Pendahuluan : PPOK adalah gangguan pada paru-paru yang dapat menyebabkan sumbatan pada saluran pernapasan. Meningkatnya angka terjadinya penyakit ini sangat mempengaruhi psikososial penderitanya, hal ini disebabkan karena program pengobatan yang kompleks atau jangka panjang yang dapat menimbulkan masalah ketidakberdayaan. Peran perawat dalam memenuhi kebutuhan Psikososial pasien perlu diterapkan sehingga penulis berencana untuk melakukan pendekatan dengan melakukan proses keperawatan kepada Pasien PPOK dengan masalah keperawatan yaitu Ketidakberdayaan. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendapatkan bagaimana gambaran mengenai tindakan proses keperawatan pada pasien jiwa dengan pasien PPOK dalam pemenuhan kebutuhan Psikososial dalam hal ini masalah Ketidakberdayaan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam melakukan studi kasus dengan jumlah responden 1 pasien adalah wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik. Hasil: pengkajian yang didapat pada pasien Ny. R. usia 77 tahun mengatakan pasien merasa bosan saat dirawat di Rumah Sakit, dengan data objektif menunjukkan TD: 160/90 mmHg, N: 90x/menit, S: 36,6˚c dan RR: 24x/menit, pasien merasa putus asa, ADL pasien dibantu oleh keluarga, pasien tampak mengeluh dengan kondisi yang dialami, pasien terlihat gelisah dan menolak tindakan medis yang diberikan. Diagnosa yang ditegakkan adalah Ketidakberdayaan berhubungan dengan program perawatan/pengobatan yang kompleks atau jangka panjang. 3 hari dilakukan asuhan keperawatan hasil evaluasi yaitu ADL pasien dibantu oleh keluarga, pasien tampak tenang, pasien menerima tindakan medis yang diberikan, dan pasien ditemani oleh anak-anaknya. Kesimpulan: Setelah pasien mendapatkan tindakan keperawatan selama 3 hari, masalah ketidakberdayaan yang dialami pasien Ny. R sudah teratasi. Saran: asuhan keperawatan yang dilakukan di RS tidak hanya secara fisik namun harus secara holistik, dan juga melibatkan keluarga
East Nusa Tengga (NTT) province is a malaria endemic area in Indonesia, according to API data (Annual Paracite Incidence) 2017; NTT province had highest cases of malaria at 5.76% per 1,000 populations. These morbidity rates include pregnant women. Data from the Health Service Office of East Nusa Tenggara Province (NTT) in 2014, malaria reported cases were 13.69% per 1,000 population, in 2015, it decreased to 7.06% per 1,000 population, in 2016, it decreased to 5.78‰ per 1,000 population and in 2017, it decreased to 3.77‰ per 1,000 population. Malaria cases in East Sumba Regency in 2016 were 3964 cases, in 2017, there were 7621 cases and in 2018, there were 1649 cases and 23 cases of malaria in pregnant women. East Sumba has 22 districts, 11 of which had cases of pregnant women with 1.40% positive malaria. The overall objective was to explore possibilities of preventing malaria among pregnant women by testing the correlation among eight variables that are relevant among pregnant women. Analytical research with case control design approach has been used in this study which is an analytical study concerning how risk factors are studied using a retrospective approach. In can be concluded that from 12 variables factors, there are five variables that have a correlation with the incidence of malaria in pregnant women, namely malaria medicine, insecticide-treated mosquito nets, health workers, family support and infrastructure. Between these five factors, the health worker factor is the one that simultaneously influences the incidence of malaria in pregnant women.
Latar Belakang: Antenatal care (ANC) merupakan perawatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang terampil kepada ibu hamil untuk memastikan kesehatan bagi ibu dan janin selama kehamilan. Tujuan ANC adalah mengurangi morbiditas dan mortalitas ibu dan janin baik secara langsung melalui deteksi dan pengobatan komplikasi terkait kehamilan dan tidak tidak langsung melalui peningkatan risiko komplikasi selama persalinan sehingga mendapatkan rujukan yang tepat. ANC bertujuan juga untuk memantau kemajuan proses kehamilan dan memastikan kesehatan pada ibu serta tumbuh kembang janin. Out put/luaran janin dapat dilihat dari berat badan lahir bayi yang dilahirkan.Tujuan: untuk mengetahui hubungan determinan karakteristik ibu dan komponen pelayanan antenatal care (10 T) dengan fetal outcome di Indonesia.Metode: Penelitian ini menganalisis data sekunder hasil Riskesdas 2018. Desain penelitian yang digunakan pada Riskesdas 2018 adalah studi potong lintang (cross sectional). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh sampel Riskesdas 2018 yang berjumlah 38.476 sampel. Kriteria ekslusi pada penelitian ini adalah data terdokumentasi yang tidak tersedia lengkap sesuai dengan variabel penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengajukan permintaan raw data hasil Riskesdas 2018 pada Laboratorium Manajemen data Badan Litbang Kesehatan. Teknik analisis data univariat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Analisis bivariat menggunakan Chi Square untuk mengetahui hubungan determinan karakteristik ibu dan komponen pelayanan antenatal care (10T) dengan Fetal Outcome.Hasil: Terdapat hubungan antara umur ibu, pendidikan dan pekerjaan dengan fetal outcome (p value= 0,01). Terdapat hubungan antara pengukuran tinggi badan (p = 0,000), pengukuran berat badan (p= 0,021), pengukuran lila (p=0,01), pengukuran TFU (p = 0,003), pemeriksaan leopold (p=0,02), pengukuran DJJ (p=0,000), pemberian imunisasi TT (p=0,002), pemberian Tablet tambah darah (p = 0,000) dan pemeriksaan laboratorium (p=0,000) dengan fetal outcome di Indonesia. Komponen pelayanan ANC yang tidak berhubungan dengan fetal outcome adalah pengukuran tekanan darah (p=0,122) dan pelaksaan temu wicara/konseling (p=0,872).Kesimpulan: Terdapat hubungan antara umur, pendidikan dan pekerjaan, pengukuran tinggi badan, berat badan, pengukuran LILA, pengukuran TFU, pengukuran leopold, pengukuran DJJ, imunisasi TT, pemberian tablet tambah darah dan pemeriksaan laboratorium dengan fetal outcome.Saran: Ibu hamil agar memeriksaan kehamilan di fasilitas kesehatan minimal 6 kali kunjungan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan yang berkualitas. Kata Kunci : ANC, Determinan Ibu, Fetal outcome ABSTRACT Background: Antenatal care (ANC) is treatment provided by professional health workers to pregnant women to ensure the health of the mother and fetus during pregnancy. The aim of ANC is to reduce maternal and fetal morbidity and mortality both directly through the detection and treatment of pregnancy-related complications and indirectly through increasing the risk of complications during delivery so as to obtain appropriate referrals. ANC also aims to monitor the progress of the pregnancy process and ensure the health of the mother and the growth and development of the fetus. Fetal output can be seen from the birth weight of the baby being born.Purpose: This study aims to determine the relationship between determinants of maternal characteristics and components of antenatal care services (10 T) with fetal outcome in Indonesia.Results: There is a relationship between maternal age, education and occupation with fetal outcome (p value = 0.01). There is a relationship between height measurement (p= 0.000), weight measurement (p= 0.021), lilac measurement (p= 0.01), TFU measurement (p= 0.003), Leopold’s examination (p= 0.02), measurement of FHR (p= 0.000), TT immunization (p = 0.002), administration of blood-added tablets (p = 0.000) and laboratory examination (p= 0.000) with fetal outcome in Indonesia. Components of ANC services that were not related to fetal outcome were blood pressure measurement (p= 0.122) and conduct of speech/counseling meetings (p= 0.872).Conclusion: There is a relationship between age, education and occupation measurement of height, weight, Circumference measurement, Fundal Height measurement, Leopold’s maneuvers, FHR measurement, TT immunization, administration of blood-added tablets and laboratory examination with fetal outcome.Suggestion: Pregnant women are required to have a pregnancy check-up at a health facility at least 6 times to get a quality pregnancy check-up. Keywords: ANC, Determinants of Mother, Fetal Outcome
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.