahami suatu hadis seseorang tidak hanya terpaku pada zahirnya teks hadis, melainkan harus memperhatikan konteks sosio-kultural pada waktu itu. Hal ini dapat dipahami bahwa usaha yang dilakukan oleh Said Agil Husin Al-Munawar adalah sebagai upaya membumikan hadis Nabi sebagai sumber pokok ajaran Islam.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang tepat, apresiatif dan akomodatif terhadap hadis tentang terputusnya shalat karena melintasnya anjing, keledai dan wanita. Secara literal hadis tersebut mengatakan bahwa anjing, keledai dan wanita dapat memutuskan shalat sehingga hal ini menarik untuk dikaji karena secara sekilas terlihat ada perbedaan antara fiqhi dan hadis tentang hal-hal yang dapat membatalkan shalat. Selain itu, yang menarik juga adalah adanya anggapan penyerupaan perempuan dengan anjing dan keledai dalam hal yang dapat memutuskan shalat. Hal inilah yang menjadi menarik untuk dikaji ulang dengan tujuan untuk menemukan jawaban mengenai kualitas hadis-hadis tersebut dan untuk memperoleh pemahaman yang tepat terhadap hadis-hadis tentang terputusnya shalat karena melintasnya anjing, keledai dan wanita. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makna memutuskan shalat pada hadis tersebut adalah sebatas merusak shalat atau mengurangi kekhusyukan shalat saja, tidak dapat dipahami dengan membatalkan shalat. Kemudian kandungan hadis tersebut juga bersifat universal, bahwa tiga hal tersebut, yakni anjing, keledai dan wanita merupakan simbol dari beberapa hal yang dapat mengurangi kekhusyukan shalat. Artinya, pemahaman hadis tersebut tidak hanya sempit pada ketiga hal saja anjing, keledai dan wanita saja yang dapat memutuskan shalat, namun juga meluas pada segala bentuk-bentuk lain yang dapat mengurangi kekhusyukan shalat.
This article review Michael Cook’s thoughts on the early history of the use of isnad. Michael Cook disagrees with the opinions of the hadith scholars who said that the system of isnad only exists in Islam and is not found in other religions. Michael Cook believes that Islam is not the only sole owner of the isnad system. Long before Islam came the system of isnad had been used by previous religions, that is, it had been used by Jews in transmitting Mishnah. Even Michael Cook concluded that Islam had plagiarized the Jewish isnad system. The Islamic isnad system is very closely related to the Jewish isnad system which both have similarities and similarities in many ways. Therefore, Michael Cook believes that the Islamic isnad is a plagiarism of the Jewish isnad system. In this paper, the author explores Cook’s idea which generates two problems, namely what and how are the fundamental ideas (main points) of Michael Cook related to the initial use of isnad? And the second, how is the methodological foundation of Jews in carrying out criticism of isnad? In this study, the authors used a type of qualitative research, or what is known as library research. By using two data sources, namely primary data and secondary data.
أبستراك ڤينيليتييان إيني فوكوس ميڠكاجي ڤوسيسي ڤيميكيران فيمينيس فقـيه الدّين عبد القدير دالام ديياليكتيكا ڤيميكيران إسلام كونتيمڤورير دي إيندونيسييا, فقـيه الدّين عبد القديرأدالاه سالاه ساتو داري سيكييان جملاه چينديكيياوان مسليم إيندونيسييا ياڠ ميمفوكوسكان ديري ڤادا إيسو-إيسو كيأديلان ڬيندير, سوسوك فقـيه الدّين مولإي راماي ديكينال كيتيكا إييا بيرهاسيل مينچيتوسكان ميتودي قراعه مبادله سيباڬاي سوواتو ميتودي ڤينديكاتان دالام مينافسير تيكس-تيكس إسلام ياڠ تيركيسان بيياس ڬيندير. كارينا كيسيرييوسانّۑا دالام إيسو-إيسو ڬيندير, ماكا فقـيه الدّين سيريڠ دي سيبوت سيباڬاي فيمينيس, ليبيه تيڤاتۑا سيباڬاي فيمينيس مسليم. سيچارا أوموم, ڤيميكيران فيمينيس داڤات ديباڬي مينجادي أيمڤات, يإيتو فيمينيس ليبيرال, فيمينيس سوسيياليس, فيمينيس راديكال, دان فيمينيس ڤوست-موديرنيس. سيتيلاه ديتيليتي, ڤيميكيران فقـيه الدّين عبد القدير داڤات ديڤوسيسيكان سيباڬاي فيمينيس مسليم ياڠ بيرچوراك ڤوست-موديرنيس. ڤينيليتييان إيني تيرماسوك جينيس ڤينيليتييان كوواليتاتيف, ديڠان ميڠڬوناكان ريسيت كيڤوستكأن (ليبراري ريسيأرچه. ميتود ڤيڠومڤولان داتا ياڠ ديڬوناكان أدالاه ميتودي دوكومينتاسي, يإيتو ديڠان مينچاري دان ميڠومڤولكان بيبيراڤا ليتيراتور ياڠ بيركإيتان ديڠان تيما ياڠ ديتيليتي. Abstrak Penelitian ini fokus mengkaji posisi pemikiran feminis Faqihuddin Abdul Kodir dalam dialektika pemikiran Islam kontemporer di Indonesia. Faqihuddin Abdul Kodir adalah salah satu dari sekian jumlah cendikiawan Muslim Indonesia yang memfokuskan diri pada isu-isu keadilan gender. Sosok Faqihuddin mulai ramai dikenal ketika ia berhasil mencetuskan metode Qira’ah Mubadalah sebagai suatu metode pendekatan dalam menafsir teks-teks Islam yang terkesan bias gender. Karena keseriusannya dalam isu-isu gender, maka Faqihuddin sering disebut sebagai feminis, lebih tepatnya sebagai feminis Muslim. Secara umum, pemikiran feminis dapat dibagi menjadi empat, yaitu feminis liberal, feminis sosialis, feminis radikal, dan feminis post-modernis. Setelah diteliti, pemikiran Faqihuddin Abdul Kodir dapat diposisikan sebagai feminis muslim yang bercorak post-modernis. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif, dengan menggunakan riset kepustakaan (library research). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi, yaitu dengan mencari dan mengumpulkan beberapa literatur yang berkaitan dengan tema yang diteliti. Abstract This study focuses on examining the position of Faqihuddin Abdul Kodir's feminist thought in the dialectic of contemporary Islamic thought in Indonesia. Faqihuddin Abdul Kodir is one of a number of Indonesian Muslim scholars who focus on gender justice issues. The figure of Faqihuddin became popular when he succeeded in initiating the Qira'ah Mubadalah method as an approach to interpreting Islamic texts that seemed gender biased. Because of his seriousness in gender issues, Faqihuddin is often referred to as a feminist, more precisely a Muslim feminist. In general, feminist thought can be divided into four, namely liberal feminists, socialist feminists, radical feminists, and post-modernist feminists. After researching, Faqihuddin Abdul Kodir's thoughts can be positioned as a Muslim feminist with a post-modernist style. This research is a qualitative research, using library research. The data collection method used is the documentation method, namely by finding and collecting some literature related to the theme under study.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.