ABSTRAKPada saat ini masih banyak masyarakat yang tidak peduli terhadap apa yang mereka makan, baik dewasa maupun anak-anak. Bagi masyarakat, hal terpenting dari makanan adalah rasa yang enak, porsi yang banyak, dan harga yang pas. Masyarakat khususnya anak anak cenderung membeli makanan tanpa memperhatikan kebersihannya. Sehingga sering terjadi mereka menjadi korban dari jajanan yang tidak sehat. Hal ini terjadi karena minimnya pengetahuan tentang bagaimana mengenali jajanan yang aman. Jajanan anak sekolah yang kurang terjamin kesehatannya dapat menyebabkan keracunan, gangguan pencernaan, dan jika berlangsung lama akan menyebabkan status gizi yang buruk. Berdasarkan survei Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia tahun 2014, masih banyak diemukan jajanan sekolah yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Hal ini tentunya sangat memprihatinkan, sebab makanan bukan hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada tubuh, melainkan kandungan gizi yang baik dari segi kuantitas maupun kualitas diperlukan agar tumbuh kembang anak dapat optimal. Metode yang digunakan adalah penyuluhan yang diadakan SDN Jati III Kecamatan Tarogong Kaler. Hasil dari kegiatan ini didapatkan adanya peningkatan rata-rata nilai pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan. Hasil pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan dapat menghasilkan siswa siswi yang memiliki pengetahuan tentang bahaya jajanan yang tidak sehat. Hasil pengabdian ini diharapkan akan menjadi modal dasar dalam pembentukan perilaku hidup bersih dan sehat di tatanan sekolah, sehingga terwujud generasi yang sehat dan kuat. Kata kunci: Jajanan tidak sehat, Siswa SD, penyuluhan
Kegiatan PPM ini dilatarbelakangi dengan tingginya penyakit tidak menular seperti hipertensi dan diabetes melitus (DM). Keadaan seperti ini akibat adanya pergeseran pola penyakit, dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Konsep transisi epidemiologi tersebut menggambarkan adanya kecenderungan dominasi penyakit degenaritif yang sangat di tentukan oleh perilaku masyarakat. Perilaku masyarakat yang sangat tepat untuk mengatasi penyakit degeneratif ini adalah dengan melaksanakan PHBS. Dalam kegiatan survey yang dilaksanakan di RW 02 Kelurahan Jayawaras oleh mahasiswa profesi menunjukan banyak masyarakat yang menderita penyakit hipertensi dan diabetes melitus. Tujuan dalam kegiatan PPM ini diharapkan adanya gerakan masyarakat untuk mencegah penyakit tidak menular (PTM) khususnys penyakit hipertensi dan diabetes melitus. Metoda pelaksanaan PPM yang dilakukan diawali dengan persiapan sosial dengan melakukan pendekatan pada pihak terkait, baik lintas program maupun lintas sektoral. Kemudian melakukan serangkaian kegiatan upaya pencegahan PTM dengan thema BERAKSI CEGAH PTM. Kegiatan ini disepakati oleh seluruh masyarakat melalui musyawarah masyarakat kelurahan. Namun saat kegiatan sedang berjalan terjadi beberapa perubahan strategi pelaksanaan karena adanya pandemi covid 19. Hasil kegiatan tidak seluruhnya bisa diikuti seluruh masyarakat karena metoda yang digunakan sebagian menggunakan metode daring. Kegiatan senam hipertensi dan pemeriksaan kesehatan diikuti oleh sebagian warga masyarakat sedangkan pendidikan kesehatan diikuti oleh ketua RT, RW dan kader kesehatan. Hasil pengabdian ini diharapkan akan menjadi kebiasaan yang baik dari seluruh masyarakat terutama dalam menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat sehingga dapat tercegah dari penyakit tidak menular.
Pelaksanaan PHBS sebagai awal terbentuknya RW sehat adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sendiri sehingga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan. Cakupan rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat di Jawa Barat berdasarkan data yang diperoleh dari profil data kesehatan Indonesia tahun 2014 yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan sebesar 51,40 %, dari 3.178.032 rumah tangga yang dipantau (Kemenkes RI, 2014). Posisi Jawa Barat berada pada nomor 12 dari 33 provinsi di Indonesia. Apabila kita amati angka tersebut ternyata angka jumlah rumah tangga di Jawa Barat yang melaksanakan PHBS jumlahnya dibawah angka nasional (56,58 %). Belum dilaksanakannya PHBS pada masyarakat Garut salah satunya ditentukan oleh rendahnya pengetahuan masyarakat tentang PHBS. Upaya peningkatan pengetahuan tersebut perlu dilakukan melalui berbagai cara salah satunya pelatihan kader kesehatan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk peningkatan pengetahuan kader kesehatan dalam memahami PHBS Rumah Tangga sebagai awal terbentuknya RW sehat. Metoda pelaksanaan Program Pengabdian Masyarakat ini adalah pelatihan kader kesehatan tentang PHBS melalui sosialisasi RW sehat dengan jumlah kader yang hadir sebanyak 25 orang. Kegiatan dimulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, hingga penyusunan laporan. Hasil kegiatan berdasarkan uji analisis wilcoxon ada perubahan signifikan dalam pengetahuan (Z--4.298) dengan rata pre test 46,2 (SD.8,57)) dan post test 67.3 (SD 9,59). Kesimpulan. Pelaksanaan kegiatan mendapat apresiasi dari seluruh kader kesehatan dan aparat pemerintah yang hadir. Kata kunci : Pelatihan, kader kesehatan, PHBS, RW Sehat.
ABSTRAK Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja di lingkungan kerja. kerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan, karena dampak kecelakaan dan penyakit kerja tidak hanya merugikan karyawan, tetapi juga perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Potensi bahaya akan selalu timbul pada saat seseorang yang melakukan pekerjaan. Potensi bahaya tersebut dapat berasal dari sifat pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja, mesin yang digunakan oleh pekerja, lingkungan kerja dari pekerja, proses produksi, dan cara kerja pekerja. Tujuan pengabdian untuk menjelaskan tentang kesehatan dan keselamatan kerja khususnya ergonomi dalam pelaksanaan pekerjaan di home industry. Metode kegiatan promosi kesehatan dilakukan dengan pemberian pendidikan kesehatan melalui virtual menggunakan platform Whatsapp Group Chat dengan metode ceramah, Tanya jawab, diskusi dan demonstrasi. Hasil Rekapitulasi data Pengkajian Kebutuhan Belajar Jumlah audience : 36 orang, Audience terdiri dari para pekerja dari seluruh bagian dalam proses pembuatan Cuttond Buds. Saat sesi pematerian berjalan dengan lancar dan peserta tampak fokus dan menyaimak apa yang sedang dipresentasikan. Setelah materi selesai disampaikan, dilanjut dengan penayangan video tentang pengaturan posisi yang baik dan benar pada saat bekerja yang disertai dengan gerakan peregangan dan selanjutnya sesi tanya jawab yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perubahan pekerja dari yang sebelumnya dan sesudahnya diberikan penkes. Kesimpulan didapatkan bahwa kebutuhan belajar pekerja di home industy cuttond bud, meliputi kebutuhan belajar perceived needs, unperceived needs, dan misperceived needs. Pada proses pelaksanaan penyuluhan; para pekerja, terlihat antusias saat pemberian materi berlangsung. Kegiatan penyuluhan berjalan kondusif karena peserta menyimak materi yang disampaikan dengan baik. Kata Kunci: Ergonomi, Home Industri, Keselamatan dan Kesehatan Kerja ABSTRACT The application of occupational safety and health is very important as an effort to prevent work accidents in the work environment. Work is important for the company, because the impact of accidents and occupational diseases is not only detrimental to employees, but also to the company, either directly or indirectly. Potential danger will always arise when someone is doing the job. The potential hazards can come from the nature of the work done by workers, the machines used by workers, the work environment of workers, the production process, and the way workers work. The purpose of this service is to explain occupational health and safety, especially ergonomics in the implementation of work in the home industry. The method of health promotion activities is carried out by providing virtual health education using the Whatsapp Group Chat platform with the methods of lectures, questions and answers, discussions, and demonstrations. Results of the Learning Needs Assessment data recapitulation Audience number: 36 people. The audience consists of workers from all parts of the process of making cotton buds. When the presentation session went smoothly and the participants seemed focused and listening to what was being presented. After the material has been delivered, it is followed up with a video showing about setting a good and correct position at work accompanied by stretching movements and then a question and answer session which aims to find out the extent to which workers have changed from those previously and afterward given the Health Center. The conclusion is that the learning needs of workers at home industrial cotton buds include learning needs, perceived needs, unperceived needs, and misperceived needs. In the extension process; the workers, looked enthusiastic when the materials were given. The extension activity was conducive because the participants listened well to the material presented. Keywords: Ergonomics, Home Industry, Occupational Safety, and Health
Saat ini seluruh negara disibukkan dengan masalah kesehatan masyarakat yaitu pandemi Covid-19. Data akhir tahun 2020 melaporkan bahwa kasus terus meningkat di seluruh dunia. Demikian juga di Indonesia di mana kasus terus naik dan Jawa Barat termasuk provinsi dengan kasus terbanyak. Haurpanggung salah satu desa di Kabupaten Garut merupakan daerah yang memiliki potensi tinggi penularan Covid-19. Hasil survei menunjukkan masih banyak masyarakat Haurpanggung yang mengabaikan protokol kesehatan. Selain itu, terdapat tiga area publik seperti pasar, terminal, dan sarana olahraga yang memungkinkan menjadi sumber penularan Covid-19. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, persepsi, sikap, dan perilaku tokoh masyarakat dalam pencegahan Covid-19 di Desa Haurpanggung. Metode kegiatan adalah analitik kuantitatif dengan jenis metode menggunakan one group pretest and postest tanpa kelompok pembanding. Uji statistik yang digunakan yaitu uji t dependen (paired t test). Populasinya adalah tokoh masyarakat sebagai mitra kuliah kerja nyata mahasiswa Universitas Padjadjaran yang berjumlah 40 orang. Hasil kegiatan menunjukan, sebelum dilakukan edukasi secara daring, nilai pengetahuan terendah sebesar 6 poin dan setelah dilakukan edukasi meningkat menjadi 9,9 poin. Nilai persespsi dari 25 poin meningkat menjadi 33 poin. Sikap meningkat dari 25 menjadi 36 dan perilaku meningkat dari 21 menjadi 27 poin. Hasil tersebut merupakan potensi yang strategis untuk pencegahan Covid-19. Kesimpulan yang dapat diambil adalah terdapat pengaruh edukasi daring tentang pencegahan Covid-19 terhadap peningkatan pengetahuan, persepsi, sikap, dan perilaku tokoh masyarakat di Desa Haurpanggung.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.